5. Teh Gayung

259 52 19
                                    

Mohon maaf bila ada kesalahan penulisan.
|
Cerita ini hanya fiksi belaka.
Tidak ada hubungan dengan orang, tempat atau kejadian tertentu.

Jika ada kesamaan tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
[*****]


"Teh Gayuuunnnggg!!" teriak Dita nyaring sembari melangkahkan kakinya.

Pagi-pagi gini tuh enaknya gangguin si Gayung, batin Dita penuh akal bulus. Dia bahkan tersenyum jahil.

"Sembarangan aja lu ngomong! Nama gue Taehyung!" sahut lelaki itu sewot. Dia ternyata sedang berada di depan rumah. Jongkok di teras dengan smartphone yang ada di tangan. Matanya sibuk melihat layar. Jemarinya dengan lincah bergerak ke kanan dan ke kiri.

Tuh 'kan. Belum apa-apa udah ngomel. Seru, nih, Dita terkekeh dalam hati.

Dita dan Taehyung adalah tetangga dekat. Rumah lelaki tinggi yang suka ngomel ini berada tepat di depan rumah Dita. Sebenarnya penghuni baru--baru aja pindah minggu lalu--tapi songongnya minta ampun.

Seluruh penghuni perumahan yang seumuran dengannya dapat ditaklukkan dengan mudah. Tanpa perlu susah payah, Taehyung dapat membuat mereka bertekuk lutut dalam sehari.

Dan hingga saat ini Taehyung-lah sang ketua remaja perumahan.

"Main, kuy!" ajak Dita seenaknya. Padahal jelas-jelas terlihat olehnya, si lelaki gondrong sedang bermain game online. Dia juga mencolek lengan Taehyung tanpa ragu. (yuk)

"Ogah, ah. Gue males sama lu." Taehyung tak terlalu menanggapi. Masih serius memainkan algojonya.

Tidak tahu permainan apa. Dita juga tak paham. Walaupun tomboy, dia tak pernah tertarik bermain game di aplikasi online. Gadis berkuncir kuda itu hanya mau memainkan permainan di dunia nyata. Menurutnya yang asli lebih seru.

"Ihh, lu kok gitu sih, Gayuunggg?! Jangan gitu, dong. Gue udah capek-capek jalan ke sini cuma buat ketemu sama lu." Dita mengubah ekspresinya. Berusaha dibuat sesedih-sedihnya. Walaupun ia tahu, Taehyung tak akan melihat wajahnya.

"Alah, lebay lu! Jalan cuma lima langkah aja bilang capek." Jemari Taehyung masih saja bergerak lincah. Matanya juga masih fokus ke layar. Tapi dia masih bisa meledek Dita tanpa mengalihkan tatapannya sedikit pun.

"Ehh, kayak lirik lagu. Pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah, tak perlu kirim surat ...," Dita bernyanyi sembari berjoged asik. Walaupun tak ada yang memerhatikan. Ya, sok asik ajalah.

"Terus aja nyanyi. Mending gue masuk," ujar Taehyung santai. Dia bangkit dari jongkoknya. Hebatnya, lelaki berambut hitam itu masih saja memainkan game-nya.

"Woyy, Gayuungg! Mau ke mana lu?! Jahat bener." Dita dengan tangkas mencekal tubuh Taehyung.

"Lanjutin aja nyanyinya! Gue masuk dulu, mau ngambil uang receh," Taehyung berujar santai. Kembali meneruskan langkahnya.

"Ehh, sembarangan lu ngomong! Emang gue pengamen?!" Dita melotot, kesal bukan main pada lelaki berkaus hitam itu.

"Lebih mirip gembel, sih." Taehyung tak jadi memasuki rumah. Sebaliknya, dia malah kembali duduk. Kali ini di kursi teras yang bundar. Tentunya sambil meneruskan permainannya.

"Jahat lu, Yung! Park Shin Hye gini dibilang gembel!" Dita ikut duduk. Lalu mengibaskan rambugnya sok cantik.

"Hih, ngimpi lu!" sarkas Taehyung. Dia melirik Dita sekilas. Padahal dalam hatinya mengiyakan ucapan si perempuan. Karena sejujurnya, lelaki itu memang mengakui kecantikan Dita. Walaupun tidak mirip artis Korea yang disebutkan, dia punya kecantikan yang berbeda.

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang