Dita dan Jungkook
"Sayang, ada apa?" Jungkook terbangun dari tidurnya.Dia sempat terkejut ketika mendapati sang istri tengah menangis tersedu-sedu. Dikiranya itu suara makhluk tak kasat mata. Tapi ternyata, makhluk paling seksi yang ada di ranjangnya.
"Kenapa, Sayang? Apa yang kamu rasakan?" Jungkook mengubah posisi duduknya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang. "Apa ada yang sakit?" tanyanya lembut.
"Beritahu padaku." Dia membawa Dita untuk duduk berdekatan dengannya.
Wanita muda tersebut menggeleng, malah semakin menangis histeris.
"Ya Allah, ada apa, Sayang? Jangan membuatku khawatir." Jungkook mengelus pipi Dita.
"Aku ... maaf," ucapnya di sela-sela isak tangis.
"Maaf untuk apa? Kamu tidak memiliki salah, Sayang." Jungkook membawa Dita ke dalam rengkuhannya.
"Aku punya banyak salah sama kamu," Dita berkata pelan.
"Tidak ada, Sayang."
"Ada!" sewot Dita cepat. Dia semakin menangis terisak-isak, bahkan sampai susah untuk bernapas.
"Astagfirullah. Jangan seperti ini, nanti kamu tidak bisa bernapas." Jungkook mengelap air mata yang mengaliri hampir sebagian wajahnya. Lalu mengelap ingus yang keluar terus-menerus.
"Keluarkan ingusnya," Dia memencet salah satu hidung Dita. Membiarkan wanita tersebut mengeluarkan lendir dari salah satu lubang hidungnya.
Karena tak ada tisu, Jungkook mengelapkan cairan tersebut ke bajunya.
Setelah itu, melakukan hal yang sama pada lubang hidung sang istri yang satunya. Dan lagi-lagi, dia elapkan pada baju hitam yang dia pakai tanpa rasa jijik.
Jungkook bergerak mengambil gelas yang ada di nakas. "Ini, minum dulu."
Dita menurut, menenggak air di dalam gelas tersebut dengan rakus.
"Pelan-pelan." Jungkook mengusap-usap punggung sang istri dengan penuh kasih sayang.
Setelah isi di dalam gelas habis, Dita mengembalikan benda tersebut kepada suaminya.
"Sudah siap cerita? Pelan-pelan saja. Tidak usah terburu-buru." Lelaki tersebut menyimpan gelas kembali ke tempat semula.
Dita masih mengendalikan isak tangisnya, "Aku ... punya banyak salah sama kamu. Aku mau minta maaf." Dia mengisap-isap ingusnya yang mengganggu pernapasan.
"Minta maaf soal apa, Sayang? Sejauh ini, aku tidak merasa keberatan dengan sikap kamu." Jungkook menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Dita. Rambutnya basah karena keringat yang membanjiri kulit.
"Aku semakin merasa bersalah. Kamu terlalu baik." Dita menubruk tubuh Jungkook, memeluknya dengan perasaan yang nyaman.
Jungkook yang mendapat serangan tiba-tiba merasa terkejut, namun lambat laun dapat mengubah ekspresinya. Dia bahagia tentu saja. Akhirnya hari ini datang juga.
Dita-nya berlari ke dalam pelukan dirinya, tanpa paksaan dan dengan inisiatif sendiri.
"Dari awal, kamu emang laki-laki yang sabar dan juga penyayang," Dita mulai mengeluarkan apa yang ada di pikirannya.
Jungkook membenarkan posisi mereka agar lebih nyaman bersandar di kepala ranjang. "Alhamdulillah. Jika itu kamu, aku punya stok kesabaran yang banyak."
"Aku jahat banget ya, waktu awal-awal pernikahan?" Dita menggigit bibir, dia seharusnya sudah tahu apa jawaban atas pertanyaan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random dengan artis lokal dan inter sebagai penggambaran karakter.