27 - Pacar idaman

7.1K 523 20
                                    

MILA duduk termenung sendirian di depan teras rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MILA duduk termenung sendirian di depan teras rumahnya. Gadis itu menghela napas berkali-kali dengan kedua kaki yang dinaikkan ke kursi. Sambil memerhatikan kendaraan yang lalu lalang, Mila ploga plongo seperti orang bodoh.

Drrt... Drtt..

Mila segera mengecek hp nya yang ia taruh di kantong celana, senyumnya mengembang saat mengetahui Badai yang menelepon nya.

"Why are you sad?"

"Hah maksudnya?"

"Kamu kenapa sedih?"

"Ya tauuu itu maksudnya, tapi siapa yang sedih? Enggak ada kok."

"Saya ngeliat kamu, di pagar."

Mila langsung menjauhkan hp nya dari telinga kemudian melihat sekitar mencari keberadaan Badai, gadis itu mengeryitkan dahinya melihat Badai yang sudah berdiri di depan pagar rumahnya dengan menggunakan kaos hitam dan celana pendek serta mengenakan topi yang terbalik.

Badai berjalan pelan menghampiri Mila dan duduk di sebelah gadis itu. Mila masih melongo di tempatnya. Jujur saja, sampai sekarang pun Mila masih sering terpesona dengan Badai, padahal Badai adalah pacarnya, Mila masih seperti bermimpi.

"Saya ngeliat kamu melamun, mikirin apa?" tanya Badai dengan lembut.

"Kakak ngapain kesini?" Justru pertanyaan itu muncul begitu saja dari mulut Mila, gadis itu juga melenceng dari pertanyaan Badai.

"Gak boleh saya main ke rumah pacar?" tanya Badai balik.

Mila menggeleng beberapa kali dengan kikuk. "I--iya gak papa, tapi akunya kaget."

Badai tertawa pelan, ia bertanya kembali pada Mila. "Kamu kenapa? Ada yang ganggu kamu?"

"Gak ada." Mila menggeleng sekali. Badai tau Mila berbohong, Badai terus menatap Mila lamat-lamat membuat Mila sedikit salah tingkah.

"Cerita sama saya."

Mila menghembuskan napasnya berat, ia bersender pada dinding. "Kak, aku tuh lagi mikirin Olin, aku ngerasa Olin tuh kayak di guna-guna sama kak Prince."

"Kok gitu? Emang kenapa?"

"Ya soalnya Olin kayak udah dibutain banget," balas Mila lalu berbisik pada Badai. "Jangan kasih tau siapa-siapa ya kak, ini rahasia."

Badai mengangguk, mengunci mulutnya rapat-rapat, itu sangat menggemaskan di mata Mila.

"Feeling aku, kak Prince itu gak baik buat Olin, semenjak pacaran sama kak Prince, Olin jadi murung banget, aku juga jadi jarang main sama dia, sedih banget. Terus Olin tuh kayak gak berdaya banget sama kak Prince, masa Olin mau aja di suruh-suruh, padahal Kak Prince nya malah asik jalan sama Alana, mantannya."

"Aku juga udah nasehatin dia untuk mutusin kak Prince, tapi dia gak bisa, katanya masih sayang. Kak, aku sedih banget ini, Olin tuh bukan kayak Olin yang aku kenal. Tapi masa sih Olin kena santet." Mila manyun.

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang