TAK terasa satu tahun kini telah berlalu. Saat ini, Badai tengah mempersiapkan dirinya untuk perpisahan sekolah angkatannya. Badai akan SMP, ia akan berpisah dengan teman-teman SDnya dan memiliki teman baru.
"Badai, sudah siap? Ayo mama anterin," ujar Dania yang merupakan mama Badai. Wanita karir yang kini berusia 30 tahun itu menghampiri anaknya seraya menenteng tas kecil miliknya.
"Aku ajak Mila juga ya, ma?"
"Mila?" Dania bingung. "Temen perempuan kamu?" Badai mengangguk.
"Iya boleh, Sayang. Kita jemput Mila dulu berarti?" tanya Dania lagi membuat Badai mengangguk antusias, bahkan rambutnya bergoyang kesana kemari karena merasa senang.
"Tunggu sebentar, ya." Dania berbalik kembali ke kamarnya lalu mengambil dua koper lumayan besar membuat Badai mengerutkan keningnya. "Itu apa, ma? Mama mau pergi?" tanya anak cowok itu.
"Iya, Sayang ... abis acara perpisahan kamu, kita langsung berangkat ke bandara."
"Ngapain?"
"Papa udah jalan duluan ke Singapura, dan kita akan menyusul papa ke sana," balas Dania.
"Itu kan jauh banget, Ma, kita selamanya tinggal di situ ya?"
Dania menggeleng kecil, lalu berjongkok menyamakan dirinya dengan Badai. "Enggak dong, kita cuma sebentar di sana, paling dua tahun atau kurang."
"Tapi nanti Mila gak ada temen, Ma," cicit Badai, menunduk sambil memainkan jari-jarinya.
"Temen Mila cuma Badai ..."
Dania menepuk-nepuk pundak Badai lalu beralih mengelus kepala anaknya itu. "Anak mama paling ganteng, kamu masih bisa ketemu Mila kok, tapi tunggu kamu pulang dari Singapore, ya?"
"Badai mau ditinggal sendiri di sini?" Badai spontan menggeleng.
"Nah, ga mau kan? Dua tahun gak lama kok, Sayang. Ayo, pergi ke sekolah, nanti acaranya udah dimulai loh." Dania menarik tangan Badai untuk segera masuk ke mobil. Pak supir juga membuka bagasi mobil, menaruh koper Dania di dalam sana.
"Kita ke rumah Mila dulu ya pak, temennya Badai," kata Dania memberi tau pak supir.
****
"Wihh, banyak banget makanannya," ujar Mila dengan antusias, menatap kue-kue yang tersaji di prasmanan dengan suka cita.
Mila mencoba semua jenis makanan, sedikit pun tak ada yang tersisa. Sebenarnya ini acara khusus untuk angkatan Badai saja, tapi Mila dengan bodo amat datang ke sini, lagipula Badai yang mengajaknya.
"Mila!" Badai berlari kecil menghampiri Mila. Mila segera menoleh kemudian tersenyum manis dengan kedua pipinya yang menggembung karena kue-kue dimulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...