PROLOG

36K 1.5K 54
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Halooooo‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️

Aku rency, kalian bisa panggil aku ren atau si atau rensi😍😍😍😍🤟🤟🤟

Sebelumnya aku membuat cerita ini, karena ingin menumpahkan ide liar yang ada di otak.

Mengenai bagus atau tidaknya jalan cerita, setidaknya aku sudah mencoba memberikan yang terbaik, untuk diri aku sendiri, dan kalian tentunya.

Mengenai banyak tidaknya pembaca, setidaknya aku sudah berusaha.

Lebih baik aku sampein di awal. Buat kalian yang suka ngehate cerita orang dan gak tau caranya menghargai, kalian bisa pergi.

Aku kayak kalian, manusia juga. Jangan buat sakit hati manusia lain. Kasih aku kritikan dan saran jika aku ada salah, jangan ngamuk-ngamuk, katakan dengan baik-baik.

Aku baik, gak jahat. InsyaAllah.

Itu aja, terimakasih.

Semoga suka! 😋

****

"AYO AYO DIKIT LAGI!" Semarak teriakan terdengar oleh para warga seraya bertepuk tangan meriah, menatap ke atas dimana, di atas sana tim dari masing-masing peserta berusaha mencapai puncak.

Panjat pinang.

Salah satu perlombaan yang harus ada ketika merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Terlihat tim seberang tak dapat mempertahankan posisinya sehingga mereka terjatuh dan harus mengulang lagi dari awal.

"PEGANG YANG KUAT! JANGAN SAMPE LEPAS! TAHAN!" Mereka berteriak kembali dengan napas yang memburu, berusaha menggapai puncak, mengambil hadiah-hadiah yang ada dipaling atas. Penonton kembali berseru-seru antusias, menyemangati dengan ramai.

"BADAI MANA BADAI?"

Bocah pendek berumur sekitar 10 tahun itu tergesa-gesa mendekati pohon pinang yang telah diolesi oli di semua bagian, bersiap-siap mengambil alih paling atas. Ia juga membuka baju kemudian tersenyum lebar dengan yakin.

"AYO, DAI." Penonton menyemangati.

Dengan bantuan pundak-pundak yang berada di antara pohon pinang, Badai berusaha manjat meskipun itu sangat licin.

Timnya sengaja merekrut Badai karena mereka tau, walaupun berbadan kecil, Badai itu lincah. Jadi, mereka sengaja menempatkan Badai dipaling atas.

Badai menjulurkan tangannya dengan mata yang menyipit, anak kecil itu menggapai kayu yang terletak dipaling atas kemudian mendudukinya. Mencabut bendera yang terpasang di tengah-tengah kemudian mengibarkannya dengan semangat.

"WUHUUUU!!"

Semua nya sahut-sahutan dengan antusias. Badai mulai mencabut benda-benda di sekelilingnya kemudian ia lemparkan ke bawah.

Badai juga mengambil hadiah paling besar yang merupakan sepeda. Sepeda yang sangat cocok untuknya, apalagi dirinya masih anak-anak sekarang.

Seusai semuanya diturunkan, Badai menepuk-nepuk pantatnya membersihkan kotoran, meskipun dirinya terlihat sangat hitam legam dan licin akibat oli yang memenuhi tubuhnya.

"Nih, Dai. Sepedanya untuk kamu saja," ujar seorang bapak-bapak dari timnya.

Badai mengangguk senang kemudian mengucapkan terimakasih. Selanjutnya, Badai mulai menaiki sepeda baru itu dan berkeliling di sekitar.

"Mila mana, ya?" Dirinya bergumam, celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang.

Senyumnya kian merekah saat melihat bocah perempuan gemuk yang 2 tahun lebih muda darinya sedang duduk di dekat gerobak siomay.

Itu Mila, perempuan yang ia cari.

Dengan cepat Badai mengayuhkan sepedanya menghampiri Mila, bermaksud mengagetkan anak perempuan itu.

"Mila! Dorrr." Mila tersentak kaget dan refleks mengeluarkan kembali siomay bulat yang baru saja ia makan.

Mila cemberut, memukul badan Badai yang hitam tanpa baju. "Badai ngagetin!"

"Maaf." Badai cengengesan.

"Mila liat nih!" Badai memamerkan sepeda yang ia naiki. "Badai bisa sampe atas, terus hadiahnya dapet sepeda." Badai melanjutkan, "Besok sekolah kita pake sepeda ini ya berdua?"

"Tapi itu gak ada boncengannya, Badai," sahut Mila, melirik bagian belakang sepeda.

Badai melirik sebentar ke belakang, berpikir sebentar. "Nanti Badai tambahin pijakan supaya Mila bisa tegak di belakang," balasnya membuat Mila mengangguk. "Oke deh."

Badai memamerkan gigi-giginya lucu, menatap Mila sambil tersenyum manis.

"Mila," panggil Badai membuat Mila menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"

"Besok kita satu bulan pacaran, jangan sampe lupa ya," kata Badai, seketika Mila mengalihkan pandangannya malu.

"Iya, Mila inget, kok."

****

Jangan lupa vote komen nya yaaa😚💙

Pelis, aq bakalan malu bgt kalo temen-temen aq baca ini ajejdjjwksns, jangan bca ya😭🤙 ai laf yu🤭

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang