31

1.8K 271 36
                                    

Ketukan di pintu kamar Jimin terdengar dipagi harinya.Dengan suara serak,Jimin menjawab,

"Jangan ganggu.Aku masih mau tidur"

"Baiklah!"seru anak buahnya dari luar.

Jimin menoleh kearah istrinya yang masih terlelap layaknya bayi.Wanita itu hanya berbalut selimut dan meringkuk seperti seekor kucing disebelahnya.Jimin tidak berani bergerak,takut akan membangunkannya nanti.

Ia tersenyum kearah Rose.Semalam adalah hal yang tidak pernah akan ia lupakan.

Rose akhirnya membuka matanya dan menguap lebar.

"Selamat pagi"sapa Jimin sambil tersenyum.

Rose menatapnya sejenak dan baru teringat ia tidak mengenakan sehelai benagpun sekarang.Segera wanita itu menarik selimutnya hingga ke batas leher lalu bergeser sejauh mungkin dari Jimin.

"Kenapa tidak membangunkan ku"

"Kau terlihat sangat nyenyak tidur,jadi aku tidak mau membangunkanmu.Lagi pula...pemandangan pagi ini sangat indah"ujar Jimin lalu menuruni kasur tanpa mengenakan apa apa dan berjalan santai menuju kamar mandi.

Rose menatap pemandangan itu dengan mulut setengah terbuka.Bagaimana mungkin pria itu bisa bersikap sesantai itu.

Setelah pintu kamar mandi tertutup,Rose menyempatkan waktu sebaik baiknya untuk mengenakan kembali pakaiannya dan merapikan rambutnya yang telah berantakan.

Tidak lama setelahnya,Jimin keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk di pinggangnya.

"Kau tidak berpikir untuk masuk kerja hari ini?"

Rose buru buru menggelengkan kepalanya.

"Aku diberi waktu 2 hari untuk beristirahat saja"

Jimin mengangguk lalu berjalan menghampiri Rose dan memegang kedua tangannya.

"Mau aku temani seharian ini?"

Rose menggeleng,"Jangan pedulikan aku,kau urus saja pekerjaan mu"

"Jangan memintaku untuk tidak mempedulikanmu,kau tahu itu mustahil"

******

Rose menghabiskan harinya dengan bersantai,berendam  selama yang ia inginkan,juga menonton rancangan televisi kegemarannya.

Suara ketukan pintu terdengar membuat Rose berdiri lalu membukakan pintunya.

"Papamu datang,dia terlihat seperti sedang marah"

Rose bingung.Papanya datang?Rasanya aneh jika papanya datang tanpa memberi kabar padanya dulu.Rose buru buru berlari keluar.Perasaannya sekarang tidak enak.

******
David diruang keluarga rumah Jimin.Sejak menginjakkan kaki ke rumah megah ini perasaanya memang sudah buruk.Melihat begitu banyak pria berbadan kekar berjaga di setiap ruangan rumah ini membuat David semakin yakin apa yang Cavin katakan padanya benar.Putrinya sedang bersama dengan pria yang berbahaya.

Rose menghampiri papanya dengan wajah panik.

"Pa,apa yang papa lakukan disini!Kenapa tidak mengabariku dulu?"

David segera memeluk putrinya itu erat.

"Rose,ayo kita pergi dari sini!Papa tidak mengijinkan mu tinggal seatap dengan kriminal sepertinya!"

David menarik tangan milik Rose menuju pintu utama,tapi Jimin tiba tiba datang dan menghadang pintu itu.

Langkah mereka terhenti melihat Jimin yang tiba tiba muncul bersama anak buahnya yang ada dibelakang.

"Selamat siang,pa"sapa Jimin sambil tersenyum.

"Aku bukan papamu!Aku akan membawa putriku pergi dari sarang kriminal sepertimu!"seru David penuh amarah.

Jimin menarik paksa tangan Rose sehingga terlepas dari genggaman papanya.Sekarang Rose berdiri dibelakang Jimin.

"Maaf,tapi aku tidak bisa membiarkanmu membawa Rose keluar dari sini"ujar Jimin tegas.

David menatap Jimin dan Rose secara bergantian dengan tatapan kesal bercampur kecewa.

"Rose,kenapa kau menipu papamu sendiri hah!Kau mengatakan jika dia pria yang baik baik tapi sebenarnya dia ini seorang kriminal!"

"Papa,aku mohon kita bicarakan baik baik"ucap Rose memelas.Ia tidak tau harus berbuat apa lagi.

*****
Rose duduk disamping Jimin,di hadapan mereka ada papanya yang sedang duduk dengan wajah yang sama saja seperti awal papanya datang kesini.

Seorang wanita paru baya datang membawa tiga cawan teh.

"Suruh Taehyung untuk membawa semua anak buahku pergi.Biarkan kami bicara"

Wanita paru baya itu menggangguk lalu pergi.

"Dari mana papa tau semua ini?"

"Cavin.Dia datang menemui papa kemarin dan menceritakan semuanya.Papa awalnya papa tidak percaya tapi papa sadar papa melakukan ini untukmu!"

Rahang Jimin mengeras.Di otaknya ia sudah menyusun rencana rencana supaya pria bernama Cavin itu lenyap dari dunia.

"Aku tidak tau apa yang pria itu katakan pada papa,tapi Cavin tidak mengenal Jimin seperti aku mengenalnya!Aku menikah dengan Jimin atas kemahuanku sendiri"

"Mana mungkin kau mahu menikah dengan pria seperti dirinya!Kau sudah gila!"

"Apa papa harus bicara seperti itu?Papa tidak tau Jimin sudah menyelamatkan nyawaku berkali kali!Bahkan mungkin aku sudah mati tertembak dulu jika saja Jimin tidak menyelamatkan ku"

"Cepat atau lambat pria ini akan menghancurkan hidupmu,Rose!"

"A-aku mencintainya,papa.Aku yang memaksanya menikah denganku"

Bukan hanya papanya yang terkejut,Jimin juga ikut terkejut mendengar apa yang Rose katakan.

"Papa ingat waktu di rumah sakit waktu itu,Jimin yang menanggung semuanya.Aku patut bersyukur Jimin mau menikah denganku.Terlepas dari masa laluku sebagai anak orang kaya,pria pria sempurna mana yang papa harapkan untuk menikah denganku?Aku lebih dulu yang mencintai Jimin dan memaksanya menikah denganku"

David bangkit dari duduknya lalu tiba tiba menampar pipi Rose.Ia tidak menyangka putrinya akan mengucapkan kalimat seperti itu.

Jimin bangkit lalu segera memeluk Rose yang bahkan sudah hampir menangis.Suami mana yang tidak marah jika istrinya ditampar bahkan didepan mata sendiri?

"Jika papa kemarin hanya untuk memukul istriku,maka aku tidak bisa membiarkan papa berlama lama disini"seru Jimin.Tatapannya berubah menjadi dingin.

Rose buru buru memegang hujung kemeja Jimin.

"Papa,aku sudah bahagia bersama Jimin"ujar Rose yang kini sudah mengahadap papanya.

"Jika begitu papa ingin kau pilih siapa yang lebih kau cintai,pria ini atau papamu sendiri"






CONTINUE~

Gak ending,canda doang✌🏻

Papanya Rosie mau pisahin Jimin ama istrinya,gimana ni🤧

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang