RASANYA Mila bosan sekali melihat pertandingan futsal ini, pasalnya, kelas Badai sampai sekarang juga belum bertanding, Mila jadi malas. Ia yang tadinya sangat bersemangat, kini lesu dengan keringat yang keluar dari pelipis sedikit akibat panas matahari pagi.
"Udah hampir 1 jam kita duduk disini, kelas kak Badai belum juga dipanggil," ujar Mila dengan tampang lesu, menekuk bibirnya.
Teman-teman nya yang lain langsung menoleh ke arah gadis itu, mengangguk membenarkan.
"Iya, kantin aja lah dulu yo, nanti pas kelas kak Badai dipanggil, baru balik lagi ke sini," saran Ara membuat yang lain ikut berpikir.
"Boleh juga," sahut Olin lalu mengalihkan pandangannya pada Mila. "Oh iya Mil, emangnya tadi kak Badai enggak bilang dia lombanya kapan?"
Mila menggeleng tanda tak tau. "Dia enggak bilang, tapi kayaknya dia nunggu juga. Panitia gak jelas anjir, harusnya kan kelas kak Badai dulu."
"Gue malah curiga kelas kak Badai belakangan, biar murid-murid tetep stay di sini." Maria menyuarakan pendapatnya dan itu cukup masuk akal.
"Bener juga, kelas kak Prince belom tanding juga, kan?" tanya Mila yang baru nyadar kalau kelas Prince belum memulai pertandingan.
"Iya belum," balas Olin.
"Tapi kan lo orang osis juga Mar, masa lo enggak gabung sama yang lain? Lo juga enggak pegang daftarnya gitu?" Mila mengeryitkan dahinya. Dia baru ingat Maria, selain anak seni, dia juga anak osis.
Yang ditanya malah menggidikkan bahu. "Entahlah. Dah pada males kali sama gue. Udah enggak pernah dateng rapat, jarang nongolin muka. Di sini aja gue enggak kebagian jadi apa-apa. Toh, anak osis banyak juga, enggak butuh bantuan gue."
Teman-temannya tergelak.
"Udahlah ke kantin dulu, gue laper banget ini." Sesuai ajakan Ara, mereka ber empat langsung menuju kantin untuk mengisi perut. Olin memesan soto dua porsi karena kelaparan, Maria juga ikut memesan dua porsi, sedangkan Mila dan Olin memesan seporsi makanan berbeda.
Hampir 30 menit mereka bersantai-santai di kantin yang sejuk tanpa pembeli akibat anak-anak banyak menghabiskan sebagian waktu mereka di lapangan untuk melihat pertandingan futsal. Kalo tau begini, harusnya dari awal mereka disini aja.
Saat sedang asik-asiknya mengobrol, mic yang bersumber dari panitia berbunyi. Keempat kawanan itu langsung mendengarkan secara serentak dan saksama.
"Untuk pertandingan terakhir, XII IPA 1 melawan XII IPA 2!!"
"Tuh kan, asu memang, dua kelas itu pasti jadi terakhir!" Mila berdecak sebal, Olin yang disebelahnya menenangkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...