Rose berdiri diantara dua pria yang masih saling melempar pandangan tajam satu sama lain dan itu karena dirinya.Pria yang satu sudah beristri sedangkan yang satunya lagi pria yang berstatus sebagai ketua mafia.Situasi sangat menegangkan bagi Rose.
"Ok,cukup.Kalian tidak perlu saling memperkenalkan diri.Cavin, terima kasih sudah mengantarku pulang dan kau boleh pergi sekarang"ucap Rose.Ia tidak ingin apa apa masalah terjadi disana apaplagi orang masih berlalu lalang.
"Dia calon suamimu?"tanya Cavin memperhatikan penampilan Jimin dari kepala hingga ujung kaki.Hari ini Jimin mengenakan jas dan kemeja hitam yang biasa ia kenakan sehari hari.Walaupun Jimin tidak membawa satupun bodyguard,ia tetap terlihat seperti pria yang tidak baik baik saja.
"Kenapa dia mengantarmu pulang?"tanya Jimin yang sukses membuat Rose merinding.
"Tidak ada yang bisa melarangku mengantarnya pulang selain Rose sendiri"sahut Cavin dengan nada yang meninggi.
Jimin mengambil langkah maju sehingga Rose benar benar terhimpit diantara dirinya dan Cavin.
"Kau adalah masa lalunya sementara aku adalah masa depannya"ujar Jimin.Kilatan dimatanya membuat Rose buru buru membuka suara.
"D-dia adalah calon suamiku,Cavin.Kau pulang saja,aku tidak ingin istrimu salah paham"ucap Rose buru buru menarik tangan Jimin masuk kerumahnya.
*****
Jimin duduk disofa sementara Rose sibuk membuat keadaan rumahnya sedikit lebih baik dalam waktu sesingkat singkatnya.
Pertama ia menyalakan televisi, berharap perhatian Jimin dapat teralihkan pada tayangan televisi dan tidak memperhatikannya seperti penembak jitu yang takut kehilangan buruannya.
Namun keinginannya tidak terwujud karena sejak tadi tatapan Jimin tidak lepas darinya.Mata Jimin mengikuti setiap gerakannya.Rose melempar pakaiannya yang terletak diatas sofa kedalam kamarnya dan menutup pintu dengan rapat.Setelah itu membuang sisa bungkus snack diatas meja makan dan menunpuk piring dan gelas kotor ke tempat cuci piring.
"Seharusnya kau bilang jika ingin datang kesini"ucap Rose meletakkan segelas air putih dihadapan Jimin.Nafasnya terengah engah setelah berlarian kesana kemari.
"Kau tidak berpikir untuk meminjam uang lagi pada mantan kekasihmu kan?"Rose buru buru menggelengkan kepalanya.
"M-memangnya aku gila!Aku tidak akan mengulangi kesalahan seperti itu lagi"
"Lalu apakah menikah denganku bukan keputusan yang gila menurutmu?"
"Itu lebih dari sekedar gila"gumam Rose sejujur jujurnya.
Jimin tersenyum simpul mendengar jawaban Rose.Ia mulai berdiri dan berjalan mengelilingi seisi rumah, memerhatikan foto foto yang terpajang di dinding.
"Aku tidak habis pikir dengan penawaranmu sebenarnya.Apa kau yakin menikah denganku sesuatu yang menguntungkan untukmu?"tanya Rose hati hati.
"Aku belum berpikir hal merugikan apa yang akan terjadi padaku jika menikah denganmu"jawab Jimin santai.
"A-ada"
Jimin tersenyum lalu mendekat kearah Rose.
"Baiklah,jika begitu sebutkan apa yang akan merugikan ku jika menikah denganmu"
Rose hanya terdiam sambil menunduk berusaha untuk mencari jawaban untuk menjawab pertanyaan pria itu.Sedangkan Jimin berusaha menahan senyumnya.
"Tidak ada kan?"
Rose bengong beberapa saat dan memutar oataknya lagi.
"K-kau akan menikah dengan wanita yang membosankan! percayalah,aku tidak punya hobi dan menghabiskan seluruh waktukku untuk..tidak melakukan apapun!Aku bahkan tidak peduli bagaimana bentuk tubuhku karena tidak pernah berolahraga!"seru Rose,ia sudah mulai putus asa hingga rela merendahkan dirinya sendiri.
"Hmmm,aku tidak terlalu peduli dengan bentuk tubuhmu,selagi bentuk tubuhku terjaga aku tidak akan peduli dengan bentuk tubuh orang lain.Tapi jika dilihat lihat,bentuk tubuhmu tidak bermasalah"jawab Jimin enteng.
Rose menatap pria didepannya ini dengan mulut yang sedikit terbuka.Pria ini jelas tidak tertarik dengannya,lantas mengapa ia ingin menikahi Rose?
"A-aku benar benar tidak mengerti"gumam Rose namun dapat didengarkan oleh Jimin.
Jimin menatapnya dengan tatapan misterius selama beberapa detik,lalu secara tiba tiba lengannya melingkar di pinggang Rose dan menarik wanita itu semakin mendekat padanya.Sementara Rose tercekat mendapat tindakan tiba tiba pria itu.
"Aku hanya ingin berkeluarga seperti orang normal lainnya.Aku ingin memiliki keluarga normal ditengah hidupku yang tidak normal"ucap Jimin.Sudah lama ia tidak mengungkapkan isi hatinya seperti ini.Sejujurnya ia juga terkejut karena menyatakan isi hatinya pada Rose.
"A-apakah aku tidak punya pilihan lain untuk kabur dari situasi ini?"tanya Rose dengan nada suara yang bergetar.
"Kesempatanmu untuk keluar dari situasi ini sudah lewat saat kau menerima penawaran dariku.Roseanne Park,you made a deal with a devil and you got nothing to do about that"
"A-apa yang akan kau lakukan jika aku bersikeras menolak untuk tidak menikah denganmu?"ucap Rose.Sejujurnya ia takut,tapi ia juga harus memperjuangkan masa depannya.
"Jangan mencabarku,untuk menikah denganmu,aku hanya perlu sidik jarimu dan rasanya aku bisa mendapatkannya dengan mudah.Aku bisa membuatmu pingsan terlebih dahulu dan aku akan memotong--"
"Baiklah!!Aku mengerti!"seru Rose panik.Ia mundur beberapa langkah lalu melihat tangannya.Pria itu baru saja mengancam akan memotong jarinya dan ia tidak ingin itu berlaku.
•
•
•
•
•
~CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You [✓]
FanfictionRose,wanita itu tidak menyangka akan jatuh pada sosok pria yang ia sendiri anggap berbahaya.Perlakuan dari pria itu juga aura nya yang memukau seketika membuat Rose jatuh padanya, melupakan jika pria yang ia cintai itu adalah sosok yang berbahaya. _...