29Q. Berusaha

3 1 0
                                    

Setelah dipindahkan ke ruang rawat, kondisi Dita berangsur-angsur pulih.

"Sudah belum?"

"Belum, Jung. Tunggu dulu, ini perlu waktu," Dita menggerutu di dalam toilet.

"Makanya, aku bilang juga aku ikut ke dalam."

Saat ini Dita sedang buang air besar. Dia bersikukuh tidak mau dibantu.

"Bau, Jung. Di sini juga toiletnya sempit. Nanti yang ada malah penuh sama badan kamu."

"Itu infusnya tidak susah?" Jungkook bertanya khawatir.

"Enggak. Ini ... aku lagi berusaha ngeluarin si sesuatu yang bau."

"Kata kamu tadi udah mau keluar," Jungkook berucap sebal. Itu sebabnya dia tak memaksa masuk saat tadi dihalangi.

"Yang tadi udah keluar. Ini beda lagi. Mau keluar lagi."

"Berapa banyak memangnya?" Jungkook tersenyum sendiri mendengar pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

"Banyaak. Tadi kamu nyuapin aku terus. Suruh makan ini, makan itu. Katanya harus makan banyak. Sampai begah perutku."

Baru juga beberapa jam di ruang rawat Jungkook sudah sibuk memesan ini-itu. Tentunya sesuai saran dari dokter.

Dia bilang wanita yang baru melahirkan butuh banyak asupan. Selain untuk memulihkan tubuhnya agar kembali bugar, nutrisi tersebut juga memang baik untuk si dedek bayi.

Air susu yang diminum tentu saja harus berkualitas dan terjamin bagi tumbuh kembangnya.

"Kamu menyusui, Sayang. Harus cepat memulihkan tubuh," Jungkook mengingatkan.

"Iya, iya. Sstt! Ugh!" Dita menghentikan ucapannya kala gelombang ingin keluar itu datang.

"Aahh, legaa. Akhirnya kamu keluar juga," selang beberapa detik, Dita kembali bersuara.

"Sudah?" Jungkook bertanya memastikan.

"Iya."

"Sudah semuanya?" Jungkook tertawa dalam hati. Percakapan macam apa ini?!

"Iya. Tunggu."

"Bisa tidak ceboknya?" Jungkook mendorong pintu, tapi karena dikunci dia tidak dapat membukanya.

"Bisa. Aku bisa sendiri."

"Sayang, jangan banyak bergerak. Itu nanti infus kamu berdarah lagi."

Kebetulan infus Dita dipasang pada tangan kirinya. Karena itu dia jadi tak bisa bergerak bebas.

Termasuk untuk sekedar cebok. Jungkook tak yakin sang istri bisa melakukannya.

Tadi saja darah keluar dari tubuhnya melewati infus karena terlalu banyak bergerak. Beruntungnya masih bisa dibetulkan tanpa harus mencabut selang dan menancapkan jarum suntik lagi.

"Eh, iya ini ... darahnya keluar lagi, Jung," Dita berucap panik, "gimana ini??"

Dita baru sadar keluar darah dari pergelangan tangannya. Bahkan sudah naik melewati selang infus sampai sebatas siku.

"Ya sudah, ini buka pintunya. Biar aku bisa masuk." Jungkook memutar-mutar knop pintu dengan panik.

"Sebentar," jawab Dita dari dalam.

Setelah pintu terbuka, Jungkook langsung memeriksa selang infus tersebut. "Makanya, jika aku beri tahu jangan membantah. Begini jadinya."

"Jangan ngegerutu terus. Itu gimana-" Dita berujar panik. Darah terus tersedot keluar dari tubuhnya. Dia sudah akan menangis, tapi sang suami malah mengomel terus.

Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang