Dita dan Jungkook
Jungkook dan Dita pergi ke rumah sakit setelah beberapa menit bersiap-siap. Sedikit membutuhkan waktu karena Dita sempat memberikan penolakan.
Di perjalanan, Jungkook menghentikan mobilnya tiba-tiba. Dita yang sedang tak mood, menatap kesal pada sang suami lengkap dengan dahi yang berkerut. Jelas saja masih tak suka dengan perlakuan semena-menanya.
"Turun. Kita makan dulu."
Jungkook tahu Dita tak menyentuh sama sekali makanan yang diberikan si pelayan. Piring dan mangkuk di atas baki masih penuh dengan makanan. Dan sangat yakin porsi makan pagi dan siang pun keadaannya tak jauh berbeda.
Sang istri belum makan sama sekali dari pagi, dan Jungkook merasa geram dibuatnya.
Dita malah bergeming di tempatnya. Dia memalingkan wajah ke arah jendela. Aku gak mau makan. Gak mood.
Jungkook membuka sabuk pengamannya, lalu membuka milik sang istri. "Aku bilang turun."
Dia keluar dari mobil. Memutari kap depan dan berakhirlah di dekat pintu Dita. Dibukanya pintu lebar-lebar seraya mengulurkan tangan. Raut wajahnya menunjukkan keseriusan dan tak ingin dibantah sama sekali.
Dita meneguk ludah. Dia ciut seketika. Bagaimana pun dia memiliki rasa takut pada lelaki tinggi dan kekar yang berstatus sebagai suaminya tersebut.
Mau tidak mau Dita menerima uluran tangan Jungkook. Membiarkan sang suami menuntunnya ke dalam sebuah rumah makan sederhana. Aura kehangatan sangat terasa saat memasuki tempat tersebut.
Suasana kekeluargaan jelas terasa di dalamnya. Terlebih ketika mendapati beberapa keluarga sedang makan bersama di meja sudut ruangan.
"Di sebelah sini, Sayang." Jungkook membawa Dita ke sebuah meja di tengah ruangan. Tentunya setelah melakukan pemesanan terlebih dahulu.
Mereka makan dalam diam. Jungkook bersyukur Dita mau memakan hidangan yang dipesannya. Dia bahkan makan dengan lahap seakan tak mau ada seseorang yang jahil meminta miliknya.
"Hari ini banyak keluarga yang makan di sini." Jungkook mengedarkan pandangannya. Dia mengamati satu per satu keluarga kecil yang sedang asyik dengan dunia mereka sendiri.
Dita hanya mendengarkan ucapan sang suami tanpa mau repot-repot menanggapi.
"Astagfirullah," Jungkook berujar kaget. Seorang anak kecil terjatuh di dekat mejanya.
"Kamu tidak apa-apa, Nak?" Jungkook berjongkok, membantu anak manis berjenis kelamin perempuan tersebut berdiri.
"Aku baik-baik aja, Om. Alhamdulillah," dia menyengir sambil menjawab.
"Makasih, Om Ganteng," ucapnya cepat, lalu berlari kembali ke arah keluarganya.
"Aishh, jangan lari-lari, Nak!" Jungkook memperingati.
Niat hati ingin menyusulnya tak jadi dilakukan karena sudah ada ketiga orang dewasa yang menanti di depan sana. Mereka mengucapkan terima kasih dengan gestur tubuh dan kata-kata tanpa suara.
Jungkook hanya mengangguk sopan. Lalu berbalik kembali ke tempat duduknya.
"Anak yang tadi manis," ucapnya dengan senyuman.
Dita menganggukkan kepalanya setuju, karena memang ikut menyaksikan sedari tadi. Tanpa sadar, dia mengusap perut mungilnya yang masih rata.
Setelah menghabiskan makanan, Dita dan Jungkook melanjutkan perjalanan ke rumah sakit.
Sesampainya di dalam rumah sakit, Jungkook tak henti-hentinya menggenggam tangan Dita. Dia gugup, khawatir dan gelisah. Semua bercampur menjadi satu.
Dia tak akan tenang sebelum mendapatkan hasil yang membuktikan bahwa pengujian testpack tadi memang benar adanya.
Setelah menunggu beberapa menit dengan pasien lainnya, Jungkook dan Dita memasuki ruangan dokter kandungan. Dokter wanita tersebut memberikan pertanyaan dasar sebelum memeriksa.
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan hasil akhir menunjukkan bahwa Dita memang positif hamil.
Dokter bilang usia kandungan Dita sudah berjalan lima minggu satu hari. Dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir atau biasa disingkat HPHT.
"Alhamdulillah," Jungkook berteriak gembira. Dia bersyukur, sangat-sangat bersyukur.
Dia tidak dibohongi oleh hasil testpack tadi. Ternyata usahanya beberapa minggu ini membuahkan hasil dengan cepat.
Berarti Dita sudah hamil selama kurang lebih satu bulan, dia memperkirakan dalam hati.
Jungkook rasa, usia janin istrinya mungkin masih empat mingguan. Karena mereka menikah seminggu setelah Dita haid hari pertama. Atau, dengan kata lain, tiga hari setelah Dita selesai haid.
Berbeda dengan Jungkook yang sangat gembira mendengar kabar baik dari dokter, Dita sendiri masih syok di tempatnya. Dia tak bisa berkata-kata.
Padahal saat di perjalanan, dia masih berharap hasil testpack tadi memang tidak akurat. Sehingga saat dicek langsung oleh dokter hasil negatif yang didapat.
Namun harapan hanya tinggal harapan. Pada kenyataannya, saat ini Dita memang benar-benar tengah hamil. Ada kehidupan baru yang sedang tumbuh di rahimnya.
"Sayang, kamu hamil," Jungkook berseru gembira. Dia menatap mata Dita dengan keceriaan di dalamnya, sebelum memeluk sang istri dengan sangat erat.
"Alhamdulillah. Ya Allah. Terima kasih," Jungkook tak henti-hentinya berucap syukur.
Setelah beberapa detik memeluk sang kekasih, Jungkook menjauhkan tubuhnya. Dia jelas tahu Dita sama sekali tak senang dengan kabar gembira ini.
Tapi Jungkook yakin, tak lama lagi Dita akan menyukai kehamilannya. Ikatan batin seorang ibu dan anak sangat kuat, tidak mungkin wanita tersebut tak menyadarinya.
Jungkook dan Dita langsung pulang ke rumah sesudah melakukan pemeriksaan. Tentunya dengan perasaan yang berbeda. Jungkook dengan perasaan bahagianya, sedangkan Dita dengan perasaan yang tak menentu.
Sedari rumah sakit, dalam perjalanan, sampai akhirnya tiba di rumah, Dita sama sekali tidak mengeluarkan suara. Dan Jungkook memakluminya.
Wajar saja jika sang istri merasa syok serta tak bisa berkata-kata. Mendapati dirinya yang sedang berbadan dua, bukanlah suatu hal yang mudah diterima. Terlebih ketika wanita tersebut tidak memiliki perasaan apapun pada si ayah bayi.
Jungkook akan memberikan waktu untuk Dita agar bisa berdamai dengan keadaan. Asalkan tidak mempengaruhi kesehatannya dan tidak membahayakan si jabang bayi.
***
[Hamil 5 minggu 1 hari = 1 bulan 8 hari]
300423
Putri Kemala Devi Yusman
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random dengan artis lokal dan inter sebagai penggambaran karakter.