"Pe...nerusmu?"tanya Jimin.Tidak biasanya ia terkejut seperti ini."Aku memang belum memberitahumu,tapi aku telat membicarakan ini dengan papamu saat terakhir kali kami bertemu.Saat itu ia masih ingin merahsiakan ini darimu karena ia ingin kau menikmati hari harimu sebagai mahasiswa hingga selesai dulu.Namun situasi sekarang sudah berbeda bukan?"
"Lalu kenapa kau tidak mencari atau menghubungiku?"
"Namamu sudah tertulis jelas di surat wasiat ku,saat aku mati nanti,maka pengacaraku akan mencarimu"
Jimin tidak bisa menutupi kegundahannya.
"Aku tidak tahu seperti apa diriku dulu,tapi mungkin kau perlu mempertimbangkan kembali ISIS surat wasiat mu sekarang karena aku benar benar tidak mengingat apapun kehidupan mafia itu seperti apa"
Franzs tersenyum lepas sambil berkata,
"Mau tidak perlu khawatir tentang itu,itu tidak ada kaitannya dengan isi kepalamu karena itu mengalir dalam darahmu,itu tidak akan bisa dipisahkan darimu"
"Bagaimana jika aku menolaknya?"
Wajah Frazns berubah datar mendengarnya.
"Menolaknya karena seorang wanita?"tanyanya dengan sinis.
"Dia...terasa penting bagiku"jawab Jimin jujur.
"Jika kau menjadi penerusku,maka kau bisa mendapatkan wanita manapun di dunia ini dengan mudah,Jimin!Kau akan mempunyai harta dan takhta di tangan mu,maka dengan sendirinya wanita akan datang padamu dan melengkapi hidupmu!"
"Wanita itu keberatan dengan pekerjaan ku saat ini"
"Maka wanita itu lebih baik tidak ada dalam hidupmu.Wanita yang tidak punya nyali tidak layak mendampingi pria seperti kita,Jimin!"
"Pria macam apa kita itu sebenarnya?Pria yang dengan sukarela selalu berada dalam bahaya dan membahayakan orang orang disekitarnya?"
"Pria dengan gairah untuk menguasa dan menjadi pemenang,Jimin.Kita adalah pria pemberani yang selalu memegang janji kita sampai darah penghabisan!"
"Apa kau punya wanita yang mendampingi mu, Franzs?"
"Istriku meninggal saat menghalau serangan putraku yang ingin membunuhku"
Jimin tertegun mendengarnya.
"Bersedialah untuk mengepalai 17.000 anak buah,Jimin"
*****
Malam itu Jimin hanya duduk diam di kamarnya.Ia tidak bisa memejamkan matanya sama sekali.Tentu saja kedatangan ke kediaman Franzs membukakan banyak hal yang mungkin ia tidak akan pernah ketahui jika memilih untuk tetap berada di Seoul.Hanya saja,apa yang ia ketahui melebihi apa yang ingin ia ketahui.Ia berpikir jika ia hanya seorang mafia biasa,tapi mengetahui apa yang Franzs katakan jika ia akan mengepalai 17.000 nyawa membuat perutnya mendadak mulas.Mungkin nyalinya tidak sebesar itu.Mungkin memang alam bawah sadarnya ingin meninggalkan seluruh kegilaan ini hingga ia melupakan seluruh hal tentang masa lalunya.
Lalu bagaimana dengan Rose? Meskipun ia belum mengingat bagaimana perasaannya pada wanita itu,tapi ia tidak memiliki sedikit keraguan apapun jika dirinya memang tergila gila pada Rose.Dan kini ia bahkan tidak punya nyali untuk menjadikan wanita itu sebagai salah satu opsi jalan hidupnya.Ia menyadari bahwa semakin dalam wanita itu terhubung dengannya,maka nyawa wanita itu akan semakin dalam ada dalam bahaya,setiap saat.
****
Rose menatap kalendar yang ada disudut meja,tanpa ia sadari,ia menghela napas panjang.Baru 1 bulan Jimin pergi ke Italia,dan terakhir kali ia mendengar kabar dari pria itu adalah di hari pertama ia sampai di Italia.Sebulan rasanya puluhan tahun untuk Rose.Ia bertanya tanya seperti apa hari hari Jimin di Italia saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...