***
[Sayang, kamu di mana?]
Pesan Taeyong tak ada tanggapan meski sudah dua puluh menit berlalu.
Tadi pagi, terakhir kali dihubungi, kekasihnya sedang bersiap-siap pergi. Dia bilang ada urusan, tapi tidak menyebutkan secara detail mengenai apa.
Taeyong jadi khawatir. Dia kira, Dita akan menghubunginya setelah urusan selesai. Tapi sampai detik ini, matahari bahkan sudah di atas kepala, perempuan manis itu belum juga memberinya kabar.
Sudah ditelepon berkali-kali, namun tidak diangkat. Pesan-pesannya pun tak ada balasan sama sekali. Padahal aplikasi berbagi pesan Dita terlihat sedang online.
Saat Taeyong akan menelepon sang kekasih kembali, tanpa diduga malah muncul pesan dari nomor tak dikenal di bar notifikasi smartphone-nya.
Karena penasaran, Taeyong membuka pesan itu terlebih dahulu. Dan, apa yang dia lihat seketika membuatnya terhenyak serta melotot kaget.
Orang dengan nomor tak dikenal itu mengirim foto kekasihnya, Dita, sedang berjalan beriringan bersama seorang lelaki menuju sebuah hotel.
Hati Taeyong berdenyut nyeri. Dia tak menyangka apa yang dilihatnya. Tapi Taeyong tak akan gegabah. Dia langsung menelepon nomor itu guna meminta penjelasan.
Namun nihil, nomornya tak dapat dihubungi. Sepertinya orang itu langsung mematikan data seluler setelah mengirimkan pesan tersebut.
Taeyong melihat kembali foto Dita dan lelaki asing yang tidak dia kenali. Karena posisi mereka yang membelakangi kamera. Tapi Taeyong tahu itu benar-benar Dita, kekasihnya.
Setelah dilihat-lihat, Taeyong sepertinya tahu tempat itu di mana.
"Ini ... bukannya hotel yang ada di sekitar sini?" Taeyong bertanya pada diri sendiri. Dia celingak-celinguk memperhatikan keadaan sekitar.
Sebenarnya Taeyong masih di depan toko buku yang tadi dia masuki. Beberapa buku yang dibelinya bahkan masih dia pegang erat di tangan kiri.
Saat melihat ke seberang jalan, Taeyong melihat logo hotel yang sama persis seperti di foto. Dengan segera dia berlari menyeberangi jalan raya yang memiliki lebar dua kali lipat dari biasanya.
Beberapa kali dia hampir saja tertabrak kendaraan roda dua yang melaju cukup tinggi. Si pengendara marah-marah sampai mengeluarkan kata-kata makian.
Taeyong tak terlalu menanggapi, dia hanya menunduk sopan sembari mengatupkan tangannya di depan dada guna meminta maaf.
Sesampainya di depan hotel, Dita dan lelaki itu sudah memasuki pintu masuk. Terlihat mereka seperti sedang berbincang-bincang seru.
Hati Taeyong memanas. Sedari tadi dia khawatir karena tak kunjung mendapat kabar. Tapi kekasihnya itu malah sedang asyik dengan lelaki lain.
Langkah Taeyong semakin cepat seiring dengan langkah kaki dua orang di depannya. Mereka memasuki area restoran hotel, lalu duduk di salah satu meja dekat jendela.
Awalnya Taeyong ingin langsung menghampiri mereka, lalu menarik Dita dan membawanya pulang. Namun dia urungkan. Dia ingin tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Taeyong duduk di salah satu meja tak jauh dari mereka. Baru juga mendudukkan tubuhnya, Taeyong melihat sesuatu yang semakin membuatnya naik darah.
Lelaki itu mencium Dita, kekasihnya.
"Anj*ng!" makinya ketika melihat tak ada pergerakan sama sekali dari Dita. Perempuan itu tak menolak, apalagi mendorong tubuh lelaki di depannya.
Amarah Taeyong sudah memuncak. Dia tak bisa menahan diri lagi. Tak ingin pula repot-repot meminta penjelasan. Dia langsung pergi dari tempat tersebut.
"Berengsek!" Taeyong membanting pintu mobil. Lalu melempar keresek berisi buku-buku yang masih di tangan kirinya ke sembarang arah.
"Anj*ng!"
Pantas saja Dita tak membuka apalagi membalas pesannya. Taeyong tertawa kesal. Bodoh sekali. Dia sibuk khawatir pada perempuan yang bahkan sama sekali tak memikirkannya.
Taeyong benar-benar tak percaya. Dia dikhianati dengan begitu kejamnya. Saat perasaannya pada Dita sudah begitu dalam dan serius. Segala rencana untuk masa depannya telah disusun dengan rapi. Tapi seakan sia-sia jika sudah begini.
Taeyong mematikan smartphone-nya. Setelah itu, dilemparnya begitu saja.
Taeyong menghidupkan mobilnya. Meninggalkan kawasan tersebut dengan kecepatan tinggi.
***
Taeyong menghela napas gusar. Apa dia salah mengambil sikap? Kejadian tersebut sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Tapi Taeyong masih meyakini bahwa Dita-lah yang bersalah.
Setelah kejadian itu, Taeyong menutup segala bentuk komunikasi dengan Dita. Dia menjauhi Dita dan tak ingin bertemu kembali.
Sampai akhirnya mereka dipertemukan kembali di rumah Taeyong. Dita menghampirinya. Dan Taeyong hanya menerima karena sangat merindukan keberadaan perempuan tersebut.
***
080123
Putri Kemala Devi Yusman
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Story
RomanceCerita random dengan artis lokal dan inter sebagai penggambaran karakter.