29G. Berusaha

5 2 0
                                    

Dita dan Jungkook

Setelah hari itu, hari di mana Dita meminta maaf dan mengungkapkan perasaannya, Jungkook dan Dita menjadi semakin mesra.

Hubungan mereka lebih harmonis dari sebelumnya. Jungkook juga menghilangkan peraturan yang awal-awal dia ciptakan untuk mengekang Dita.

Kini Dita sudah boleh keluar-masuk rumah sesuai keinginannya. Dia merasa bebas. Meskipun tidak bisa benar-benar sendiri, karena selalu ada satu-dua bodyguard yang melindunginya dalam jarak tertentu sesuai perintah Jungkook.

Dita tetap merasa senang. Kehidupannya sudah nyaman tanpa rasa tertekan apalagi risau.

[Suamiku, gak perlu khawatir okeyy, sebentar lagi aku pulang.]

Dita mengirim pesan singkat pada sang suami yang sedang berada di kantor.

[Ingat, kamu sedang hamil, Sayang. Jangan terlalu banyak berjalan!]

Pesan dari Jungkook membuat Dita terkikik geli.

Semakin hari sikap lelaki tersebut semakin protektif padanya. Apa saja dicemaskan.

Padahal di kehamilan yang sudah memasuki tiga puluh lima minggu ini Dita harus banyak berjalan. Banyak bergerak. Apapun dilakukan asalkan masih dalam tahap ringan.

[Iya, Suamikuu.]

Dita mengirim balasan singkat, lalu memasukkan handphone ke dalam tas kecilnya. Kembali berjalan di trotoar melewati berbagai macam pertokoan.

Namun, kehadiran seseorang di depan sana membuat Dita berhenti. Lelaki itu adalah Taehyung, seseorang yang sudah menjadi sahabatnya selama dua tahun.

Dita bingung, harus tetap meneruskan langkah atau memutar balik.

Jika berjalan terus, dia dan Taehyung akan berpapasan. Dan Dita tidak tahu apa yang akan terjadi.

Jika putar balik, Dita merasa seperti pengecut. Bagaimana pun juga dia harus menyelesaikan masalah di antara mereka dengan baik.

Dita sudah memutuskan dari enam bulan yang lalu, bahwa dia akan menjalani kehidupan dengan Jungkook selayaknya suami-istri. Dan tentunya tanpa bayang-bayang seseorang di dalam pernikahan mereka.

"Dita!" Taehyung menyadari keberadaannya. Dia berlari menghampiri Dita.

"Akhirnya kita bisa ketemu. Aku kangen banget sama kamu," Taehyung berujar gembira. Langkahnya semakin dekat hingga hampir saja mengenai tubuh Dita.

Beruntungnya, wanita hamil tersebut dengan gesit menghindar. Jika tidak, Taehyung pasti sudah berhasil memeluknya.

"Dit?" Taehyung bertanya heran. Senyumnya luntur seketika. Terlebih ketika sadar bentuk tubuh Dita sudah tak semungil sebelumnya.

"Maaf," Dita berujar tegas, "kita bukan muhrim, Tae. Jangan main peluk-peluk sembarangan."

"A-ah-i-iya-ya." Taehyung mengangguk sembari tersenyum canggung. Dia memundurkan tubuhnya. Menciptakan jarak di antara mereka.

Taehyung merasa tak percaya dengan reaksi yang didapati dari Dita. Kekasih hatinya yang amat dia sayangi.

Biasanya, jika bertemu Dita tak akan segan-segan untuk memeluk. Tak jarang juga sampai mencium pipinya ketika merasa senang. Namun kini, Dita-nya sedikit berbeda. Ralat. Sangat berbeda.

Terlihat dari pakaian yang dia kenakan. Kini tubuhnya dibalut dengan dress panjang sampai mata kaki. Kain di lengannya pun sampai menutupi pergelangan.

Dita-nya lebih tertutup. Dan sepertinya tak hanya soal penampilan, hati Dita pun ikut tertutup.

Dita-nya, sang sahabat, sudah tak memiliki ruang di dalam sana. Bahkan tak sedikit pun dia tinggalkan ruang di sudut hatinya.

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang