49 - Kok bisa?

4.5K 412 7
                                    

"OLINNN!!!" Suara yang begitu besar dan menggelegar itu seketika membuat telinga Olin berdengung, gadis itu tersentak kaget saat seseorang yang tak diherankan lagi--- Ara, berlari menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"OLINNN!!!" Suara yang begitu besar dan menggelegar itu seketika membuat telinga Olin berdengung, gadis itu tersentak kaget saat seseorang yang tak diherankan lagi--- Ara, berlari menghampirinya.

"Olin, selamat ya, lo keren banget seriusss, gak ada obat!" katanya dengan suka cita.

"Iya, selamat ya, Lin, lo juga buat sejarah baru di sekolah ini," sambung Maria ikut merasa senang.

"THANK YOU!"

Olin mengangguk seraya tersenyum lebar, matanya menangkap seorang perempuan yang baru saja memasuki kelas dengan terburu-buru.

"Asu, di luar hujan cok," katanya.

"Milaaa," rengek Olin, ia berdiri menghampiri Mila.

"Wihhh ada yang dapet juara umum nih, jangan lupa traktir yaaa ..." Mila menggoda. Olin dengan cepat mengangguk mantap, "Aman ..."

Sebagai ucapan selamat, Mila memeluk Olin yang langsung disambut hangat sang empu.

Mila terharu, tidak kaget baginya kalo Olin mendapat juara, memang otaknya sangat pintar, namun sayang, gadis itu kalah di masalah percintaan.

"Lo tadi berdiri diantara cowok-cowok tinggi banget," ujar Mila mengingat Olin berdiri bersama Badai dan juga Prince.

Olin mengangguk. "Satunya orang ganteng, satunya orang jelek."

Mila tertawa mendengarnya. Hujan di luar semakin deras, tak lama dari itu bu Rahma selaku wali kelas memasuki kelas dengan tergopoh-gopoh. Di belakangnya ada Suryadi dan Joshua yang membawa tumpukan raport serta hadiah.

"Semuanya duduk di tempat masing-masing," titah Bu Rahma. Semuanya menurut, mereka mengambil posisi ditempat duduknya sendiri-sendiri.

Bu Rahma akan mengumumkan juara kelas membuat seisi kelas langsung menerka-nerka.

Berbeda dari mereka semua, Mila bersikap santai, ia tau, dirinya tak mungkin mendapat juara. Sebenarnya Mila ini pintar, bahkan sedari SD pun ia tak pernah keluar dari 5 besar. Nah di SMP kelas 8, dirinya mulai ke blablasan sehingga mendapatkan peringkat 20 besar, maklum, kelasnya dulu kan kelas unggulan. Kelas 9 nya semakin menurun, ia mendapat peringkat 30 besar, lagi-lagi kelas unggul, namun nilainya semakin membaik dari sebelum-sebelumnya.

"Olin, selamat, ibu bangga sama kamu." Bu Rahma tersenyum bangga ke arah Olin. Olin membalasnya dengan senyum kembali. "Terimakasih, bu."

"Oke, semuanya bisa ibu mulai?"

"Bisa bu!" jawab anak-anak serentak.

"Sebelum ibu membagikan raport dan mengumumkan juara kelas, siapapun yang mendapat ranking nanti, ibu minta pertahankan ya nak, karena mempertahankan itu lebih sulit dari mendapatkan. Dan yang tidak mendapat ranking, jangan berkecil hati, perbanyak belajar, yang konsisten, jangan main-main, perbaiki sikap kalian, dan rajin-rajin lah ya, kejar supaya bisa dapat ranking, dan yang ranking tadi pertahankan ya," tutur bu Rahma panjang lebar.

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang