Maaf yaa kalau kurang greget. Masih ngejar 1000 sehari(╥ω╥')
***
"Kamu pegal, Sayang," Jungkook menjawab tenang.
"Ya tapii ... gak harus pakai kursi roda jugaa. Aku masih bisa jalan."
Saat Jungkook akan membalas protesan sang istri, pegawai wanita yang sudah kembali dari gudang menginterupsi, "Maaf, Mas, Mbak. Ini stroller yang berwarna biru muda."
Dia menghentikan troli barang di hadapan Dita dan Jungkook. Lalu menurunkan salah satu kardus berukuran sedang. "Boleh dilihat dulu warnanya apakah sudah sesuai atau tidak."
"Sudah, tidak apa-apa," Jungkook menyela seraya bangkit dari kursi. "Saya langsung membayar saja. Istri saya sudah kelelahan."
Selagi Jungkook membayar barang belanjaan, Dita masih menatap penuh permusuhan pada dua bodyguard yang ada di hadapannya. Sedangkan si pegawai wanita hanya bisa terbingung-bingung di tempat dia berdiri.
"Ayo, kita pulang." Jungkook datang dengan satu keresek besar belanjaan di tangan kanannya. Lalu menyerahkan begitu saja pada salah satu bodyguard.
"Aku jalan aja," protes Dita ketika sang suami akan mendekatinya.
Jungkook menatap malas wanita keras kepala di hadapannya. "Mau aku gendong atau kursi roda?" dia bertanya tegas.
Dita menggeleng-geleng. Dia tidak mau keduanya. Dia mau jalan saja seperti biasa. Lagipula mobil juga pasti sudah diparkirkan di depan toko.
"Mau digendong?" Jungkook bertanya retoris. "Aku tidak keberatan sama sekali."
"Enggak. Jangan! Aku berat banget. Kamu gak akan kuat." Dita mendorong Jungkook agar menjauh dari tubuhnya.
Jungkook terkekeh, "Kamu tidak berat. Kamu ringan seperti kapas, Sayang."
Dua bodyguard mereka hanya bisa terdiam di tempat. Sedangkan si pagawai wanita malah melotot tak percaya. Bagaimana bisa dia berbohong dengan begitu jelas?!
Dita tak bisa menghindar lagi ketika Jungkook sudah membopong tubuh berisinya untuk dipindahkan ke kursi roda.
"Aku bukan orang sakit, Jungkook!" protesnya kesal.
"Kursi roda bukan hanya untuk orang sakit, Sayang." Jungkook mulai mendorong kursi roda setelah memastikan sang istri duduk dengan benar.
Di belakang mereka kedua bodyguard membawa masing-masing satu kardus stroller dan kantung belanjaan serta botol air mineral yang tinggal setengah.
"Tapi biasanya dipakai sama orang sakit di rumah sakit."
"Terkadang juga dipakai oleh orang yang sedang kelelahan," bantah Jungkook. "Sekarang kamu sedang kelelahan, jadi tidak masalah, Sayang."
Tetap aja aku maluu. Dita menunduk dengan kedua siku ditumpukan di pegangan kursi. Kedua telapak tangannya menutupi wajah agar tidak terlihat oleh orang-orang yang ada di sekitar mereka.
"Tidak usah pedulikan pandangan orang lain," ucap Jungkook santai.
"Mana bisaa. Aku maluu," cicit Dita merasa sebal.
Jungkook menunduk sembari memelankan laju kursi roda. "Kenapa malu? Kamu tidak berbuat salah, Sayang."
Bisikan Jungkook menerpa lembut telinga sang istri. Disusul dengan ciuman kilat di pelipisnya.
Ish, main cium-cium aja, Dita mendelik pada lelaki yang sialnya memang tampan serta dikagumi banyak wanita.
Bisa dilihat dari para wanita yang tak berkedip ketika Dita dan Jungkook lewat. Bukan karena menatap aneh seorang wanita hamil yang didorong di kursi roda, tapi sepertinya tatapan mereka lebih tertuju pada Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random dengan artis lokal dan inter sebagai penggambaran karakter.