29L. Berusaha

9 2 0
                                    

Kejar target seribu sehari.

***

"Eehh, mau ngapain?" Dita menahan tangan Jungkook yang mau menggapai kancing piyamanya.

"Ayo mandi, badan kamu bau."

"Enak aja! Badan aku wangi yaa," Dita mendelik. "Belum mandi tiga hari juga masih wangi." Dia memang belum mandi pagi ini, tapi kemarin-kemarin juga rutin mandi. Jadi tidak mungkin bau.

"Iya, wangi bunga kamboja," ledek Jungkook sambil terkekeh.

"Ish!" Dita melotot. "Emangnya aku kuburan baru?!" Dia mencebik kesal pada lelaki di hadapannya.

"Sudah, jangan melantur. Ayo mandi." Jungkook meraih kembali kancing teratas yang dikenakan Dita.

"Kamu yang ngelantur juga," wanita hamil tersebut mencebikkan bibirnya.

Jungkook mengendus area leher sang istri. "Hmm, bau aceemm."

"Emang beneran bau?" Dita mengangkat tangan, menciumi keteknya sendiri. Iya, lumayan, dia terkekeh.

Gemasnya, Jungkook terkekeh pelan. Tangannya membuka kancing piyama Dita satu per satu.

Piyama berwarna biru muda tersebut memiliki kancing yang banyak sampai ujung kain.

Akhir-akhir ini Dita memang lebih suka memakai rok sebatas lutut. Selain memang bahannya yang lembut dan halus, rok juga membuat dia bergerak lebih leluasa.

Dengan perut besarnya, Dita sering mengeluhkan pengap dan rasa tak nyaman. Makanya dia sudah tak mau lagi memakai celana.

"Aku bisa sendiri, Jung," protes Dita ketika Jungkook melepaskan kancing terakhirnya.

"Aku mandikan saja, biar cepat." Jungkook melepaskan piyama longgar tersebut dari tubuh sang istri. Lalu beralih ke celana dalam imut di bawah perutnya.

Setelah melepas semua yang melekat di tubuhnya, kini Dita benar-benar telanjang bulat.

"Semakin seksi saja," Jungkook menatap tubuh menggoda sang istri dengan intens.

"Kamu pasti cuma ngehibur aku aja kan?" Dita masih saja merasa malu saat telanjang di hadapan Jungkook. Terlebih kini tubuhnya sudah tak seramping saat masih lajang.

"Aku tidak membual, Sayang." Jungkook mengangkat Dita ke dalam rengkuhannya. "Jika bisa, aku akan mengajakmu bercinta saat ini juga. Tapi sialnya, aku harus menghadiri meeting pagi ini."

"Ish, mesum!" Dita berujar malas. "Itu sih maunya kamu."

"Itu memang mauku, Sayang." Jungkook terkekeh gemas.

Sesampainya di kamar mandi, Jungkook menurunkan Dita di bawah shower.

"Nanti baju kamu basah, Jung," protes Dita masih memberi alasan.

"Tidak apa-apa, aku juga belum mandi." Jungkook mengambil kursi plastik yang ada di luar area shower.

"Ayo duduk. Biar kamu tidak pegal."

Dita mendudukkan tubuhnya dibantu Jungkook. "Aku mau berendam." Dia menunjuk bathtub yang berada di sudut lain kamar mandi.

"Tidak ada. Nanti kamu masuk angin." Inilah alasan Jungkook selalu memandikan Dita. Karena jika sang istri dibiarkan mandi sendiri, dia akan berendam hingga lupa waktu.

Dita cemberut. Tangannya mengelus perut besar yang mulai merasa tak nyaman mau bergerak bagaimana pun.

"Sakit?" Jungkook menatap khawatir.

"Enggak. Cuma gak enak aja."

Walaupun sang istri tersenyum, Jungkook masih saja merasa khawatir. "Baik-baik ya, Sayang. Papa di sini." Dia ikut mengusap perut bulat tersebut.

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang