Ada 2 perkataan yang tepat mendeskripsikan kediaman Franzs Leonard.Megah dan menakutkan.
Megah karena ukurannya yang di luar batas normal sebuah rumah.Menakutkan karena suasana interior rumah yang begitu gelap dan begitu banyaknya penjaga yang lebih terlihat seperti sebuah patung.Tidak bergerak sama sekali.
Untung saja Jimin cukup prihatin dengan raut wajah Rose yang terlihat shock dan mengajak wanita itu ke kamarnya untuk menenangkan diri.
"Kita masih punya 2 jam lagi sebelum waktu makan malam,kita diam disini saja"ujar Jimin lalu menutup rapat pintu kamarnya.Rose akhirnya bisa bernapas normal lagi.
"Rumah ini besar sekali!!"seru Rose.
"Ya, sebenarnya tempat ini lebih tepat disebut kastil daripada rumah.Biasanya tempat semacam ini adalah tempat tinggal keluarga besar,dihuni oleh beberapa keluarga sekaligus.Hanya saja hubungan di antara Franzs dan kedua putranya tidak baik,jadi mereka tidak tingg disini"
"Pria itu punya 2 orang putra?Jika begitu ia tidak perlu menunjukmu sebagai penerusnya bukan?Ia punya lebih dari cukup penerus untuk ditunjuk!"ujar Rose,ia tidak bisa menutupi kekesalan nya.
"Putra pertama Franzs pernah mencoba membunuh Franzs sendiri, sedangkan putra keduanya hanya menginginkan harta warisan Franzs,bisa dibilang ia tidak punya pilihan lain sebanyak itu untuk menunjuk penerus"
Rose bengong mendengar rangkuman yang baru saja dikatakan Jimin.
"Putranya sendiri pernah berusaha membunuhnya? Apakah itu wajar?"
Jimin mengangguk.
"Didalam dunia mafia seperti ini, membunuh merupakan hal yang biasa"
"Hal menggerikan apa yang kalian lakukan saja,Jimin?"tanya Rose.
"Penyeludupan senjata, perencanaan pembunuhan,semacam itulah"
"Dan kau akan melakukan hal semacam itu juga apabila menjadi penerusnya?Kau tidak punya pilihan lain selain melakukan itu semua?"
Jimin duduk di sudut tempat tidurnya sambil tersenyum sendu.
"Semua hal menggerikan itu, terkadang terasa normal bagiku.Tubuhku, refleks yang kumiliki,semua mendukung untuk melakukan hal hal semacam itu, satunya anomali dalam hidupku adalah saat aku jatuh cinta padamu"
"Dan tujuan mu membawaku kemari dan menunjukkan semua ini adalah..."
"Berada disampingku berarti menyadari penuh jika hidupmu sentiasa ada dalam bahaya,kau tidak lagi bisa menjalani hidup seperti orang normal lagi,kau harus membiasakan diri dengan semua kegilaan dan hal menggerikan yang menyambut mu sejak tadi.Aku ingin kau mempertimbangkan itu"
"Kau ingin aku meninggalkan mu?"
"Aku ingin kau bahagia!Dan hanya kaulah yang berhak menentukan jalan menuju kebahagiaan mu sendiri,Rose!Otak dan akal sehat mu ingin mengirim mu jauh jauh dari dunia gelap ini,tapi hatiku ingin memenjarakan mu selamanya di sisiku!"seru Jimin frustasi.
****
Makan malam di kediaman Franzs adalah hal baru lainnya yang dirasakan oleh Rose.Meja panjang yang membentang di antara dirinya dan Franzs membuat pembicaraan terasa aneh dan dingin.Pria pria menakutkan itu hanya berdiri mematung di sekeliling ruangan dengan pistol terselip terang terangan di pinggang mereka.Jimin menarik kursi dan duduk di samping Rose sementara Franzs duduk di ujung meja, bersama 4 orang wanita cantik, seksi dan muda disampingnya.
"Siapa mereka? Putri putri bosmu?"bisik Rose pada Jimin.
Jimin menggelengkan kepalanya.
"Kau tidak perlu menganggap mereka, mereka hanya.... penghibur"jawab Jimin.
Rose tercengang.Gadis belasan tahun menghibur om om 70 tahun?!!
Franzs tertawa di ujung meja.Ia merangkul salah seorang gadis disampingnya sambil berkata,
"Mereka membantu agar rumah besar ini tidak terlalu sepi dan hening.Lagipula bukankah seorang pria sukses layak dikelilingi wanita wanita cantik disekelilingnya?"
Rose memaksakan seulas senyum yang nampak tidak tulus di wajahnya.
"Entahlah,aku rasa Jimin menganut sistem monogami,1 wanita sudah cukup untuknya"
Rose melirik Jimin dengan tatapan galaknya.Jimin nyaris tersedak melihat tatapan yang sebelumnya ia tidak pernah lihat dari Rose.
"Yup,1 wanita cukup,bahkan lebih dari cukup untukku"sahut Jimin lalu menyibukkan dirinya dengan potongan steak di hadapannya.
"Suami mu sebentar lagi akan menjadi pria paling menarik di Italia,kau sebaiknya membiasakan diri dan tidak perlu terganggu dengan hal hal sepele seperti wanita wanita ini"ujar Franzs dengan senyum diwajahnya namun nada suaranya memberi peringatan.
"Kudengar kau punya 2 putra, sebenarnya kau punya pilihan lain sebagai penerusmu bukan? Kenapa harus menganggu Jimin?"tanya Rose.Ia merasa Franzs ini tidak membawa pengaruh positif pada Jimin.
Franzs tertawa dan tiba tiba melemparkan pisau steak ke arah Jimin dengan sekuat tenaganya.
Dalam hitungan detik,semua penjaga disana mengarahkan pistol ke arah Jimin dan Rose.
Rose buru buru menatap Jimin dan melihat pria itu dengan santainya menangkal lemparan pisau itu dengan pisau di tangannya.Sedangkan tangannya yang lain mengarahkan pistol ke arah Franzs.
Suasana hening untuk beberapa saat lamanya dan keheningan diakhiri dengan tawa puas Franzs.Pria 70 tahun itu bahkan bertepuk tangan sambil berdiri dari duduknya.
"Kau sudah lihat mengapa hanya suamimu yang bisa menjadi penerusku bukan?Aku tidak pernah melihat seseorang dengan refleks seperti itu!Jika kedua putraku yang ada disana,maka mereka sudah mati karena pisauku atau berlutut memohon agar anak buahku tidak membunuh mereka!"
Rose tertegun.Sudah berapa kali ia melihat Jimin beradu fisik dan memang setiap kali itu terjadi,pria itu tidak pernah gagal membuatnya terkejut.
Pria itu sangat licik dan berbahaya,namun ia tidak menyangka bahwa keunggulan fisik Jimin ternyata menjadikannya kandidat penerus terkuat seorang mafia paling berbahaya.
"Turunkan senjata kalian"ujar Jimin dengan suara dalamnya.
Seluruh penjaga disana kelihatan ragu.Mereka menatap Franzs, bos utama mereka.
"Apa yang kalian tunggu? Perintah nya akan sama dengan perintah mulai saat ini, perlakukan dia sebagai Jimin Leonard mulai hari ini"
•
•
•
•
•
CONTINUE~Cerita ini sebentar lagi akan menuju endingnya,jadi jangan khawatir kepanjangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...