[Akang Taehyung]
|
Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.Hanya imajinasi manis seorang penulis.
@putriyusman
[[[]]]Hari ini adalah hari Minggu. Seharusnya aku dapat menikmati waktu dengan si akang. Tapi, sepertinya rencana memang tinggal rencana. Lagi-lagi Akang Taehyung sibuk dengan pekerjaannya. Dia berangkat pagi-pagi sekali ke tempat kerja.
Sudah tiga kali si akang membatalkan janjinya. Pokoknya aku tak akan percaya lagi padanya jika dia akan membuat janji. Aku tidak mau terlalu antusias dan berekspektasi tinggi akan kebersamaanku dengan si akang. Jika nantinya harus merasa kecewa teramat dalam.
"Astagfirullah, Yuyu! Kamu mah malah ngelamun!" Aku melihat ibu yang buru-buru mendekatiku, lalu menjauhkan setrika dari atas baju. "Untung aja gak gosong. Kenapa, sih? Kamu mah gak niat bantuin Ibu. Mendingan main aja, jung!" gerutu ibu. Dia sudah bersiap mengambil alih tempatku duduk.
"Eng-enggak," aku cemberut. "Aku mau terusin setrika aja. Iya. Janji deh kali ini gak akan ngelamun lagi," pose dua jari jadi andalanku.
"Ya udah, deh," kata ibu akhirnya. Lalu bangkit lagi. "Enggak usah mikirin si Akang atuh lah. Nanti juga kalau ada waktu dia pasti ngajakin kamu main." Ibu mengelus kepalaku. "Jangan cengeng ah, udah gede juga."
Sebenarnya tadi aku sedang menyetrika baju yang akan aku pakai untuk keluar bersama si akang. Tapi, Kang Taehyung nyamperin aku, ngasih tahu kalau dia harus buru-buru ke tempat kerja. Mendadak sekali. Otomatis acara mainku dengannya batal begitu saja.
Kang Taehyung memelukku sekilas lalu pergi tanpa sepatah kata pun. Saat matanya menatapku, ada rasa menyesal yang teramat sangat dari sorot matanya. Kang Taehyung bahkan tidak berani mengucapkan janji lagi, karena takut hanya akan mengecewakanku ... lagi.
Jadi, aku memilih menawarkan diri untuk membantu ibu. Menyetrika baju-baju yang sudah menumpuk di pojokan. Dan sekarang, aku malah akan merusak baju kesayangan Kang Taehyung. Untung saja volume dalam pengaturan yang terendah. Jadi, hanya ada sedikit bekas setrika yang terbentuk di bagian belakang baju.
Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan setengah hati. Walaupun begitu, semuanya aku selesaikan sampai rapi. Lalu kusimpan semua baju satu persatu ke lemari pemiliknya masing masing.
"Yuu!" teriak ibu dari lantai satu. "Yuyuu! ... Yurikaa! Cepat sini, ini Taehyung nelepon, nih!" teriak ibu lagi, lebih kencang dari sebelumnya.
"Iya, Bu. Tunggu ...," balasku berteriak.
Aku keluar dari kamar Kang Taehyung. Berlari menuruni anak tangga yang berkelok. Aku selalu saja menyesali, kenapa ibu dan bapa membuat tangga yang melengkung seperti ini. Alih-alih membuat tangga yang normal-lurus seperti tangga pada umumnya. Ibu dan bapa malah sepakat ingin memiliki tangga yang indah seperti di film-film itu. Hadeuuh!"Halo?" aku menerima HP yang ibu berikan.
"Yu, masih ngambek?" tanya Kang Taehyung dari seberang sana.
"Enggak. Emang kenapa, sih? Akang, 'kan lagi sibuk, kenapa malah nelepon aku, sih?!" jawabku sewot.
"Jangan gitu, dong. Akang, 'kan kangen sama kamu."
"Jangan lebay! Baru juga ketemu tadi, masa udah kangen aja." Aku tertawa dalam hati. Sebenarnya aku juga yang kangen, sih. Kayaknya aku yang lebay, deh.
Aku mendengar suara tawa Kang Taehyung di sana. Aduuh, tawanya yang ngeselin itu malah semakin membuatku merindukannya. Sebenarnya si akang itu baru pulang dari luar kota setelah seminggu lamanya. Kemarin, baru kemarin pagi dia pulang ke rumah. Dan, rencananya dia memang mau membawaku main bersamanya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random dengan artis lokal dan inter sebagai penggambaran karakter.