UJIAN semester sudah semakin dekat. Siswa siswi sudah pada menyiapkan diri mereka masing-masing, tidak sedikit pula yang masa bodo dan lebih memilih menghabiskan waktu mereka dengan hal yang tidak penting.
Badai meneguk aqua hingga habis, setelahnya laki-laki itu langsung membuang sampahnya di tempat sampah.
Badai berbalik, mendapati Fely berdiri di depannya dengan senyum yang merekah, gadis itu juga menyerahkan selembar kertas yang sudah dihiasi tinta pena.
"Ini daftar kelompok untuk penelitian kimia, ternyata kita sekelompok, Dai, gimana kamu setuju, kan?" tanya Fely yang tampaknya antusias. Badai mendesah kecil, sebenarnya ia tidak mau, tapi Badai tidak boleh seperti itu, ia tidak boleh egois, ini adalah urusan sekolah.
"Gue oke-oke aja," balas Badai seadanya.
Respon Badai membuat Fely tampak kian bersemangat, gadis itu mengacungkan jempolnya. "Baguss, aku seneng dengernya. Oh iya, tugasnya dikumpul seminggu lagi, untuk lebih lengkapnya kamu tanya aja sama anak-anak yang lain, aku juga bingung, hehe." Fely menyengir lalu melanjutkan, "Yang jelas, kita disuruh buat video, abis tuh langsung dipraktekkan di depan kelas, jadi waktu seminggu ini kita gunain untuk tugas ini, ya?"
Sepanjang Fely berbicara, Badai hanya mengangguk-angguk saja dengan wajah yang terkesan datar.
"Yaudah, Badai, aku balik ke kelas dulu, bye!" ujar Fely dan lagi-lagi Badai mengangguk.
Fely tersenyum lalu melambaikan tangannya, gadis itu memasuki kelas dengan ekspresi ceria.
Badai menghela napas jengah, matanya melirik ke sana kemari dan memutuskan untuk duduk di pinggir lapangan yang telah tersedia bangku panjang.
Laki-laki yang dipercaya untuk menjadi salah satu pelatih di ekstrakurikuler pencak silat itu melirik kelas X yang terletak di paling ujung yang merupakan kelas sang kekasih, Badai mengulum senyum, tak sabar menunggu waktu pulang tiba.
Beralih menatap ke sebelah kanan, dari kejauhan Badai melihat seorang gadis bertubuh berisi yang tampaknya susah membawa tumpukan buku paket, sesekali cewek itu juga mendumel kesal.
Badai yang tadinya ingin acuh seketika berlari kecil menghampirinya, ia Mila, gadis yang tadinya Badai pikir sedang belajar dalam kelasnya ternyata sedang kewalahan membawa buku.
"Mila," panggil Badai lantas Mila mendongak dengan mata terkejut. "Kak Badai? Kok diluar? Gak belajar?" tanyanya beruntun.
"Kelas saya lagi jam kosong," balas Badai menjawab seluruh pertanyaan kebingungan dari Mila.
Melihat Mila yang keberatan dengan buku-buku yang dibawanya, Badai segera mengambil alih itu semua, cowok itu memindahkan semua buku-buku nya kepada dirinya. Berat, tapi Mila keren bisa bawa bukunya ini sendirian. Badai suka cewek yang kuat!
"Eh kak, enggak usah," kata Mila tak enak.
"Gak papa, saya enggak rela ngeliat pacar saya kesusahan bawa buku-buku sialan ini," ujar Badai teramat lembut disertai dengan kedipan sebelah matanya. Mila ingin pingsan, tapi ini bukan tempat yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Genç Kurgu[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...