29E. Berusaha

6 2 0
                                    

Dita dan Jungkook

"Assalamualaikum. Sayang, aku pulang." Jungkook memasuki kamar dengan jas yang ada di lengannya.

Dita yang sedang bermalas-malasan di sofa balkon langsung menoleh. Menjawab salam sambil bergegas menghampiri sang suami yang baru saja pulang.

"Tumben lama," ujarnya cemberut sembari menyalimi punggung tangan Jungkook. Lalu menerima dengan pasrah ciuman lembut di pipinya.

"Tumben?" Jungkook mengernyit, matanya melirik sekilas jam yang ada di dinding. "Ini memang jam pulang kantor, Sayang. Biasanya juga jam segini."

"Tapi aku nunggu lama." Dita masih saja cemberut. Tangannya mengambil alih jas sang suami.

"Menungguku? Kenapa, hm?" Jungkook menaikkan satu alis. Merasa heran dengan tingkah wanitanya.

Kangen. "E-enggak. Itu, aku mau ngajak nonton film bareng," Dita menyengir setelah mengatakan alasan yang muncul sekilas di benaknya.

"Ohh, begitu?" Jungkook meneliti wajah sang istri dengan pindaian matanya cukup lama.

"Iya." Dita mengangguk-angguk, berusaha meyakinkan.

"Baiklah. Tunggu aku mandi dulu, ya. Sebentar." Jungkook mencuri satu kecupan di bibir Dita. Lalu setelahnya ngacir ke kamar mandi.

"Manis." Dita terpaku di tempatnya. Dia memegangi bibir yang masih tertinggal rasa bibir sang suami.

Semenjak kembali dari rumah sakit, Dita selalu merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya. Dia menjadi suka dipeluk-peluk oleh Jungkook.

Dia juga tak keberatan jika sang suami ingin cium-cium. Yang lebih anehnya lagi, Dita selalu merasa rindu jika ditinggalkan Jungkook pergi ke kantor. Padahal hanya delapan jam, tapi rasanya seperti ditinggalkan selama berhari-hari.

Awalnya, Dita merasa si bayilah yang memiliki perasaan itu pada sang papah.

Namun dia salah, dirinyalah yang selalu merasa rindu pada Jungkook. Dia merasa nyaman ketika berada di dekat lelaki itu.

"Sayang."

"I-iya?" Dita menoleh karena panggilan sang suami.

"Bajuku mana, ya? Yang warna toska itu." Jungkook sudah selesai mandi. Kini dia sedang berjongkok di depan lemari pakaian. Tubuhnya hanya ditutupi sehelai handuk. Tangannya terus saja mengacak-acak isi lemari.

"Bukan di situ." Dita menghampiri sang suami. "Lemari kedua dari sebelah kanan, kedua dari atas juga." Dia membuka pintu lemari di samping Jungkook berada. Lalu mengambil baju yang dimaksud dengan mudah.

Jungkook berdiri sambil tersenyum malu. "Terima kasih, Istriku. Kamu memang yang terbaik." Dia mengecup bibir Dita sebagai pelengkap ucapan terima kasih.

"Ju-J-Jungkook!!" Dita melotot. Benar-benar melotot tak percaya.

"Ada apa?" Jungkook bertanya santai.

"I-i-ituuu!!" Dita menutup kedua matanya. "Ituuu!!" Satu tangannya menunjuk ke arah bawah. Tepatnya tubuh bagian bawah Jungkook.

"Astagfirullah." Jungkook refleks menutup harta berharganya. Handuk yang tipis itu sudah teronggok tak berguna di lantai. Dia malah harus menutup area pribadi dengan kedua telapak tangan.

"Aisshh, kenapa malah melorot?!" Jungkook merutuki kebodohannya. Dia segera mengambil handuk yang jatuh tersebut.

"Udah?" Dita bertanya sambil mengintip dari balik telapak tangannya.

"Su-sudah." Jungkook sudah bergerak cepat mengaitkan handuknya.

Syukurlah. Dita menurunkan kedua tangannya. "Ba-bajunya pakai, deh. Ngeri melorot lagi."

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang