57 - Ke pasar

4.9K 382 8
                                    

SESUAI agenda, rencananya mereka akan ke pasar pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SESUAI agenda, rencananya mereka akan ke pasar pagi ini. Selain membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang Badai dan Mila, mereka juga membeli keperluan untuk tahun baruan malam ini di rumah nenek.

Yang pergi hanya anak-anak muda saja, yaitu Badai, Mila, Saka, Via, namun karena sedari tadi Silvy merengek untuk ikut, mereka akhirnya membiarkan gadis itu untuk ikut. Sedangkan para orang tua, mereka menyiapkan keperluan lainnya di rumah.

Mereka ke pasar menggunakan motor. Dengan Badai yang membonceng Mila, Saka bersama Silvy, dan Via sendiri.

Udara pagi hari sangat sejuk. Mata Mila tak henti-hentinya memandangi jalan raya yang ramai dengan orang beraktifitas.

Suasananya sangat adem, mungkin karena masih pagi, polusi juga belum ada, hanya ada embun yang menemani di sepanjang jalan.

Saka dan Silvy memimpin di depan, Via di tengah, dan Badai serta Mila di paling belakang, asik menikmati dunianya sendiri.

"Aku suka banget tempat ini," ujar Mila sambil senyum-senyum sendiri, tangannya ia lingkarkan ke perut Badai yang terbentuk.

"Lebih suka saya, kan?" Badai menggoda.

Badai melirik dari spion, memperlihatkan Mila yang tampaknya sedang berpikir.

"Gimana ya, lebih suka tempat ini, sih."

Badai cemberut, "Gitu ya ... yaudah." Ia merajuk.

"Enggak enggak heyy!" Mila kalang kabut semakin mengeratkan pelukannya pada Badai. Ia juga menyenderkan kepalanya pada punggung Badai. "Nggak, aku suka tempat ini. Tapi, kalo untuk kakak, tingkatannya lebih tinggi dari sekedar suka."

"Cinta?" Badai bertanya.

"Ya."

"Saya cinta kamu juga."

Mila cekikikan di belakang Badai. "Aneh banget gak sih kak, kita masih kecil udah ngomong cinta-cintaan kayak gitu."

"Gak aneh lah, saya beneran cinta sama kamu."

"Tapi kok aku agak aneh ya, hahahah." Mila tertawa.

"Anehnya?"

"Aneh aja, aku gak biasa mengungkapkan kata suka itu, tapi aku beneran suka kakak."

"Gapapa, saya juga enggak butuh hanya sekedar omongan. Setiap orang juga bisa ngomong suka sama siapapun. Tapi, yang saya liat di sini seberapa nyaman kamu sama saya, ketulusan kamu sama saya, dan ucapan kamu terhadap saya," Badai menjeda ucapannya lalu melanjutkan, "Kamu nyaman, kan sama saya, Mil?"

"Banget."

Senyum Badai melebar, ia menepuk-nepuk punggung tangan Mila yang melingkar di perutnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya ia gunakan untuk mengendarai motor.

Sesaat itu, arah obrolan mereka beralih.

"Sebelum berangkat, saya ditelpon Egi," ujar cowok itu.

"Kak Egi ngapain nelpon, kak? Kangen ya sama kakak?"

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang