39 - Ngerujak

6.3K 447 6
                                    

"MIL, ujian bentar lagi, lo udah belajar apa aja?" tanya Olin yang kini berjalan berbarengan dengan Mila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MIL, ujian bentar lagi, lo udah belajar apa aja?" tanya Olin yang kini berjalan berbarengan dengan Mila. Mila menggidikkan bahunya. "Jujur, gue belum belajar apa-apa, nanti aja malemnya sebelum ujian, baru belajar," katanya terlihat santai.

"Ish lo mah santai banget, gue malah deg-degan, bisa ga ya gue dapet rangking satu lagi?" ujar Olin mengingat dirinya selalu mendapat 3 besar.

Mila mengangguk yakin, ia menepuk-nepuk pundak Olin beberapa kali. "Gue yakin banget kalo lo bakal jadi juara kelas lagi, bahkan jadi juara umum. Lo liatin tuh si Prince ama Alana, buat mereka terdiam."

"Gue gak mau pd ah, ntar kit hati. Kalo lo? Lo juga harus belajar lah," kata Olin.

"Gue juga belajar, tapi nanti sebelum ujian, mau males-malesan dulu."

"Males terussss, nih ya, kalo lo ikut lomba manusia termalas, lo pasti jadi pemenangnya!" cibir Olin.

Mila berpikir lalu menggeleng. "Gak juga sih, gue males ikut lombanya."

"Mila!"

Mila tertawa ngakak membuat Olin semakin kesal. Perjalanan mereka sudah mulai jauh dari rumah, tapi belum tau tujuannya mau kemana.

"Makan apa yang enak?" tanya Olin, Mila juga ikut berpikir keras, tapi akhirnya ia menjawab, "Terserah, gue ikut aja."

"Sungguh jawaban yang tidak membantu." Olin ketus. "Lo mau gak makan rujak? Tiba-tiba kepengen rujak," lanjutnya, lantas Mila mengangguk antusias, memang sore-sore seperti ini paling enak kalo makan rujak, apalagi pedes-pedes.

"Tapi lo tau gak daerah sini yang jualan rujak?" tanya Olin lagi, dia tidak tau daerah sini, ini adalah daerah rumah Mila.

Mila mengangguk. "Tau lah, gue sering beli rujak deket sini."

"Tau gini mending kita pake motor aja, sok sok an jalan kaki." Olin mendengus lalu keduanya tetap berjalan menuju tukang rujak.

****

Badai berlatih seorang diri di ruang latihan dengan keringat yang mengucur jelas di dahinya. Sudah hampir satu jam Badai berada di tempat ini, dan dia memutuskan untuk beristirahat.

Badai meneguk aqua hingga abis. Rahang yang kokoh serta jakun yang naik turun seiring air mengalir di tenggorokan, belum lagi keringat yang membasahi pelipisnya, sungguh menggoda iman.

Cowok itu menyudahi latihannya hari ini. Badai membuka baju hitam yang ia kenakan sehingga dada bidang serta perut yang terdapat 6 kotak itu terpampang jelas. Badai sering olahraga, pantas saja tubuhnya terbentuk dengan baik.

"Waw, oemji." Egi tiba-tiba masuk lalu menutup kedua matanya, percuma saja, cowok itu menyipit.

"Waw roti nya banyak, mau dong," ujar Egi dengan tatapan menggoda, begitu menjijikkan bagi Badai.

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang