33 - Ketauan?

7K 522 14
                                    

BADAI duduk berdiam diri di taman sekolah sambil menatap sekeliling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BADAI duduk berdiam diri di taman sekolah sambil menatap sekeliling. Ia memejamkan mata, bayangan Mila selalu memutar di otaknya membuat ia jadi tertawa pelan. Tidak banyak yang dilakukan Mila, tapi entah kenapa Badai menyukai gadis itu, bahkan sangat.

Fely yang baru saja lewat di depan Badai langsung berhenti ketika Badai berada di taman ini, ia memutuskan duduk di sebelah Badai, menatap laki-laki yang kini sedang memejamkan matanya dari samping.

"Aku gak bisa ngelupain kamu, Badai."

Badai langsung membuka matanya, ia menatap ke arah samping, lagi-lagi Fely, yang Badai inginkan itu Mila.

"Lo ngapain disini?" tanya Badai acuh.

"Gak tau ya," Fely tertawa. "Aku cuma lewat, eh gak sengaja ngeliat kamu, jadinya aku samperin."

Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing, Fely menunduk, memainkan jari-jarinya.

"Badai?" Badai menoleh lalu menaikkan sebelah alisnya.

"Kamu beneran gak bisa balas perasaan aku?" Fely bertanya dengan tatapan memohon.

"Gak bisa."

"Kenapa? Aku selalu ada buat kamu, aku tau, aku sering banget nyatain perasaaan aku ke kamu, tapi apa sekali pun kamu gak berniat untuk nerima aku? Aku sayang banget sama kamu, berulangkali aku coba untuk ngelupain kamu, aku gak bisa, kamu selalu muncul di pikiran aku, bahkan aku tambah suka setiap harinya. Kita temenan udah lama Badai, aku butuh yang lebih dari sekedar teman." Fely menjelaskan panjang lebar berharap Badai langsung berubah pikiran.

"Sorry, Fel, kalo gue harus nolak lo berkali-kali, lo gak bisa maksa gue, gue berhak untuk nolak dan cari kebahagiaan gue sendiri. Lo bisa cari cowok yang lebih-lebih dari gue, yang ngehargain perasaan lo."

"Gak bisa, Badai, aku sukanya sama kamu. Oke, sekarang kamu gak suka sama aku, tapi, kalo kita jalani dulu, mungkin seiring waktu kamu bakalan suka bahkan cinta sama aku, dan kita bakal jadi pasangan yang bahagia, Badai."

"Gak bakal bisa, Fely, gue gak mau mencoba itu."

"Kenapa Badai? Kamu belom nyoba, kamu gak bakal tau hasilnya."

Badai mulai terhasut emosi, Fely benar-benar memaksanya. "Gak bisa!" tekannya yang masih berusaha sabar.

"KENAPA?!" teriak Fely emosi bahkan dadanya naik turun.

Badai berdiri, menatap Fely tajam, tak ada raut ramah lagi di mukanya, yang ada hanya kemarahan yang mendalam.

"Gue udah punya pacar." Suaranya kecil namun membuat Fely tegang, rasanya ia tak dapat menerima kata-kata itu.

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang