Imajinasi itu indah yaa.
|
Dita ~ Putmilasari
Taehyung ~ Pak Radi
|
Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
[*******]Putmi selesai membayar makanan di warung makan yang merangkap sebagai warung serba ada. Dia berbalik tanpa melihat keadaan di belakang. Alhasil dirinya menabrak tubuh seorang lelaki tinggi nan kekar.
Kepalanya langsung menabrak dada lelaki tersebut. Hingga terasa pusing menimpa kepalanya akibat benturan yang cukup keras.
Putmi mendongakkan kepala perlahan. Lalu terlihatlah wajah seorang lelaki berwajah manis di depannya.
"Ma-maaf," gugup Putmi langsung menundukkan kepalanya lagi.
Lelaki itu berdeham, lalu berbicara dengan suara rendahnya, "Tidak apa-apa. Sa-saya baik-baik saja."
Putmi berfikir, Kenapa dia jadi gugup juga? Aneh.
Ketika memundurkan tubuhnya, Putmi baru sadar dengan pakaian si lelaki. Dia mengenakan seragam polisi. Lengkap dengan topi dan sepatu yang menjadi ciri khasnya.
"Pe-permisi," pamit Putmi menundukkan tubuhnya ingin melewati lelaki tinggi tersebut.
Namun, tanpa diduga lelaki itu menahan lengannya. Dan otomatis membuat Putmi menghentikan langkah.
"Ma-maaf? Ada apa, P-Pak?" tanya Putmi, setelah menengokkan kepalanya.
Putmi sempat bingung akan memanggil lelaki tersebut dengan sebutan apa. Pasalnya, dia tidak terlihat tua untuk pantas disebut 'Pak'. Tapi dia seorang polisi. Masa dengan lancangnya Putmi memanggilnya 'Mas', atau 'Aa'?
"Saya ingin bicara."
Hah? Apaan sih? Aneh banget nih orang, cerocos Putmi dalam hati.
"Maaf, Pak. Saya sedang buru-buru." Putmi berusaha menjawab senormal mungkin. Lalu melepaskan cengkraman si lelaki.
"Se-" ucapan lelaki tersebut tak jadi dilanjutkan. Karena Putmi sudah terlanjur pergi meninggalkannya. Berlari sangat cepat tanpa menengok sedikit pun.
[*******]
"Makasih." Putmi menerima uang kembalian yang diberikan si mbak-mbak penjaga warung.
Lalu berbalik tanpa memperhatikan sekitar. Tanpa diduga, kepalanya menubruk tubuh seseorang. Hingga dirinya terpental sedikit ke belakang.
Entah kenapa Putmi merasa pusing akhir-akhir ini. Sehingga terantuk sedikit saja dia merasa kepalanya pusing tak karuan.
"Eh?" Putmi berujar heran. Bingung juga menimpanya. Berasa deja vu. Kejadiannya kurang lebih seperti ini.
Pasalnya, tak hanya kejadiannya saja yang sama, tapi orangnya pun masih sama. Tinggi dan kekar. Tersenyum manis dan memakai seragam polisi.
"Ma-maaf, Pak." Putmi menunduk sopan. Mulai melangkahkan kakinya melewati lelaki tersebut.
Lagi-lagi langkahnya terhenti. Lengan kanannya ditahan ke belakang.
"Saya ingin bicara."
Putmi mengernyit. Kejadiannya sama lagi. Kenapa deja vu-nya masih berlangsung, sih?!
Karena tidak ingin terus merasa seperti itu, Putmi merubah respon selanjutnya.
"Maaf, Pak." Dia menghempaskan lengannya. Tanpa menengok sama sekali. Dengan cepat turun ke bawah. Mengenakan sandalnya. Lalu berlari secepat kilat dari sana.
Tanpa Putmi perkirakan, lelaki itu lebih kilat dari dirinya. Kaki yang panjang, membuat dia dengan mudah menghentikan gerakan Putmi, hanya dengan langkahnya yang lebar dan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random dengan artis lokal dan inter sebagai penggambaran karakter.