67

1.2K 200 38
                                    


Tanpa sadar,Rose mengigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangannya.Ia seperti orang yang tengah dihadapkan pada hukuman cambuk di hadapan publik.

Perlahan kumpulan anak buah Franzs di depan mulai terbagi menjadi 2 kelompok.Kelompok sebelah kiri langsung berbaris dan mendapatkan masing masing 1 koper berisi uang yang entah berapa jumlahnya.Namun Rose yakin jumlahnya tidak sedikit.

Setelah kurang lebih separuh dari orang orang itu pergi dengan koper berisi uang,Jimin maju kedepan untuk menghadapi sisa orang orang yang berarti ingin menentang dirinya dalam pertarungan.

Rose menghela napas panjang.Ia tidak yakin apakah ia siap melihat hal seperti ini langsung dihadapannya.

Jimin mulai melawan barisan orang orang itu satu persatu.Bagaimanapun orang orang itu adalah anggota mafia.Beberapa dari mereka telah berpengalaman lebih lama menjadi anggota mafia dibanding Jimin.Beberapa dari mereka mempunyai badan yang jauh lebih besar dari Jimin.

Rose berkali kali meringis sambil menutup matanya saat Jimin menerima pukulan atau tendangan di tubuhnya.Dalam waktu singkat,darah sudah mulai terlihat di tubuh juga wajahnya.

Rose terkesiap saat seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"Kau tidak perlu khawatir.Sejauh ini,aku belum pernah melihat ada mafia yang bisa berkelahi lebih baik dari suamimu"

Rose menatap Michael yang sebelumnya tidak pernah mengatakan hal yang enak didengar seperti ini.

"A-apa menurutmu Jimin bisa melewati semua ini?"

"Mungkin Jimin adalah orang dengan alasan untuk bertahan paling besar di tempatnya ini.Ia pasti bisa melewatinya"

*****
1 jam sudah berlalu.Dan selama itu benar benar dihabiskan Jimin untuk berkelahi dengan anak buah yang kecewa dengan keputusan Jimin menyingkirkan Franzs.Bahkam seorang athlete pun akan kehabisan stamina jika harus bertarung selama ini.

Rose mencoba menghitung orang orang dalam barisan yang masih menunggu giliran mereka.Ada 46 orang lagi di sana.Sementara itu Jimin sudah terengah engah dan bahkan sulit untuk berdiri tegak seperti semula.

Rose memutuskan untuk berlari ke tengah tengah area pertarungan dan memeluk Jimin erat erat.

"Hentikan!Aku mohon hentikan semua ini!!"pekiknya histeris.

Jimin membalas pelukan Rose sambil terhuyung ke belakang.

"Apa yang sedang kau lakukan?? Bagaimana jika kau terluka?!"ujar Rose sambil mempererat pelukannya.

"Aku tidak ingin melihatmu lebih terluka lagi dari ini.Kau ini buka  robot,mana bisa kau melawan ratusan orang ini sendirian?"

Rose berbalik dan menghadap pada 46 orang itu.

"Aku tahu kenapa kalian melakukan ini.Aku mengerti kemarahan dan kekecewaan kalian terhadap apa  yang dilakukan Jimin pada bos kalian!Jimin melakukannya karena ia tidak punya pilihan lain.Franzs tidak memberinya jalan lain!Ia harus berpisah dengan orang orang yang ia cintai dan melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan batinnya!Ia tidak bisa menolak ataupun bernegosiasi! Walaupun begitu,aku yakin Jimin adalah orang yang bertanggungjawab!Ia akan memimpin kalian mencapai sesuatu yang lebih baik.Apa kalian tidak lelah menjalani hidup sebagai kriminal dengan puluhan aksi ilegal?Jimin ingin membuktikan bahwa kalian masih bisa mencapai kesejahteraan dengan cara cara legal!Ia ingin memperlihatkan cara kerja mafia modern!Apa kalian tidak bisa memberinya waktu untuk membuktikannya lebih dulu?"

Jimin menarik tangan Rose dengan lembut.

"Sejak kapan kau pemberani seperti ini?"bisik Jimin sambil mengecup kening Rose.

Rose berusaha menopang tubuh Jimin yang jelas jelas sudah kelelahan itu.

"Aku harus menyelesaikan apa yang aku mulai,Rose.Agar aku bisa memulai lembaran baru"

Rose menarik ujung baju Jimin sambil berkata serius,

"Kau tidak bisa memulai apapun jika kau mati disini! Lagipula aku adalah bagian dari lembaran baru yang kau inginkan bukan?Aku juga berhak melakukan sesuatu untuk masa depan kita selain menunggu seperti orang bodoh!"

Salah satu dari puluhan orang dihadapan mereka maju kedepan.Dengan jarak kurang lebih 5 meter darinya,pria itu berkata,

"Mata untuk mata,nyawa dibayar nyawa.Jimin telah merenggut nyawa bos kami,maka urusan ini hanya bisa selesai jika nyawanya hilang!"

Pria itu mengeluarkan pistol di balik jasnya dan mengarahkannya ke arah Jimin.Spontan Rose langsung memeluk Jimin seerat yang ia bisa.

Ia ingat jika ia mendengar bunyi letusan senjata.Namun ia tidak mengingat hal lain lagi.Ia tidak merasakan sakit yang selama ini ia bayangkan akan terasa luar biasa jika ia terkena jika ia terkena tembakan dari senjata apa seperti itu.

Ia hanya ingat wajah Jimin yang berubah ketakutan seperti seseorang yang baru saja berhadapan dengan kematian.

****
Jimin menangkap Rose yang jatuh tak sadarkan diri setelah menerima tembakkan di pundaknya.

Anak buah lainnya yang tadinya hanya berdiri menonton di belakang sontak langsung menyerang gerombolan anak buah yang berani berani mengeluarkan senjata api di pertarungan tanpa senjata seperti ini.

Hanya butuh 5 menit untuk melumpuhkan anak buah yang mengeluarkan senjata api dan benar benar menembakkannya ke arah Jimin.

Namun Jimin sama sekali tidak peduli dengan hal itu.Ia bahkan tidak peduli jika orang itu menembakkan lagi senjata api itu dan mengenai dirinya.

Bagaimanapun juga, mimpi buruknya sudah terjadi.Rose tertembak menggantikan dirinya.Bukan hanya Rose tapi juga buah hatinya yang ada didalam.Dan tidak ada hal lain yang lebih ia takuti di dunia ini selain ini.

"R-rose..aku mohon,kau harus bertahan!"seru Jimin memohon sambil memeluk wanita itu seerat yang ia bisa.Darah segar mulai mengalir dari pundaknya dan membasahi dan menembus pakaian Rose hingga terasa di tangan Jimin.

"Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang!!"seru Michael tak kalah panik.

Jimin mengangguk sambil mengangkat Rose dengan kedua tangannya dan berlari sekencang yang ia bisa ke arah mobil.

****
"Apa yang harus kita lakukan dengan orang ini?"ujar Michael, menanyakan nasib anak buah yang menembakkan senjatanya ke arah Rose.

Jimin masih duduk di ruang operasi.Pikirannya kosong.

"Aku akan memikirkannya setelah Rose melewati semua ini,namun jika sesuatu terjadi pada Rose juga anakku,maka orang itu akan mati bersamaku"jawab Jimin dengan tatapan kosong.






CONTINUE~

Sad or happy ending?

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang