52

1.1K 241 41
                                    


Jimin berdiri sambil memeluk sebuah bantal, sementara Rose sibuk mengganti sprei tempat tidurnya dan membenahi kamarnya yang memang tidak  nampak seperti kamar seorang wanita.

"Kau benar benar tinggal di apartemen ini?"tanya Jimin.

"Tentu saja, memang kenapa?"balas Rose sambil sibuk menendang bra dan celana dalamnya yang tergeletak di atas lantai ke kolong tempat tidur.Ia tidak punya waktu untuk mengenyahkan barang barang itu.

"Aku kira apartemen ini bekas ditinggali segerombolan pria atau semacamnya"gumam Jimin sambil terbatuk batuk karena debu yang masih berterbangan di udara.

"Lebih baik kau tunggu di luar, dalam waktu singkat aku akan mengubah kamar ini menjadi layak untuk dihuni!"seru Rose lalu mendorong Jimin keluar dari sana.

Kurang lebih 30 menit,Rose kembali membuka pintu dan mempersilakan Jimin masuk.

"Baiklah, sekarang kau bisa beristirahat dengan tenang"

"Itu kata kata yang cocok untuk orang yang sudah meninggal"ujar Jimin sambil melangkah masuk ke dalam.

Rose mengambil bantal dari dalam lemari dan berniat untuk melangkah keluar agar Jimin bisa segera beristirahat.

"Kau mau kemana?"

"Aku?Aku akan tidur di luar saja,kau pasti--"

"Kenapa kita harus tidur terpisah? Bukankah kita suami istri?"tanya Jimin sambil mengerutkan keningnya.

Rose tertegun, pipinya bersemu merah.Membayangkan ia harus tidur bersama Jimin saja sudah cukup membuat pipinya memerah seperti tomat.

"Kau mungkin lebih nyaman jika tidur sendiri"

"Tidurlah bersama ku,Rose"sahut Jimin,ia memegang pergelangan tangan wanita itu,tidak mengizinkannya melangkah keluar sedikitpun.

*****
Keadaan kamar gelap gulita.Hanya sedikit cahaya dari luar kamar menyusup masuk yang menjadi satu satunya sumber cahaya di sana.

Rose menelan ludahnya berulang kali.Ia tidak tahu apakah ia bisa tidur malam ini dengan kondisi jantung berdetak tak karuan seperti sekarang.

"Kau tahu,dari semua cerita di masa laluku,dari semua cerita yang aku tidak ingat sekarang,kisahku denganmu adalah hal yang paling membuatku bingung sekaligus penasaran.Bahkan latar belakang ku sebagai pria yang menakutkan,sama sekali tidak mengejutkan ku.Tapi kau, keberadaan mu membuatku penasaran,Rose"ujar Jimin, terlebih dahulu membuka suara.

"K-karena aku bukan tipe wanita yang kau sukai"seru Rose menebak nebak.

"Aku penasaran terhadap perasaanku padamu, perasaan seperti apa yang aku rasakan padamu sehingga aku rela berkorban untukmu"

"Kau membuatku merinding"gumam Rose jujur.

"Merinding? Kenapa?"tanya Jimin dengan tangan yang terulur perlahan ke arah Rose.

Rose membeku saat Jimin membelai tengkuk lehernya dan menarik tubuhnya perlahan ke dalam dekapan pria itu.

"Mengingat aku masih dalam masa pemulihan dan kau sedang hamil,aku tidak akan melakukan apapun malam ini"

Rose menghela napas lega.Ia berbaring dengan punggung yang menempel pada Jimin.Ia bisa merasakan telapak tangan pria itu mengusap perutnya dengan lembut dan hembusan napas pria itu di pipinya juga hangat tubuhnya.

*****
Rose membuka matanya perlahan.Apa yang pertama ia lihat adalah Jimin  yang masih berbaring di sampingnya.

"Hapus air liurmu.Dan bisakah kau bergeser sedikit? Tanganku sudah mati rasa sejak tadi"ujar Jimin sambil meringis.

Rose buru buru menghapus air liur yang hampir mengering di sudut mulutnya.Ia lupa keajaiban yang selalu terjadi saat ia berbaring di samping pria itu.Entah kenapa ia selalu berakhir tidur dengan nyenyak.Terlalu nyenyak hingga memperlihatkan air liurnya pada pria ini.Sungguh memalukan!

"Maaf,aku berat sekali,ya?"ujar Rose sambil memijat mijat lengan Jimin yang diklaim mati rasa oleh pria itu.

Jimin hanya memperhatikan wanita itu lalu berkomentar,

"Semalam aku tidur nyenyak sekali"

"Baguslah,aku sempat takut kau tidak bisa tidur dengan nyenyak disini"

"Itu berarti aku nyaman di dekatmu,dan melihat caramu tidur,aku rasa kau juga mengalami hal yang sama denganku"

"Mungkin begitu"ujar Rose lalu buru buru turun dari tempat tidur dan merapikan rambutnya yang berantakan.

"Aku akan menyiapkan sarapan, biasanya kau selalu mandi sebelum sarapan.Kamar mandinya ada disana,aku sudah menyiapkan handuk untukmu"

Jimin hanya mengangguk.

*****
Rose sedang menyiapkan roti isi sementara Jimin mandi.Rasanya aneh membayangkan pria itu mandi di kamar mandi minimalis apartemennya.

"Rose,mulai sekarang kau harus membiasakan dirimu menjadi istri Jimin,masa bodoh jika ia berasal dari dunia yang gelap.Kau harus siap untuk hidup bersamanya disana!Bukankah kau sudah tahu bagaimana menyeramkan saat kau pikir pria itu telah meninggalkanmu untuk selamanya?"gumam Rose, tangannya bergerak mengolesi roti dengan selai kacang.

Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunan wanita itu.Dengan ragu ia membuka pintu dan menemukan Liana berdiri seorang diri di balik pintu.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanya Rose,ia buru buru menutup pintu dan berdiri berhadapan dengan Liana di luar apartemennya.

"Aku datang untuk meminta maaf padaku atas apa yang aku lakukan,aku hanya..... hanya ingin melihat dengan kepalaku sendiri jika kau dan pria itu benar benar masih hidup!"tukas Liana.Wanita itu mungkin menyatakan kalimat menyakitkan namun ia tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya di nada bicara dan raut wajahnya.

Rose baru saja ingin membuka mulutnya untuk menjawab, pintu apartemennya tiba tiba terbuka dari dalam hingga tubuhnya limbung kebelakang dan mendarat persis di dada kokoh milik Jimin.

"Kau rupanya yang nyaris membuat nyawa kami melayang"cetus Jimin,nada bicara serta raut wajahnya dingin seperti es.

"K-kau yang mencelakakan dirimu sendiri!Nyawaku juga hampir melayang karena aksi gilamu!"seru Liana sambil melotot membela diri.

Jimin tersenyum sinis,pria itu mendorong Rose dengan lembut ke sisinya.Rose melangkah dengan patuh ke sisi pria itu.Kemudian dalam hitungan detik atau bahkan lebih cepat dari itu,Jimin mengulurkan tangannya dan mencekik leher Liana.

Liana tersedak dan jelas tidak membayangkan akan mendapat perlakuan semacam ini dari Jimin.

"Pastikan kau tidak menampakkan wajahmu lagi hadapanku dan istriku,karena jika tidak,aku akan mencekikmu seperti ini dan memutar lehermu sedikit,maka kau akan meninggalkan dunia ini selamanya.Kau tahu jika aku tidak main main bukan?"






CONTINUE~

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang