29C. Berusaha

9 3 0
                                    

Dita dan Jungkook


"Sayang." Jungkook menyusul Dita yang sudah berjalan cepat memasuki kamar.

Aku benci keadaan ini. "Aaaaaa!!!" Dita berteriak histeris.

Beruntungnya bersamaan dengan Jungkook yang menutup pintu kamar. Jadi suara di dalam tidak sampai keluar dari ruangan.

"Sayang! Hey! Hey!" Jungkook berlari cepat mendekati Dita. Karena istrinya itu sudah menjambak-jambak rambut sendiri.

"Istigfar, Sayang. Jangan seperti ini," Jungkook berusaha mengingatkan. Dia mendekap Dita dengan erat, menahan kedua tangannya agar tidak menyakiti diri sendiri.

"Aku benci kamu! Aku benci kamu, Jungkook!" Dita berteriak dengan amarah yang memuncak.

"Aku tahu. Aku tahu," Jungkook berujar lirih. Sakit rasanya menyaksikan sang istri seperti ini, hanya karena tak mau hamil anak dirinya.

Tapi aku lebih benci diriku sendiri, Dita berujar frustrasi.

Aku benci diriku yang lemah. Aku benci diriku yang gak bisa nahan dia buat ngelakuin kegiatan itu lagi dan lagi.

Dita merasa seperti wanita yang bodoh, yang dengan pasrahnya rela disetubuhi oleh lelaki tersebut.

Dita menyesal karena dia tak bisa menolak Jungkook barang sekali pun.

Setidaknya dia harus lebih pintar, misalnya dengan rutin memakan obat kontrasepsi agar kehamilan ini tak terjadi. Dasar bodoh!

Bodoh! Bodoh! Bodoh! Namun, bagaimana mau membeli obat kontrasepsi, di saat keluar rumah saja dia tidak bisa?! Apalagi meminta tolong pada pelayan atau bodyguard, itu lebih mustahil.

Mereka orang-orang yang dipekerjakan oleh Jungkook. Pastinya apapun yang Dita lakukan dan katakan akan langsung disampaikan kepada lelaki tersebut sebagai si majikan.

"Sayang, maafkan aku. Maafkan aku," Jungkook berujar pelan, "jangan seperti ini. Aku mohon." Dia menahan kembali tangan Dita yang sempat lolos karena kelengahannya.

Dita terdiam setelah beberapa saat memberontak. "Tolong, tinggalin aku. Aku mau sendiri di sini," dia berujar lemah.

"Tidak. Tidak akan." Jungkook menggeleng yakin. "Aku akan tetap di sini. Aku akan menemanimu." Dia mengeratkan pelukannya.

"Di saat kayak gini pun kamu masih tetap egois." Dita menolehkan wajah, melirik dengan tajam pada Jungkook yang ada di belakangnya.

"Kamu gak mikirin perasaan aku. Kamu jahat. Kamu jahat, Jungkook!" Dita kembali memberontak, berusaha melepaskan diri dari dekapan sang suami.

"Aku benci kamu! Aku sangat membencimu!"

"Iya, ini salahku. Ini memang salahku." Jungkook menangkap pergerakan tangan Dita. Membalikkan tubuhnya, lalu memeluk Dita erat-erat.

Dita yang tak bisa menandingi kekuatan Jungkook, lambat laun melemah. Dia seakan pasrah berada di dalam dekapan sang suami.

"Aku minta maaf. Aku yang membuat kamu hamil. Jadi jangan sakiti diri kamu sendiri." Jungkook melonggarkan dekapannya. Lalu membawa tangan sang istri untuk memukul wajahnya. "Sakiti saja aku! Kamu pukul aku!"

"Pukul saja aku! Pukul aku!" Jungkook mengarahkan tangan Dita ke dada dan perutnya.

Dita yang ditantang, menurut. Dia bergerak memukuli Jungkook sesuai dengan yang diperintahkan.

Wanita mungil tersebut berhenti setelah memukul, menjambak dan menampar sang suami selama beberapa saat. Ada perasaan tak tega di hatinya.

Dia memang lemah. Tak pernah bisa menyakiti seseorang, siapa pun itu. Bahkan pada seseorang yang telah menyakiti hatinya. Seseorang yang telah menghancurkan hidupnya, sehancur-hancurnya.

Jungkook membawa Dita untuk duduk bersamanya di pinggir ranjang. "Aku menyayangimu, Dita. Sangat menyayangimu."

Lelaki tersebut menggenggam jemari Dita. Matanya menatap lembut pada sang istri. Walaupun dibalas dengan tatapan tajam, dia tak akan terlalu menghiraukan.

"Justru di saat seperti ini, aku harus berada di dekatmu. Aku tidak akan membiarkan kamu melukai diri sendiri. Aku juga tidak akan membiarkan kamu membahayakan bayi kita."

Dita masih terdiam, menatap lurus-lurus pada mata Jungkook.

"Aku tahu kamu tidak menyukai kehamilan ini. Kamu bahkan membenci ayah dari si bayi."

Aku sama sekali gak membenci bayi ini. Aku hanya belum bisa menerimanya, ujar Dita dalam hati.

"Aku mohon, aku tak peduli kamu mau membenciku seperti apa. Tapi, jangan lampiaskan rasa benci itu pada bayi kita," Jungkook berucap lirih.

"Dia hanya malaikat mungil yang suci dan tak berdosa. Dia tak tahu apa-apa, Sayang. Dia tak memiliki salah apapun."

Jungkook membawa kedua punggung tangan Dita untuk menyentuh keningnya. Dia memohon dengan kerendahan hati.

Tak memedulikan wibawa yang selama ini dia junjung tinggi. Dia hanyalah makhluk biasa. Dia berserah diri kepada Tuhan.

"Allah sengaja menitipkan seorang malaikat kecil agar hubungan kita menjadi lebih baik. Aku yakin itu." Jungkook beralih mengecup kedua punggung tangan Dita. Lalu menatap matanya dengan kesungguhan di dalam hati.

"Terima atau tidak. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Aku adalah suamimu.

Kita sudah menjadi pasangan yang sah dalam ikatan suci pernikahan. Kita memang sudah ditakdirkan untuk bersama." Jungkook tersenyum. Berhasil mencuri satu kecupan di bibir Dita.

Karena pergerakannya cepat, Dita tidak bisa menghindar sama sekali. Mata bulatnya hanya bisa melotot dengan amat sangat tajam, seolah mengeluarkan laser dari dalam sana.

"Aku akan melakukan segalanya untuk kamu, apapun."

"Apapun?" tanya Dita memastikan.

"Iya. Apapun." Jungkook menatap lekat sang istri.

"Lepasin aku!" Dita berkata tegas.

Jungkook mematung sesaat, lalu kembali tersenyum dengan amat sangat manis. "Kecuali itu."

Dia berusaha mengecup kembali bibir sang istri. Namun pergerakannya kurang cepat. Dita menolehkan kepala ke samping, sehingga yang terjadi hanyalah kecupan meleset di sudut bibirnya yang manis.

Jungkook terkekeh, lalu mengelus lembut puncak kepala sang pujaan hati. Setelahnya bangkit dari ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Tanpa kamu sadari, kita memang sudah berjodoh, Sayang. Tanpa perlu dijodohkan oleh orangtua kita sekali pun," ucapnya sebelum memasuki kamar mandi.

"Aku tetap membencimu," ucap Dita lirih.

"Aku juga mencintaimu," balas Jungkook dari dalam kamar mandi.

Dita tak memedulikan ucapan lelaki kekar itu. Pelan-pelan dia mengelus perutnya yang belum menonjol. "Malaikat?"

***

010523
Putri Kemala Devi Yusman

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang