"Papii sudahlah, tidak usah dilihat terus, Aisyah tidak akan hilang." Jungkook harus membawa satu kakek lagi agar mau menjauhi bayi cantiknya.
"Kamu mengganggu saja. Padahal Papi sedang mengagumi kecantikan Aisyah," Aditya menggerutu.
"Ehh, Dita tidak ikut makan?" Sijitama yang baru saja mendaratkan bokongnya di sofa menyadari sang menantu tidak ikut bergabung.
"Iya, Sayang, kamu tidak makan?" Aditya berbalik dan akan menghampiri jika saja tak ditahan Jungkook.
"Dita masih kenyang, Papii." Jungkook menuntun sang mertua agar meneruskan langkah ke arah sofa.
Dita hanya terkekeh melihat kelakuan para kakek.
Setelah ketiganya berkumpul di sofa, Jungkook menghampiri sang istri. "Aisyah tadi tidak rewel?"
"Enggak," Dita menggeleng, "dia cuma nyusu, rakuuss bangett. Setelah puas, dia tidur dengan pulas."
"Seperti siapa ya?" tanya Jungkook jahil. Dia terkekeh geli.
"Iya, loh, sama kayak Papinya. Persiiss bangettt."
Jungkook tertawa mendengarnya.
"Tapi sekarang ada airnya. Aku belum pernah coba." Jungkook mengerling genit.
"Bagaimana? Aku juga butuh ASI," bujuknya seraya cemberut.
"Jungkook, ihh!!" Dita melotot horor. Bisa-bisanya sang suami membicarakan itu di saat ada para orangtua.
"Kenapa?" tanyanya pura-pura pilon. Dia terkekeh puas.
"Malu lahh, ada mereka," bisik Dita pelan.
"Kalau gak ada mereka mau?" Jungkook menaikturunkan alisnya.
"Iya, mau," ujar Dita malu-malu. Pelan suaranya terdengar.
Sontak saja hal itu membuat Jungkook tertawa terbahak-bahak.
"Aduuhh, ada apa ini? Bisik-bisik begitu?" Sijitama meledek sang anak dan menantunya.
"Biasa, pengantin baru, lagi panas-panasnya," Aditya menimpali.
Jungkook semakin terbahak di tempatnya. Bagaimana bisa masih dikatakan pengantin baru, mereka saja sudah menikah selama sembilan bulan.
"Ayaahh, Papiii," Dita merengek karena diledeki begitu.
"Loh, memang benar baru sembilan bulan, betul, Dit?" Sijitama meminta persetujuan pada sang besan.
"Iya, betul," Aditya mengangguk, "baru sembilan bulan belum setahun."
"Sudah-sudah! Kalian lanjutkan makan, jangan ganggu anak-anak begitu. Kasihan Dita," Geulisa berusaha menengahi.
Dia tak menyebutkan sang putra karena memang anak itu tak punya malu. Dia malah senang digoda-goda seperti itu. Terbukti dengan tawanya yang semakin menggelegak. Puas sekali sepertinya.
Dan yang Geulisa yakini mereka pasti sedang membahas hal-hal intim. Sampai-sampai wajah Dita jadi tersipu malu begitu.
Di saat para orangtua kembali sibuk dengan makanannya, kedua sejoli tersebut masih saja bisik-bisik di tempatnya.
"Kamu sih!" Dita memukul bahu sang suami dengan sebal.
"Apa aku harus meminta mereka pulang lebih dulu?" tanya Jungkook genit.
"Ih! Apaan sih! Gak sopan kamu." Dita semakin memukul gemas bahu sang suami.
Tapi respon tangan tak berbanding terbalik dengan raut wajahnya. Ada senyuman yang ditahan wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random dengan artis lokal dan inter sebagai penggambaran karakter.