4. Manja

352 54 20
                                    

Nih, gue kasih buat lo, Gayung!
Teu kudu jadi kabogoh. Langsung wae jadi pamajikanna. Menang banyak luu! (~‾▿‾)~
|
Cerita ini hanya fiksi belaka.
Tidak ada hubungan dengan orang, tempat atau kejadian tertentu.
Jika ada kesamaan tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
[*****]

"Akaaang," panggil Dita dengan suara malas. Saat ini dirinya sedang bersantai di tengah kasur. Meluruskan kaki sembari mengeratkan selimut yang membalut tubuhnya.

Dirasa tak ada sahutan dari sang suami, Dita memanggil lagi, "Akaaaang," suaranya masih konstan, lirih tak diberi kekuatan.

Ish, kamana sih, si Akang teh, gerutu Dita dalam hati. (kemana)

Dita baru saja bangun pagi ini. Padahal jarum jam sudah menunjukkan angka sembilan, tapi dia masih tak mau meninggalkan singgasana kapuknya.

Dua jam sebelumnya, dia dengan malas mengganti pembalut, lalu memilih kembali melanjutkan tidur. Suasana di luar yang riuh dengan rintik air serta udara yang dingin bagaikan membiusnya untuk jatuh kembali ke alam mimpi.

Dita kira Taehyung masih memelukanya dari belakang. Namun, ketika terbangun yang dia dapati hanya dirinya yang meringkuk kedinginan. Karena selimut yang sudah terlepas ke bawah kaki.

"Akaaaang. Taehyuuung." Dita tidak perlu berteriak keras-keras. Rumahnya mini, tempatnya pun di situ-situ saja. Jadi dia yakin sang suami akan mendengar suaranya. "Kang Taehyuuung."

"Kang-"

"Apa sih manggil-manggil? Baru juga tadi dikeukeupan, udah kangen aja." Taehyung masuk ke dalam kamar dengan tangan yang memegang cucutik. "Aku lagi masak, Yaang." (dipeluk; sutil, spatula)

"Sini." Dita menepuk-nepuk ruang kosong di sampingnya.

"Aku lagi masak, Ditaa," jawab Taehyung malas.

"Masak apa, sih? Perasaan yang kemarin masih ada." Dita cemberut, matanya menatap kesal sang suami.

"Iya, itu aku tuh lagi ngehaneutin sambel goreng kentang yang kemarin." (ngangetin)

"Hah?!" ujar Dita kaget. "Ih! Cepet atuh dimatiin komporna, nanti tutung geura!" Dita memburu-buru sembari menggerakkan tangannya. (kompornya; gosong)

"Belum dihidupin. Kamu udah keburu manggil. Berisik. Jadi aku ke sini dulu," ujar Taehyung sebal.

"Ya udah jung anget-"

"Ih, gimana sih, tadi suruh ke sini. Sekarang malah diusir," Taehyung memotong ucapan Dita. Bibirnya berkomat-kamit kesal. Padahal dirinya sudah terburu-buru ke kamar. Dia kira ada sesuatu yang terjadi.

"Maksud aku, kamu angetin dulu. Terus langsung ke sini lagi." Dita menampilkan senyum manisnya. Berharap si suami bakal luluh.

Lelaki tinggi berambut hitam itu pun tak menanggapi. Dengan cepat balik kanan keluar kamar.

"Harus. Pokoknya harus ke sini lagi!" Dita memaksa. Suaranya dibuat lebih keras.

"Iya-iya," dari luar Taehyung menanggapi sekenanya.

Taehyung dan Dita sebenarnya baru pindah. Baru dua hari yang lalu mereka pindah dari kontrakan sempit. Barang-barang masih tak beraturan. Tertumpuk-tumpuk di dalam dus.

Walaupun tak cukup besar, Dita dan Taehyung merasa nyaman dengan hunian baru mereka. Minimal sekarang yang mereka tempati bukanlah milik orang lain, melainkan milik mereka sendiri. Taehyung tak perlu resah memikirkan bayaran per bulan yang harus ia keluarkan.

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang