49

1.1K 238 34
                                    


Rose membuka pintu darurat dan hal pertama yang ia temukan adalah Chanyeol.Pria itu tampak lega sekaligus ketakutan melihat Rose.

"Rose?!Kau dari mana saja?!Apa kau tidak apa-apa?"seru Chanyeol sambil membantu Rose yang nampak sempoyongan dan kehabisan napas.

Rose terengah-engah dan tidak sanggup berkata apapun.Ia menangis hebat dan berusa menenangkan dirinya.

"P-polisi!Panggil polisi secepatnya!!"

Chanyeol masih mencerna apa maksud dari perkataan Rose.Beberapa pengawal berlari lari ke arahnya dengan wajah panik.

"Tuan,ada orang yang jatuh dari lantai atas gedung!!"

Wajah Chanyeol mendadak pucat setelah mendengar itu.Ia menatap Rose seakan meminta konfirmasi bahwa ini memang seburuk yang ia bayangkan.

Sedangkan Rose juga menatap Chanyeol dengan wajah yang tidak kalah pucatnya.Ia mendengar pengawal itu melaporkan jika ada orang yang melompat dari gedung atas.

"I-itu Jimin atau Liana atau..... keduanya"gumam Rose.Ia terduduk di lantai dan seterusnya ia jatuh pingsan.

*****
Rose membuka matanya dan mendapati dirinya berada di rumah sakit.Ini pertama kalinya ia benci dirinya sendiri karena sama sekali tidak punya nyali dan pingsan.Tidak seharusnya ia begitu lemah di saat seharusnya ia bisa melakukan sesuatu.

Ia buru buru melepaskan kait infus di tangannya dan memanggil suster ke ruangannya.

"Anda tidak bisa turun dulu!"

"Aku harus memastikan dia baik baik saja!"ujar Rose sambil memegang kedua tangan suster itu dengan putus asa.

"Apa mereka baik baik saja?"

"Ini berkaitan peristiwa di mall ya? Tunggu sebentar"

Suster itu keluar dari ruangannya,tapi seketika Cavin menghambur masuk ke dalam.

"Rose!Kau tidak apa apa?!"seru pria itu, wajahnya tampak frustasi, rambutnya juga berantakan.

"Kondisiku sama sekali tidak penting!!Katakan bagaimana kondisi Jimin sekarang?!"

"Maafkan aku,ini semua terjadi karena diriku"

"Cavin!!"seru Rose kesal karena Cavin tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Mereka berdua tidak mati! Ajaibnya mereka berdua tidak mati!Mereka ada di ruang operasi saat ini dan ada di rumah sakit ini juga"

"O-operasi?Kenapa mereka harus dioperasi?"

"Jatuh dari tempat setinggi itu,jika tidak ada tulang yang patah itu baru aneh, untungnya tidak ada hal yang lebih buruk terjadi"

"Kau harus diam dan menerima perawatan disini,dokter bilang kau mungkin akan trauma dari kejadian itu,dan sekarang kondisi badanmu benar benar lemah"

"Pergi dari sini Cavin.Selamanya kau tidak berhak berada disampingku.Aku tidak bisa meresikokan kejadian ini terulang kembali"

Cavin menatap Rose nanar,"Rose aku--"

"Apakah cintamu tidak cukup besar untuk meninggalkanku?Apa kau ingin aku hidup dengan penuh ketakutan bahwa hal ini bukan hanya terjadi padaku,tapi orang disekeliling ku!Aku hampir kehilangan orang yang aku cintai Cavin!"

Cavin terdiam beberapa saat.Ia tidak pernah melihat Rose menangis begini.Rasanya hatinya ikut hancur melihat wanita itu menangis.

"Maaf.Aku hanya ingin coba berbahagia denganmu"

"Kau masih bahagia tanpaku.Aku yakin dengan itu"gumam Rose sebagai salam perpisahan terakhir yang ia tujukan pada mantan kekasihnya itu.

******
Rose menghela napas panjang.Kurang lebih pukul 4 subuh.Seorang suster membangunnya dari tidurnya.

"Operasi kedua temammu sudah selesai"

Rose buru buru turun.Sementara itu suster membantunya membawakan tiang infus.

"Kau tidak bisa melepaskan infus ini setidaknya sampai besok siang!!"ujar suster itu tegas.

Rose berjalan perlahan ke ruang pemulihan pasca operasi.Ia tidak diperbolehkan masuk,tapi ia bisa melihat dari kaca depan.Di ruangan itu juga telah berkumpul keluarga Liana juga Cavin yang tidak berani menghampirinya.

"Aku tidak akan memaafkan mu jika terjadi sesuatu pada Jimin"

Rose menoleh dan melihat Taehyung berdiri disampingnya.

"Maafkan aku,aku tidak tau bagaimana ia bisa--"

"Kau tahu kalau Jimin tidak akan tinggal diam jika kau ada dalam bahaya.Jadi caramu melindunginya adalah tidak berada dalam bahaya!"ujar Taehyung dengan kesal.

Rose terdiam.Yang dikatakan Taehyung sepenuhnya benar.

"Polisi ada di depan.Kau tahu kalau masalah menarik perhatian polisi bukan?Dengan latar belakang Jimin,maka besar kemungkinan ia tidak akan lolos dari masalah ini"

"Aku akan melakukan semampu yang aku bisa untuk meluruskan permasalahan ini di depan polisi,Jimin jelas jelas ada disana karena ingin menyelamatkanku.Aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padanya"

Rose menatap ke arah dimana tempat Jimin berbaring di balik kaca.Pria itu menggunakan selang oksigen dan masih belum sadarkan diri.Beberapa perban dan lebam di tubuhnya nampak sama sekali tidak ada apa apanya dengan luka luka yang pernah Rose lihat sebelumnya.

"Jimin akan baik baik saja kan?"gumam Rose.

"Entahlah,dokter bilang ia mengalami pendarahan dalam yang cukup serius di kepalanya"

Rose menggigit bibirnya gugup.Ia tidak akan bisa baik baik saja jika sesuatu terjadi pada Jimin.

1 jam kemudian, beberapa suster membawa Jimin dan Liana keluar dari ruangan pemulihan operasi untuk dipindahkan ke kamar inap biasa.

Rose dan Taehyung mengikuti langkah ke kamar inap Jimin.Di belakang mereka ada 2 polisi yang mengikuti.

"Apa anda keluarganya?"tanya salah seorang dari Merka,sesaat setelah suster sudah mendorong Jimin masuk ke dalam.

"Aku istrinya"

"Apakah anda ada disaat kejadian ini terjadi?"

Rose mengangguk dalam dalam.

"Aku akan menjelaskan semua yang kalian ingin ketahui, peristiwa ini hanya peristiwa membela diri dan tidak ada hubungannya dengan aksi pembunuhan!"

"Baik kami akan mencatat seluruh keterangan dari anda, meskipun anda harus ingat jika terjun bebas dari lantai 4 bukanlah hal wajar yang dilakukan untuk aksi pembelaan diri"






CONTINUE~

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang