28 - Akhirnya

6.7K 504 28
                                    

"KITA putus!" ucapan singkat itu keluar begitu saja dari bibir Olin, ia sudah tak tahan lagi, bisa-bisanya ia masih bertahan dengan Prince yang jelas-jelas hanya mempermainkannya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KITA putus!" ucapan singkat itu keluar begitu saja dari bibir Olin, ia sudah tak tahan lagi, bisa-bisanya ia masih bertahan dengan Prince yang jelas-jelas hanya mempermainkannya saja.

Dengan tatapan kaget disertai bingung, Prince berujar, "Putus? Maksud kamu apa sih?" Prince semakin mendekat pada Olin, laki-laki itu hendak memegang tangan Olin namun gadis di depannya ini menolak dengan kasar.

"Halah, gak usah banyak drama deh kak, kakak cuma mau mainin aku doang kan? Iya?" Olin menatap jengah.

"Siapa yang mainin kamu, Olin?" bantah Prince cepat. "Aku enggak mainin kamu, aku serius sama kamu, aku beneran ada rasa sama kamu."

"Udah lah kak, aku baru sadar, selama pacaran sama kakak, aku gak pernah bahagia, cuma makan hati aja, cinta gak selalu bikin bahagia," tutur gadis berkacamata itu.

"Jangan ngelantur, Olin, mending sekarang kamu pulang, tidur, aku tau kamu cuma lagi badmood doang."

"Siapa yang badmood sih?" judes Olin. "Aku serius, kakak cuma mau manfaatin aku doang kan? Hati kakak cuma untuk kak Alana!"

"Alana? Maksud kamu apa? Ini gak ada hubungannya sama Alana," tanya Prince yang mukanya sudah panik, ia tak mengira jika Olin akan menyebut nama mantan 'kesayangannya'.

"Alana, mantan kakak, kalian masih saling sayang, kan? Masih sering jalan berdua di belakang aku yang posisinya jadi pacar kakak? Kakak nyuruh aku buat makalah capek-capek sedangkan kalian malah jalan berduaan?" sembur Olin berapi-api. Prince sukses terdiam di tempatnya dengan tangan yang terkepal kuat.

"Seharusnya aku dengerin sahabat aku dari awal kalo kakak tuh gak baik buat aku, seharusnya aku gak usah percaya lagi sama kakak pas tau kalian berdua mantanan, aku merasa bodoh banget."

"Oke okee, aku memang sering jalan berdua sama Alana, tapi, itu cuma sebatas teman doang, Alana sekretaris Osis dan aku Ketua osis, kami harus sering bareng, kamu harus ngerti lah, pacar kamu ini sibuk, jangan nethink mulu kerjaannya, jangan salah paham." Prince masih terus berusaha membujuk Olin.

Olin tertawa hambar. "Dalam keadaan kek gini kakak masih nyalahin aku? Sumpah ya, kamu itu cowok paling munafik dan playing victim yang pernah aku temui, bukannya ngaku salah, malah balik nyalahin. Situ sehat?"

"Kamu yang--"

"Husss," Olin menaruh telunjuknya di bibir Prince menyuruh laki-laki itu untuk diam. "Aku jadi semakin yakin untuk mutusin kakak, dan aku juga nyesel banget pernah suka sama kakak!"

"Aku enggak mau putus sama kamu."

"Kenapa?" tanya Olin dengan lantang. "Masih butuh aku untuk nyelesain semuaaa tugas-tugas? Jangan buat aku omongin semua kebusukan kamu, ya!"

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang