24. Malam Pengantin

23 2 0
                                    

Zuu melewati kamar kakaknya, Dita. Namun dia merasa aneh, karena terdengar suara mengeluh seperti kesakitan.

Kebetulan Jungkook lewat di depannya. Zuu dengan cepat menarik lelaki tersebut agar mau ikut mendengarkan.

"Apaan, sih?!" tanya Jungkook sewot. Dia sedang kehausan dan ingin segera minum. Tapi si perempuan mungil dan pendek malah menariknya seenak jidat.

"Sstt! Dengerin, deh!" bisik Zuu sembari meletakkan telunjuknya di depan bibir. Tubuhnya membungkuk menarik Jungkook untuk ikut menangkap suara dari dalam kamar.

Kali ini terdengar suara yang lebih keras. Bukan lagi suara rintihan, tapi suara jeritan yang cukup melengking.

Jungkook dan Zuu saling menatap satu sama lain. Berbeda dengan Zuu yang kaget sekaget-kagetnya sampai mata besarnya melotot. Jungkook malah tersenyum tipis setelahnya.

"Ngeri, ih," Zuu berseru panik. "Mbak Dita pasti kesakitan. Gue harus nolongin dia."

"Ehh, ngapain!?" Jungkook medesis tak percaya. Tangannya dengan gesit menahan pergelangan mungil Zuu.

"Mau nolongin Mbak Dita. Kasian dia. Kayaknya Mas Taehyung mau macem-macem, deh." Kentara sekali kecemasan terpampang di wajahnya. Zuu memang sangat menyayangi Dita. Dia tak mau terjadi apa-apa pada sang kakak.

"Dih, bego!" Jungkook memaki lengkap dengan pelototan kesalnya. "Mereka emang seharusnya ngelakuin itu. Ini 'kan malam pengantin."

"Malam pengantin?" Zuu membeo dengan tatapan polosnya.

"Maksudnya?" setelah beberapa saat dia bertanya kembali.

Jungkook menepuk jidatnya pelan. "Ya ngelakuin ehem-ehem. Masa lo kagak ngerti, sih?" suaranya memelan, tak sekeras tadi.

"Ya, ya ngerti." Zuu memalingkan wajahnya. Dia baru sadar apa yang Jungkook maksud adalah itu. Kegiatan suami-istri yang dilakukan di malam hari setelah terlaksananya ijab kabul.

"Tapi, emangnya sesakit itu ya?" tanyanya sembari menatap Jungkook ragu. Mengingat suara kesakitan yang kakaknya keluarkan dari dalam kamar.

Dan lagi, masih terdengar jeritannya sampai sekarang. Terputus-putus, lengkap dengan suara terengah-engah. Apakah kakaknya sesak napas di dalam sana?

"Iyalah. Sakit banget. Pasti," ujar Jungkook yakin. Seakan-akan dia adalah orang yang memang setahu itu.

"Lo tahu dari mana? Lo 'kan bukan cewek. Lo juga belum nikah. Mana tahu itu," Zuu mendelik. Tak percaya pada sepupu Taehyung yang sok tahu di sampingnya.

"Dari google-lah. Sekarang itu zamannya udah canggih. Lo kayak makhluk purba aja, yang gitu kagak tahu." Jungkook menyentil dahi Zuu.

"Aww, sakit!" Zuu menjerit pelan. Lalu setelahnya ikut-ikutan ingin menyentil dahi Jungkook. Tapi lelaki itu terlalu gesit menghindar. Alhasil Zuu hanya bisa cemberut karena tak berhasil membalas si mata bulat.

"Lagian nih ya, gue itu udah nanya-nanya sama temen gue yang udah nikah. Kata mereka, malam pertama itu emang sakit banget."

Zuu memotong Jungkook yang akan berbicara lagi, "Temen lo cewek?"

"Iya. Kalau yang cowok, kata mereka, ceweknya sampai ngejerit-jerit kesakitan. Udah kayak perang dah itu mah, bukan ehem-ehem lagi." Jungkook tersenyum dalam hati. Seru juga mengerjai Zuu, si cewek polos yang nyerempet bego.

"Ngeri banget, ih." Zuu bergidik. Dia jadi takut menghadapi hal-hal yang berbau pernikahan.

"Iya, ngeri banget." Gue dosa gak sih ..., Jungkook tertawa dalam hati. Mengerjai Zuu memang selalu seru dan menghibur.

"Lagian nih ya, gue itu harus ngedengerin review temen-temen gue yang udah nikah. Biar gue tahu harus gimana nantinya kalau udah nikah." Jungkook berujar serius. Seserius muka Zuu yang mendengarkan setiap ucapannya.

"Jangan sampai, gue-nya keenakan, sedangkan bini gue udah kesakitan berasa mau mati."

Zuu mengangguk-angguk mengiyakan. Lalu bertanya lagi sambil menatap lurus mata Jungkook, "Apa iya separah itu? Sampai berasa mau mati?"

Jungkook hanya mengangguk. Menahan diri untuk tidak menyengir.

"Ngeri ... banget." Zuu menggeleng-geleng pelan.

Jungkook tak kuat lagi. Dia menyemburkan tawanya yang sudah dia tahan sedari tadi.

"Kenapa, sih?" Zuu menatap heran. "Lo tiba-tiba ketawa gitu. Ngeri banget. Kesambet, ya?" Saat ini sudah hampir tengah malam. Tidak menutup kemungkinan ada syaiton yang ternyata bergabung dengan mereka sedari tadi.

"Enggak," Jungkook menjawab di sela tawanya. Menggeleng-geleng tak habis pikir. Bisa-bisanya Zuu menatap dengan wajah yang polos begitu, membuat Jungkook geregetan melihatnya.

"Gemes banget, sih," setelah berkata begitu, Jungkook mencium kening Zuu dengan cepat. Lalu berlari dari hadapannya.

Zuu melotot dengan wajah yang masih dalam kekagetannya. Sampai Jungkook sudah benar-benar hilang dari pandangannya, Zuu baru bereaksi. "Jungkoookk!" jeritnya dengan suara tertahan.

Tanpa mau berlama-lama, Zuu mengejar Jungkook yang sudah kabur ke dapur. Meninggalkan kawasan kamar Dita yang masih terdengar suara-suara tak mengenakkan dari dalam sana.

***

061123

Putri Kemala Devi Yusman

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang