Malam itu mendadak menjadi malam terakhir untuk Rose bersama Jimin setelah ia memutuskan untuk kembali dan menemui papanyaMereka menginap di villa perkebunan anggur.Jendela utama di villa tersebut besar dan jika dibuka,maka bintang dan bulan akan terlihat jelas di atas kepala mereka.
Suasana juga moment ini terasa begitu magical buat Rose.
Tidak lama Jimin keluar dari kamar mandi dan hanya bertelanjang dada.Ia mengambil 1 gelas wine di atas meja dan menuju ke arah Rose.
"Fresh wine"ujarnya membuat Rose menoleh padanya.
"Aku juga mau"seru Rose menatap gelas wine yang dipegang Jimin.
Jimin hanya menggeleng kepala singkat.Rose menghela napasnya kasar.
"Aku seringkali kasihan padamu Jimin"
"Kasihan?Kau orang pertama yang mengatakan itu padaku"
"Kau melalui terlalu banyak hal liar dan berbahaya, padahal kau baru saja berusia 26 tahun.Kebanyakan orang yang berumur seperti itu,masih sibuk bermain main dengan karir mereka atau sibuk bertengkar dengan kekasihnya"
"Kenapa?Kau juga ingin hubungan kita diwarnai dengan pertengkaran seperti orang orang normal lainnya?"
"Aku berharap kita hanya sibuk dengan pertengkaran tak penting seperti itu saja,dan bukannya memusingkan kelangsungan hidup masing masing seperti sekarang"tukas Rose.
"Wanita seperti mungkin tidak akan pernah jatuh cinta pada pria normal,Rose"balas Jimin sambil menahan tawa.
"Apa kau bilang???"
"Aku rasa,mungkin alam bawah sadarmu menginginkan pria abnormal,pria yang selalu membuatmu waspada dan berdebar,pria normal mungkin tidak akan pernah bisa memuaskanmu sepertiku"bisik Jimin tepat di telinga Rose.
Wajah Rose sontak berubah semerah tomat.
"Mungkin perkataan mu ada benarnya juga"
"Terima kasih karena sudah mencintai ku,Rose"
"Tidak sulit untuk mencintai pria sepertimu,aku rasa aku malah yang--"
"Butuh lebih dari sekedar ketertarikan untuk jatuh cinta padaku.Tidak peduli apa keputusan mu setelah ini,aku akan terus berterima kasih karena kau sudah mencintai ku sedalam ini"
Rose langsung memeluk Jimin dari samping.Rasanya ia tidak ingin pagi segera tiba.Ia ingin malam berlangsung selamanya dengan dirinya memeluk pria yang ia cintai.
****
"Apa kau perlu berlebihan seperti ini?"tanya Rose untuk yang kesekian kalinya.Ia berada di bandara pada saat ini.Jimin mengantarnya sampai ke bandara,namun pria itu memerintahkan 5 orang anak buahnya untuk mengantar Rose sampai tiba di tujuannya."Kita tidak tahu apakah ada yang mengetahui kedatangan mu ke tempat Franzs,aku tidak ingin mengambil resiko apapun tentang mu"ujar Jimin.Ia sudah memberi arahan pada kelima anak buahnya supaya tidak beranjak sedikitpun dari sisi Rose.
"Siapa yang tertarik untuk melukai ku? Aku hanya wanita biasa!"
"Kau bukan lagi wanita biasa saat mereka mengetahui kalau kau adalah istriku"ujar Jimin.Kalimatnya terdengar begitu serius hingga Rose tidak membantah lagi.
"Aku akan menghubungi mu lagi apabila aku sampai"
Jimin mengangguk.
"Aku akan mendukung apapun keputusan mu"
"Aku mohon jangan terlibat dalam hal apapun yang membahayakan nyawamu"
"Aku khawatir hal tersebut tidak semata mata bergantung pada keputusan ku,Rose"
"Jika begitu berjanji padaku, apapun yang terjadi,kau tidak akan terluka"seru Rose.Ia paling benci dengan situasi tidak pasti seperti ini, apalagi ketidakpastian terhadap nyawa seseorang.
"Tenang saja,aku punya 17.000 anak buah yang akan melindungi ku,kau pikir aku akan mati semudah itu?"
Rose tersenyum getir.Sepertinya lama kelamaan ia sudah terbiasa mendengar candaan seperti itu dan bahkan terhibur mendengarnya.
*****
Rose mengenakan kaca mata hitam dan topi yang ia tarik sampai menutupi separuh penglihatan nya.Kedatangannya di bandara tidak pernah begitu menarik perhatian seperti ini.Dan ia tahu jelas apa penyebabnya.Apalagi kalau bukan 5 anak buah Jimin yang benar benar tidak memberikan jarak darinya.Kelimanya berjalan dibelakang Rose dengan jas hitam mereka.Tingkah laku mereka yang seolah olah akan ada bom yang akan dilemparkan jika mereka mendekat ke arah Rose."Aku rasa kalian bisa pergi.Jimin bilang kalian hanya perlu mengantarku sampai ke bandara dan sekarang kita disini!"
"Tuan Jimin berkata supaya berada didekat mu sehingga kami benar benar percaya kau selamat"
"Jadi apa yang membuat kalian percaya dengan itu?"
Salah seorang dari mereka mengulurkan tangannya, mempersilakan Rose untuk melanjutkan langkahnya.
Didepan pintu bandara,sebuah Mercedes benz telah menunggu mereka.
Rose dan 5 pria itu meluncur sampai ke apartemen milik Rose.3 orang dari mereka turun dahulu dan entah melakukan apa selama 30 menit sebelum akhirnya Rose diizinkan turun dari mobil dan pergi ke dalam apartemen nya.
"Jadi.. kalian bisa pergi sekarang?"
"Baiklah"
Setelah mobil mereka sudah tidak terlihat,Rose menghela napas panjang.Sepertinya ia harus membiasakan diri dengan semua hal baru ini.
*****
Franzs menghirup cerutu di tangannya dan menghembuskan asapnya ke luar jendela.Ia suka merokok,namun ia tidak suka kamarnya dipenuhi asap rokok."Wanita itu sudah kembali ke Korea"lapor salah satu anak buahnya.
"Namun jelas tidak kembali untuk selamanya"
"Anda tidak ingin wanita itu bersama Jimin?"tanya anak buahnya dengan bingung.
Sebelum ini,bos besarnya sama sekali tidak peduli dengan wanita yang ada dalam kehidupan anak buahnya sekalipun,namun ia terlihat begitu peduli dengan wanita yang ada di sisi Jimin.
"Semua orang punya titik lemah,dan tidak perlu orang pintar untuk melihat jika titik lemah Jimin ada di wanita itu"
"Jadi anda ingin--"
"Pastikan kau melihat semua pergerakan wanita itu, apabila ia memutuskan untuk mendampingi Jimin,maka jalankan rencana A"
"Baik,tuan!"
Franzs melanjutkan kegiatan menghisap cerutunya sambil menatap ke taman luas lewat jendela kamarnya.
"Aku tidak ingin penerus ku mempunyai titik lemah.Jimin,aku akan menjadikanmu penerus tanpa mempunyai titik lemah"ujar Franzs tersenyum penuh arti.
Terlalu jatuh dalam pikirannya,pria paruh baya itu bahkan tidak sadar ada yang mendengar di balik pintu kamarnya.Sosok itu mengepalkan tangannya dengan kilatan amarah di matanya.
•
•
•
•
•
CONTINUE~Apa yang akan terjadi selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...