11 - Swalayan

9.2K 641 9
                                    

SEKOLAH, makan, tidur, dan itu terus berulang setiap harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEKOLAH, makan, tidur, dan itu terus berulang setiap harinya. Kalo orang-orang pada menghabiskan hari minggu mereka dengan cara 'family time', berbeda halnya dengan Mila. Gadis itu hanya mengurung dirinya sendirian di dalam kamar, ditemani pula oleh handphone dan tentunya makanan. Dan jangan lupakan kipas angin yang memutar dengan kencang.

Emak sudah sering kali meneriaki Mila untuk keluar kamar dan bermain di luar. Tapi, sekuat apapun orang-orang menyuruh, menceramahi, dan lain-lain, Mila akan tetap pada pendiriannya, menyendiri di dalam kamar.

Anak itu sangat susah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, bahkan mungkin orang-orang lupa jika Mila adalah tetangga mereka.

"Mila, nanti malem kita mau pergi ke rumah tante Gigi, kamu mau ikut nggak?" Mak tiba-tiba masuk ke kamar Mila bersama Shila dengan muka menyebalkannya itu.

"Enggak, Mak. Aku juga mau pergi," balas Mila.

"Mau pergi kemana malam-malam?"

"Ke rumah tante geraham ..."

"Bwahahahah." Shila tertawa keras.

"Apa sih lu ketawa," kata Mila dengan judes menatap adiknya.

"Serah aku lah."

"Dih?"

"Yoo ayo berantem. Mau golok atau pisau?" Mak mendorong Shila dan Mila untuk saling mendekat dan baku hantam, tak lupa pula senyuman begitu manis tercetak di wajahnya.

"Pergi deh lo!" usir Mila dengan ketus mendorong-dorong Shila untuk segera menjauhinya.

Plak!

Shila menabok pantat Mila kuat. "Pantat aja digedein, dasar gendut!" cibirnya membuat emosi Mila meluap seketika.

"Bagus lo ngomong kek gitu? Berani lo?"

"Bagus, berani." Shila bertutur dengan lantang.

"Sini lo!" Mila menarik Shila, membalas adiknya juga dengan sekali pukulan di pantat. "Pergi sana, enggak usah deket-deket gue!"

"Heh heh malah makin menjadi nih berdua!" Mata Mak membesar, menatap kedua anaknya dengan garang. "Tuh ayah di belakang, gak malu udah besar berantem-berantem kek gini?!"

"Biarlah, emang gendut dia. Uuuu gendut gendut."

"DIAM ITEM!"

"Nyenyenye!"

"YAH LIAT NIH ANAK-ANAKNYA!" ngadu Mak, berteriak kencang agar Ayah yang sedang duduk di belakang rumah mendengar perkelahian mereka.

"Pengadu," gumam Mila dengan kesal.

"MILA, SHILA ..." Ayah mulai berteriak dari belakang. Mila kelabakan, ia kembali ke kasurnya. Sedangkan Shila berlari ke arah Mak. "Makk ...."

"Ayo dek kita pergi, biarin aja mbak disini, pacaran sama hp!" kata Mak bersama Shila pergi dari kamar Mila.

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang