"Udah, gue lagi gak mau ngomong. Sok, kalo mau dilanjutin berantemnya, ya berantem aja. Kali ini gue gak bakal terlibat, gue cuma mau liat kalian berdua berantem, terus ketangkap guru BK."
"Mila, plis, i'm sorry ..."
"SURPRISE!!!"
Mila terlonjak kaget dan langsung menatap ke arah pintu kelas, di mana Olin sudah berdiri dengan kue ulang tahun di tangannya.
"Happy birthday Mila, happy birthday Milaa, happy birthday happy birthday happy birthday Milaaaa, yeayy!!!"
"Mila selamat ulang tahunnn!!" Dengan senyuman yang begitu lebar di wajahnya, Olin maju menghampiri Mila yang tampak bingung dengan keadaan sekitar. Beberapa detik berselang, gadis itu menghela napas panjang dan lemas seketika.
"Ya Allah ..."
"Mila, tiup dulu dong kuenya," tutur Olin.
Mila langsung berdiri dari posisi duduknya dan menghadap ke arah Olin, gadis itu meniup lilin yang berada tepat diatas kue tersebut. Lilin yang bertuliskan angka 16.
Setelahnya, Olin meletakkan kue ulang tahun itu di meja sebelahnya. Olin maju selangkah, memeluk Mila dengan erat.
"Happy birthday, Mila.."
Mila tersenyum, membalas pelukan Olin juga. "Thanks, Lin."
Pelukan keduanya terlepas, kini Mila menatap Ara dan Maria dengan galak. "Apa?!"
Langsung saja Maria dan Ara menyerang Mila dengan pelukannya. Maria merengek. "Mila, sorry, tadi itu cuma prank doang biar ultah lo berkesan, jangan marah lagi dong sama gue."
"Hmm," Mila berdehem. "Bercanda lo bikin gue agak jantungan," lanjutnya.
Pelukan mereka juga terlepas, kini giliran Puji yang sedari tadi memantau maju menghampiri Mila.
"Hbd," ujarnya singkat. "Akting gue kece juga ternyata, huft. Jangan lupa contekin gue pr matematika." Puji menatap Ara tajam. Sebelum ini memang Ara dan Maria meminta bantuan Puji untuk melangsungkan aksi mereka mengenai ulang tahun Mila, dan aksi ini sendiri di pelopori oleh Olin.
Tadinya Ara mengusulkan untuk Maria dan dirinya saja yang bertengkar, tapi, kalo mereka berdua yang bertengkar, sudah pasti kacau dan ujungnya malah tertawa ngakak.
Olin memberikan pendapatnya jika lebih baik Maria dan Puji saja yang berantem, karena mungkin terlihat lebih asli karena sebelumnya mereka sering melakukan hal itu.
Saat ditanya, ternyata Puji menyetujui dengan syarat Ara harus memperlihatkannya pr matematika.
"Sans. Thanks ya, Ji, lo bisa diajak kerjasama," kata Ara, tersenyum tipis.
Puji mengangguk. Entah dengan pengaruh apa, gadis jutek itu kini tersenyum. "Sama-sama." Setelah itu, Puji kembali ke tempat duduknya.
"Keren, lo bertiga bisa bernegosiasi dengan orang kayak Puji." Mila tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...