HARI ini pihak sekolah memutuskan untuk menyudahi aktivitas belajar mengajar, karena besok senin adalah ujian semester, siswa siswi diminta untuk bergotong royong.
Sebenarnya Mila paling malas kalo disuruh bersih-bersih sekolah seperti ini, jadi, yang bisa ia lakukan sekarang adalah mencabuti rumput yang sebenarnya tidak terlalu banyak, tidak papa, Mila ingin keliatan sibuk.
"Mil, mau temenin gue, gak?" ajak Olin tiba-tiba datang menghampiri Mila, berjongkok menghadap gadis itu.
Mila menautkan alisnya bingung. "Temenin kemana?"
"Gue diminta kak Egi untuk bersih-bersih ruang latihan, di sana kekurangan orang." Olin menunduk lesu.
"Ya lo kesana aja, kan lo anak ekskul pencak silat, gue mah gak ada hubungannya," balas Mila, tetap melanjutkan aktivitasnya, mencabuti rumput.
Olin merengut disertai dengan wajah melas. "Ayolah, Mil, temenin gue, gak papa kok kalo lo mau ikut, gue gak ada temen di situ, lagian kan ada kak Badai," lanjutnya diakhiri dengan nada menggoda.
Mila berpikir sebentar, kemudian menggeleng. "Enggak ah males, gue asing di sana."
"Milaaaa ayo dong gue gak ada temen sama sekali, lo kan tau sendiri, temen gue cuman eloo." Olin tetap memaksa, mengedipkan kedua matanya, memohon pada Mila, bahkan ia menyatukan kedua tangannya.
Mila merasa tak enak, ia menghentikan aktivitasnya lalu menatap Olin dengan ogah-ogahan. "Yaudah iya, gue mau bukan karena kak Badai yaa?!" peringat Mila lebih dulu dengan mata melotot.
Olin langsung memberikan kedua jempolnya, ia menarik tangan Mila untuk berdiri, otomatis Mila ikutan berdiri. Dengan riang hati, Olin menggandeng tangan Mila lalu mereka menuju ruang latihan bela diri.
"Misi," ujar Olin dengan sopan ketika keduanya sudah sampai di tempat tujuan. Seperti yang dikatakan Egi pada Olin, ruang latihan ini memang sepi karena rata-rata mereka sibuk dengan kelasnya masing-masing.
Mila sedikit senang, setidaknya tidak banyak orang di tempat ini, baguslah, dia jadi tak perlu terlalu canggung.
"Masuk aja," kata seseorang dari dalam.
Mila dan Olin langsung bergegas masuk ke dalam, hanya ada 4 orang disini, ada Badai yang sedang merapikan benda-benda, Egi yang celingak-celinguk, ada Fely juga yang sedang menyapu, dan terakhir ada kakak kelas yang Mila tak kenal, tapi namanya Nando, anak eskul ini juga.
"Waw waw." Egi berucap, lalu cowok itu menyolek telinga Badai membuat sang empu menjolaknya sangat kuat. "Najis, gak usah pegang-pegang gue."
Sakitnya memang tidak seberapa, tapi malunya yang luar biasa. "Ada cewek lo, bego, bikin malu aja lo."
Mendengar itu Badai langsung berbalik. Bukan hanya Badai, mereka yang ada disana juga langsung melihat ke arah pintu.
Seketika senyum Badai mengembang, ia mengisyaratkan Mila dan Olin untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...