45 - Gara-gara novel

5K 448 13
                                    

HUJAN mengguyur deras di kediaman rumah Mila malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HUJAN mengguyur deras di kediaman rumah Mila malam ini. Gadis dengan baju kaos serta celana pendek itu duduk di atas kasur sambil membaca novel yang baru saja Badai belikan tadi siang.

Mila sudah membaca sekiranya 368 halaman, hampir tamat, dan itu cukup banyak, sampai-sampai sedari tadi ia tak membuka hp-nya. Belum lagi novel-novel itu berserakan di sekitar kasurnya.

Mila mengambil sekali lagi tisu yang ada di dekatnya, gadis itu menyumpal hidungnya agar ingusnya tidak lari kemana-mana. Mila menangis tersedu-sedu, menyaksikan tokoh yang begitu ia sayangi meninggal dunia akibat kecelakaan beruntun, ia jadi berpikir bagaimana nasib si cewe pas tau calon suaminya sudah meninggal dunia.

Begini lah Mila, suka terlarut dengan apa yang ia baca. Mila penyuka novel sad ending, namun, jangan sampai kisah hidupnya sad ending, harus happy ending.

"Hiks ... " Mila cegukan, tapi ia tetap melanjutkan membaca novel tersebut. Dadanya juga naik turun merasa sesak, novel ini memang begitu luar biasa, tak heran menjadi novel best seller.

"Penulis kampret, idung gue berair sialan." Mila tak henti-hentinya mengumpati penulis, benar-benar bersedih, matanya pun membengkak.

Lembaran demi lembaran Mila baca dengan serius meskipun perasaannya terguncang, belum lagi tangisnya kian banyak saat membaca salah satu adegan dimana sang tokoh utama wanita mengingat kembali sang tokoh pria yang sudah meninggal dunia.

Cerita ini hanyalah fiksi, namun bisa membuat pembaca benar-benar merasakan kehadirannya. Hingga Mila mencapai lembar terakhir, di mana tokoh utama wanita meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya, sungguh tragis. Jasadnya pun di makamkan tepat di sebelah makam sang tunangan.

"Hiks ... hiks ... mental gue gak sanggup bacanya, terlalu sakit kalo jadi si cewe," lirih Mila sambil memeluk bantal guling yang telah penuh dengan air mata.

"Aina, selamat jalan ... semoga kamu ketemu Karel ya di surga ... " Mila bergumam dengan pandangan kosong seolah begitu dekat dengan kedua pemeran utama.

Setelahnya gadis itu mengecek jam di dinding, sudah larut malam namun hujan belum juga reda, sampai akhirnya, Mila memutuskan untuk tidur dengan keadaan kamar yang benar berantakan.

****

Kicauan burung serta ayam yang berkokok menyertakan pagi Mila kali ini. Gadis itu bersiap diri untuk berangkat ke sekolah menggunakan baju olahraga karena seperti yang dikatakan, selama 3 hari sekolahnya akan mengadakan Classmeeting.

Mila meneguk segelas susu putih yang ada di atas mejanya, kemudian berpamitan pada Mak untuk berangkat ke sekolah.

"Mak, aku pamit ya, Assalamualaikum," ujar gadis itu, bertepatan Mak menjawab salamnya, "Waalaikum salam, bawa motor jangan ngebut-ngebut, Mil."

BADAI CAMILLA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang