20

1.8K 241 19
                                    


Rose terbangun dari tidurnya bahkan sebelum alarm berbunyi.Matahari bahkan masih belum memunculkan diri saat Rose terbangun.Ia terbangun karena mendengar kaca pecah dan barang berjatuhan.Ia buru buru membuka pintu kamar dan melihat anak buah Jimin yang berlari larian.Ia segera menarik salah satu darinya.

"Ada apa?Suara berisik apa ini?"tanya Rose panik.

"Ada yang datang menyerang.Lebih baik kau dikamar saja dan jangan keluar sehingga keadaan mulai aman!"

Rose mulai bengong.Apakah ia sedang bermimpi sekarang? Tidakkah sebaiknya menelpon polisi saja?

Perlahan ia melangkah menyusuri koridor dan berhenti di balkon.Apa yang ia lihat adalah, halaman rumah Jimin yang dipenuhi oleh puluhan orang dan yang membuat Rose takut adalah mereka membawa senjata senjata tajam.

Ia juga melihat Jimin dibarisan terdepan dan anak buahnya berada di belakang.Jimin masih mengenakan kaos sama seperti yang Rose lihat apabila berkunjung kekamar pria itu,hanya saja ia mengganti celananya dengan celana jeans panjang.Penyerangan ini benar benar mendadak.

"Apakah tidak sebaiknya memanggil polisi? Bagaimana jika--"Rose tidak sempat meneruskan kata katanya apabila mendengar suara tembakan saling beradu.

Rose langsung menutup matanya sambil berlutut .Ia tidak sanggup melihatnya.Itu menggerikan untuk dilihat.

Setelah menunggu lama,akhirnya suasana kembali tenang.Meskipin begitu Rose masih menutup matanya rapat rapat.

"J-jangan sakiti aku"seru Rose apabila merasakan seseorang menyentuh pundaknya.

"Kau tidak ingin disakiti kenapa kau berdiri disini seperti orang bodoh?"suara itu membuat Rose membuka matanya.

"Kau masih hidup!"serunya lalu secara refleks memeluk Jimin,namun sedetik berikutnya ia melepaskan pelukannya itu karena  Jimin mengerang kesakitan.

Rose mundur beberapa langkah dan baru menyedari jika tubuh pria itu penuh dengan luka sayatan.Darah bahkan mengalir dimana mana.

"K-kau--"sebelum sempat melanjutkan berbicara,Rose sudah terlebih dahulu jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri.

*****

Rose perlahan membuka matanya dan dapat ia simpulkan bahwa ia sekarang sedang berada di kamar milik Jimin.

"Nona,kau satu satunya tidak terluka disini dan kau satu satunya yang pingsan"

Rose meringis.Apa yang dikatakan anak buah Jimin itu benar.Ia satu satunya yang tidak terluka kenapa ia yang pingsan.

"Bos kami harus menggendong mu dalam keadaan yang terluka.Berdoalah supaya ia tidak membalasmu apabila kembali nanti"

"L-lalu dia dimana?Apa dirumah sakit?"

"Bos sedang mengurus para keparat bawah"

"Maksudnya?"tanya Rose bingung.

"Kau tidak akan mengerti bahkan jika kami menjelaskannya.Kau bisa melakukan kegiatan mu seperti biasanya,apakah kau tidak punya hal yang kau lakukan hari ini?"

"Aku harus pergi kerja!"

*****

Jimin duduk dibangku taman sementara para pria suruhan yang datang menyerang rumahnya pagi ini berkumpul tepat dihadapannya.Sebahagian dari mereka masih sadar sementara sebagiannya lagi sudah tidak bernyawa.

Jimin sempat melihat Rose berlari keluar dari pintu utama dengan menggunakan seragam kerjanya.Wanita itu terlihat seperti alien yang yang punya kegiatan berbeda dengan seisi penghuni rumah ini.

"Jim,apa yang harus kita lakukan pada mereka?"tanya Taehyung.

"Kami hanya melakukan apa yang diperintahkan,kami mendapatkan bayaran dan kami lakukan sesuai yang mereka mau"ucap salah satu dari pria itu.

"Apa tugas kalian kemari?Membunuhku?"tanya Jimin.Namun pertanyaannya itu tidak dijawab oleh sesiapa mungkin mereka sudah tidak mampu bicara karena kesakitan.

"Lepaskan saja mereka,tidak ada gunanya menahan mereka disini"ujar Jimin lalu berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah.

Setelah Jimin masuk kedalam, Taehyung berdiri didepan para pria itu sambil menahan rasa kesalnya.

"Kalian beruntung hari ini"






CONTINUE~

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang