31 - Rumah Badai

6.5K 508 12
                                    

"INI rumah siapa, kak?" Mila menatap takjub rumah mewah namun tidak terlalu besar di depannya, walaupun begitu, yang bikin Mila tambah kagum adalah rumah ini begitu bersih, bahkan satu sampah tak terlihat disini, begitu terawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"INI rumah siapa, kak?" Mila menatap takjub rumah mewah namun tidak terlalu besar di depannya, walaupun begitu, yang bikin Mila tambah kagum adalah rumah ini begitu bersih, bahkan satu sampah tak terlihat disini, begitu terawat.

"Rumah saya."

Deg.

Mila langsung terdiam, dengan gerakan slow motion, Mila menatap ke arah Badai kaget. "Hah?!" ujarnya tak bisa berkata-kata, terlalu dramatis.

"Kenapa? Mama udah pengen ketemu kamu," balas Badai santai sedangkan Mila mengatur napasnya yang mulai tak beraturan. Gadis itu memperhatikan penampilannya, hanya kaos hitam dan celana panjang, belum lagi dirinya yang tidak make up.

"Yakin sekarang, kak? Gak takut nanti dikira bawa pengamen?"

Badai tertawa seraya mencubit hidung Mila, itu cukup membuat reaksi pada gadis itu.

"Iya sekarang, saya enggak akan malu bawa kamu, pacar saya," bisik Badai tepat di depan muka Mila yang jaraknya hanya beberapa senti.

Mila tak lagi mengatakan apapun, ia dibawa Badai masuk ke rumah Badai yang nyatanya lebih besar dari rumahnya. Mila merasa minder, kenapa cowok ganteng rata-rata kaya?

Ini seperti cerita fiksi yang sering ia baca, di mana sang pemeran utama laki-laki nya selalu orang kaya, jarang sekali yang berperan sebagai orang miskin melarat yang banyak hutang.

"Kak, gak siap aku," cicit Mila. Terlambat, mereka sekarang sudah ketauan oleh Dania yang hendak membuang sampah ke depan rumah. Dania bingung, ia lupa-lupa ingat dengan seorang yang di bawa Badai.

"Ini siapa, Nak?" tanya Dania---mama Badai.

"Ini Mila, cewek yang sering aku ceritain ke mama."

"Mila?" Dania terkejut lalu mendekat, ia menepuk-nepuk bahu Mila dengan antusias. "Ini beneran Mila? Temen Badai yang dulu itu, kan? Tante seneng bisa ketemu kamu lagi," kata Dania membuat Mila yang tadinya gugup sudah mulai enjoy.

"Ayo-ayo masuk." Dania membuka pintu lebar-lebar, mempersilakan Mila untuk duduk di ruang tamu, Badai juga ikut mendudukkan dirinya di samping Mila.

"Mbak, tolong buatin minumnya ya, ada tamu istimewa saya dateng," ujar Dania lumayan keras pada asisten rumah tangga mereka.

"Iya, bu."

"Oh iya, kita lama banget gak ketemu ya, Mil?" Dania basa-basi, terlihat sekali jika ia senang bertemu dengan Mila.

"Iya, tan, terakhir kapan, ya?" Mila sedikit berpikir. Dania juga ikut berpikir lalu wanita itu menjentikkan jarinya. "Tante ingat, kalo gak salah terakhir itu pas Badai mau jalan ke Singapore, kan? Kita sempet pamitan sama kamu."

Mila manggut-manggut membenarkan, ia menoleh ke arah Badai sekilas yang sedang tersenyum tipis kemudian kembali menatap Dania. "Iya, Tan, udah lama banget, lima tahun yang lalu kayaknya."

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang