29U. Berusaha

26 2 1
                                    

"Iya Papi, jangan memaksakan diri. Istirahat dengan benar, jangan terlalu memforsir tubuh Papi."

Aidtya tersenyum, "Iya, Anak Manis. Kamu terlalu meremehkan Papi. Sudah tua begini Papi masih kuat."

Setelah memberi nasihat pada sang menantu agar menjaga anaknya tercinta dengan baik, Aditya keluar dari kamar bersama dengan Sijitama.

"Loh, Ayah, Ayah mau meninggalkan Bunda?" Geulisa tak terima. Terlebih ketika Sijitama sudah keluar begitu saja, tak menghiraukan ucapannya sama sekali.

"Bun, sudahlah, sini Aisyah biar aku saja yang gendong," Jungkook mendekati sang bunda untuk mengambil alih anaknya.

"Sstt, dia sudah akan terlelap." Geulisa menjauhkan tubuh sang cucu dari jangkauan sang papa.

Jungkook terkekeh, "Aisyah masih terjaga, Bun. Sayanga, sini sama Papa." Dia membawa Aisyah ke dalam gendongannya.

"Pelan-pelan!" Geulisa memperingati.

"Aisyah akan tenang jika bersama Papanya, Bun."

Setelah terpaksa menyerahkan Aisyah, Geulisa berpamitan pada Dita. Dia akhirnya keluar dari kamar sambil mengomel karena Sijitama telah berani meninggalkan dirinya.

"Kamu itu seperti tidak tahu perasaan pasangan yang baru menikah saja," Sijitama berceloteh sembari bangkit dari kursi.

"Loh, aku kira kamu sudah duluan ke tempat parkir." Geulisa menerima uluran tangan Sijitama untuk bergandengan tangan.

"Mana mungkin aku meninggalkanmu, Sayang."

"Apa Aditya masih menunggu di parkiran?"

"Tidak. Dia lebih dulu ke rumah dengan asistennya."

Di saat kedua insan tersebut bermesraan sambil berjalan melewati lorong rumah sakit, terdapat satu lagu pasangan yang juga menikmati waktu intim mereka setelah sang anak tertidur.

"Apa aku udah kurang ajar karena ngusir Bunda dari sini?" Dita merasa sedikit bersalah. Dia seolah mendorong-dorong mereka agar segera pulang dan tidak mengganggunya dengan Jungkook.

"Tidak mengusih, kita hanya membuat mereka pulang lebih cepat. Lagi pula tidak nyaman jika ingin memaksa tidur di sini." Jungkook memperbaiki posisi kepala Dita yang bersandar di dadanya.

"Aisyah lebih cepat tidur kalau digendong sama kamu. Kamu gak ngancem dia kan?"

Jungkook terkekeh atas tuduhan Dita yang tak berdasar tersebut.

"Memangnya vagaimana aky akan mengancam dia?" Jungkook membuat kepala Dita mendongak ke arah wajahnya.

"Kamu pelototin," ceplos Dita.

"Sembarangan!" Jungkook menjepit hidung sang istri dengan gemas.

"Ugh! Uh!" dita menggeleng-gelengkan kepalanya berharap jepitan Jungkook terlepas.

"Aku gak bisa napas!" jeritnya kesal ketika berhasil terlepas dari tangan sang suami.

"kamu menuduhku sembarangan." Jungkook beralih menjepit pipi Dita dengan satu tangan. Lalu mengecup bibirnya secepat kilat.

"Apa kamu punya mantra supaya dia cepat tidur?" pertanyaan Dita semakin ngaco.

"Mantra! Mantra!" dijentiknya kening sang istri karena terlampau gemas. "Harusnya dibisikin salawat agar bayi kita tenang. Lalu doa pengantar tidur."

"Oh, jadi itu yang kamu lakuin?"

"Iya," Jungkook mengangguk ragu, "tapi dalam hati," lanjutnya sambil nyengir.

"Tapi sampai ya?" Dita berkata dengan bingung.

"Ikatan batin, Sayang." Jungkook kembali memcium bibir cerewet sang istri. Kali ini berkali-kali sampai Dita jengah sendiri karena merasa dipermainkan.

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang