CUACA sore mendung seperti ini emang paling mantap kalo masak mie instan. Di luar sangat gelap pertanda akan turun hujan. Mila membawa motornya menuju minimarket dekat rumahnya untuk membeli mie dan beberapa telur.
Setelah sampai di tempat, Mila langsung berjalan menuju rak jual berbagai jenis mie instan. Mila mengambil beberapa dengan rasa yang berbeda, lalu, ia juga membeli sosis, cemilan, dan telur.
Tanpa Mila sadari, hujan mengguyur dengan derasnya, kali ini lebih deras, petir juga saling bersahutan. Mila terpaksa menunggu hingga hujan agak reda.
"Ish males banget ah," decaknya seraya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.
Langkah kakinya membawa gadis itu menuju kasir. Mila meletakkan belanjaanya kemudian mbak kasir menghitungnya.
"Totalnya 49.800," kata mbak kasir.
Mila menyerahkan uang selembar 50 ribuan. "200 perak nya mau di donasikan?" tanya mbak kasir kembali.
Mila menggaruk bagian belakang kepalanya, bingung. Sebenarnya ia tidak mau, tapi tidak mungkin juga menolak nya. Udahlah memberi 200 perak tidak akan bikin miskin.
"Ya udah mbak, gak papa."
"Baik terimakasih, kak, datang kembali," balas petugas kasir begitu ramah.
Mila mengangguk, ia mengambil kantong yang sudah berisi belanjaanya itu kemudian keluar minimarket, berdiri di depannya hingga hujan benar-benar reda.
Capek berdiri, Mila memilih duduk di bangku panjang yang sudah tersedia di depan minimarket. Ia duduk di sana sambil memandangi hujan.
"Ngeliatin hujan mulu," kata seseorang di sebelahnya.
Mila dengan cepat menoleh, ia mendapati Badai dengan pakaian setengah basah duduk di sebelahnya sambil memegang minuman manis.
"Sampe enggak sadar saya di sini?" lanjut cowok itu sambil terkekeh.
ANJING GANTENG BANGET!
Ya Tuhan Mila hanyalah perempuan biasa yang kalo ngeliat cogan langsung terpesona..
"Dari kapan kakak disini?"
"Sebelum kamu datang."
"Ngapain?" tanya Mila lagi namun Badai menatap nya tak mengerti. "Maksudnya?"
"Ngapain kakak di sini?" Badai ber'oh' ria mendengar pertanyaan Mila yang kali ini lebih jelas, ia membalas, "Hujan, numpang neduh. Kamu enggak liat nih saya udah basah?"
"Oh, aku gak liat."
"Dasar." Badai tertawa pelan.
"Beli apa?" tanya Badai basa-basi.
"Enggak beli apa-apa."
Kali ini Badai tertawa renyah, memperlihatkan gigi-giginya yang putih rapi. "Itu di tangan kamu bukan belanjaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...