37

1.3K 264 45
                                    


Rose masuk kekamar khusus yang Jimin sudah siapkan untuknya,ia juga ditemani oleh 3 anak buah Jimin.Suasananya hening,tidak ada yang berani bicara.

Suasana di luar sangat menakutkan bagi Rose.

"Aku tidak bisa berdiam diri disini,aku harus keluar melihat apa yang terjadi disana!"seru Rose pada 3 anak buah Jimin yang berjaga jaga disisinya.

"Kau tidak perlu keluar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.Mereka berkelahi dan yang bisa bertahan hingga akhir ialah pemenangnya"

"Tetap saja,aku harus melihat dengan mata kepalaku sendiri jika Jimin baik baik saja!"ujarnya lalu mendorong mereka dan membuka pintu secara perlahan.

Seketika ia tertegun melihat pemandangan dihadapannya.Sekitar 50 orang atau lebih, sedang baku hantam disana.Lantai penuh dengan bercak darah dan jiga manusia yang bergelimpangan entah mati atau pingsan.

Ketiga anak buah Jimin yang mengikutinya keluar seketika terlibat.

Rose segera berlindung di balik sofa dan berdoa semoga nasibnya tidak berakhir di tempat ini.

Rose sedikit mengintip di ujung sofa dan melihat Jimin,pria itu turun dari lantai atas,lebih tepatnya melompat turun dari tengah tengah tangga dan mendarat tepat diatas seseorang yang pasti adalah musuhnya.

Jimin membenturkan lututnya persis di kepala pria malang itu.Dan Jimin tidak berhenti disana,ia menyeret pria itu ke grand piano di pojok ruangan lalu mendorong kepala pria itu ke bahagian belakang dan sepertinya ia akan membanting penutup piano itu persis di kepalanya.

"JIMIN!"seru Rose histeris.Ia tidak ingin menyaksikan kesadisan Jimin.Rasanya bukan sahaja menakutkan tapi juga menyedihkan disaat bersamaan.

"Apa yang kau lakukan disana?!" Jimin tidak percaya Rose berkeliaran di tempat terbuka seperti ini.

"Pria itu sudah tidak bisa melakukan apapun!Kau tidak perlu menyiksanya lebih dari itu"ujar Rose setengah memohon.

Jimin menghela nafas,ia tidak ingin Rose menyaksikan hal hal seperti ini.

Mata Jimin segera teralihkan pada pergerakan pria yang tidak jauh dari Rose.Pria itu berlari kearah wanita itu dengan sebilah pisau ditangannya.

Jimin segera melepaskan pria yang tengah ia hajar dan mengambil pisau miliknya.Tanpa ragu sedikitpun ia segera melemparkan pisau itu persis di permukaan leher pria yang hanya tinggal beberapa langkah dari Rose.

Rose menoleh dan seketika melotot melihat pisau yang terbang dari tangan Jimin,kini menancap di leher pria yang terjatuh dan menggelepar seperti ikan yang kehabisan oksigen.Darah segar menyembur dari lehernya.

Detik selanjutnya, sekeliling Rose terasa berputar dan gelap gulita.Ia pingsan.Sekuat  apapun ia berusaha nyalinya tidak sekuat yang ia harapkan.

*****
Rose terbangun dan mendapati dirinya sedang berada di kamar Jimin, seorang diri.

Ia beranjak dari kasur dan berjalan menuju pintu.Rosr membuka pintu itu perlahan dan bernafas lega melihat keadaan sudah lebih baik berbanding sebelumnya.Ia hanya melihat beberapa anak buah Jimin yang sedang diobati.

Rose perlahan berjalan ke taman belakang,tidak jauh disana,Jimin sedang berbicara di telepon sementara beberapa orang pria berlutut dihadapannya.Taehyung berdiri disamping Jimin sambil memegang pistol ditangannya.

Rose tidak berani berjalan mendekati Jimin.Pria itu jauh lebih menakutkan dari yang pernah ia lihat sebelumnya.Namun sebagian dari dirinya ingin segera menghampiri pria itu lalu memeluknya dan bersyukur jika ia masih hidup.

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang