38 - Khawatir

6.7K 495 13
                                    

SAKIT bukan berarti Mila harus berbaring di kasurnya selama 24 jam penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAKIT bukan berarti Mila harus berbaring di kasurnya selama 24 jam penuh. Kemarin dirinya memang seperti orang sekarat, namun sekarang, Mila sudah masuk sekolah lagi meskipun kepalanya masih sedikit pusing dan tenggorokan terasa tak enak.

Pagi tadi Badai mengiriminya pesan supaya Mila tidak usah berangkat sekolah dulu karena keadaan gadis itu. Mila seakan tuli, ia tetap berangkat sekolah dengan diantar ayah sebelum berangkat kerja.

Tidak masuk sekolah sehari rasanya rugi sekali, selain tidak mendapat pengetahuan, Mila juga tidak ingin menyendiri di rumah, lebih baik sekolah.

Walaupun Mila benci belajar, tapi, ia adalah seorang siswa, kewajibannya belajar, apalagi sebentar lagi ujian semester, Mila tak ingin melewati itu.

Gadis itu berdiri di depan gedung sekolah, melambaikan tangannya hingga ayah sudah tak terlihat lagi dengan motor yang dibawanya.

Melangkah dengan lunglai menuju kelas, Mila mendengarkan lagu lewat headset.

"MILAAAA ASTOGE YUHUU!!!" Olin berteriak kencang, melewati Mila dengan motornya lalu berhenti tepat di parkiran.

Mila terbatuk-batuk saat debu yang dihasilkan Olin berhasil mengerubunginya, Olin memang sedikit kurang ajar.

Selesai dengan masalah motornya, Olin langsung menghampiri Mila dan memeluk perempuan itu dengan erat.

"Mil, kok lo masuk sekolah? Bukannya kemaren sakit?" bingung Olin lalu memutar-mutar tubuh Mila, memastikan kondisinya.

Mila melepaskan diri dari Olin kemudian berdecak. "Ck, udah sembuh, sans," kata Mila seolah meremehkan.

"Halah gayaan," balas Olin dengan bibir yang dimonyong-monyongkan.

Sambil berjalan menuju kelas, keduanya saling mengobrol sesekali melempar candaan. Dua-duanya receh, jadi hanya saling menatap satu sama lain, itu bisa membuatnya tertawa terbahak-bahak.

Mereka memutuskan untuk duduk di depan kelas, lumayan bisa melihat kakak kelas ganteng yang pada berdatangan.

Mila menatap Olin dengan aneh, gadis itu menyenggol lengan Olin membuat sang empu langsung menoleh. "Kenapa?" tanyanya.

"Bahagia bener kayak nya, dah move on ya dari kak Prince?" selidik Mila ingin tau.

Reaksi Olin malu-malu, sesekali ia merapikan kacamatanya lalu berdehem. "Y-ya lo tau dong move on itu gak gampang? Sejujurnya sih gue belum move on, tapi, rasa cinta gue gak sedalam dulu lagi."

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang