08 - Prasangka

10.3K 736 23
                                    

MILA keluar kelas dengan emosi yang memuncak di dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MILA keluar kelas dengan emosi yang memuncak di dadanya. Namun, gadis itu tetap terlihat biasa saja meskipun hatinya sekarang sedang perang batin.

"Si Puji emang enggak sefrekuensi sama kita. Apaan banget," cerca Mila terus menerus, nada bicaranya pun ketus.

"Emang agak nyebelin sih," balas Olin.

"Ya udah lah, ayo ke ruang latihan sekarang, lo mau daftar, kan?" tanya Mila yang dibalas anggukan cepat dari Olin. Olin menggenggam tangan Mila dan pergi dari sana.

"Iya dong, mau ketemu kak Badai!" ujarnya tampak senang. Mila yang mendengar itu berdecak, kemudian memutar bola matanya lelah.

Sesampainya mereka di depan ruang latihan, mereka berdua tidak langsung masuk ke dalam tetapi debat terlebih dahulu.

"Ayo masuk, Mil," ajak Olin.

Mila menggeleng tegas. "Enggak. Lo masuk aja sana, gue tunggu di sini."

"Gue lama, mendingan lo ikut masuk ke dalam deh, nemenin gue," ajak Olin lagi, namun Mila tetap saja menggelengkan kepalanya tak mau.

"Gue nunggu di sini aja. Gue enggak apa-apa nunggu lama, bisa main hp juga di sini, dari pada di dalam, sumpek."

"Kan ada ac, Milaaaa," rengek Olin berusaha merayu temannya itu.

"Kalo lo tetep maksa, gue balik duluan nih," ancam Mila yang baru saja ingin berbalik arah namun dengan cepat Olin mencegahnya kemudian cemberut. "Ehhh jangan balik duluan lah bege, ya udah tungguin gue disini. Awas ya sampe lo balik!" Olin melototkan matanya sambil menunjuk muka Mila.

"Nah gitu kek dari tadi."

Olin sudah mulai meninggalkan Mila sendiri di sini, dan gadis itu juga masuk ke dalam ruang latihan untuk mendaftar.

Mila duduk di kursi depan ruang latihan, menatap orang-orang yang sudah mulai berpulangan. Situasi sekolah juga sudah mulai sepi. Mila membuka hp nya kemudian menscrool tiktok.

Di dalam ruangan, Olin celingak-celinguk mencari penghuni nya. Dari arah kanan, seorang laki-laki menghampiri. "Mau daftar, ya?" tanya cowok itu kemudian Olin mengangguk. "Iya kak."

"Oh yaudah, sini gue anterin," katanya membuat Olin mengangguk saja dan mengikuti langkah kakak kelasnya itu.

"Bor, mau daftar nih." Lelaki itu menunjuk Olin yang berada di sebelahnya dengan senyum tipis.

Badai mengangguk singkat, mempersilakan Olin untuk duduk di depannya, sedangkan temannya tadi--- Egi, laki-laki itu lebih memilih duduk lesehan sambil membuka hp.

"Kamu Olin, ya?" tanya Badai sambil berusaha mengingat.

Olin tercengang lalu dengan cepat cewek itu mengangguk. "Iya kak saya Olin."

"Oke," Badai menjeda ucapannya. "Bukannya kamu sama teman satu lagi itu ya? Kalo enggak salah namanya Mila," tutur Badai hanya memastikan.

"Iya kak, Mila gak mau masuk ekskul ini, padahal sudah saya paksa, hehe." Olin menyengir.

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang