PERLENGKAPAN untuk keberangkatan semuanya sudah lengkap. Sebagai sentuhan terakhir, Mila memasukkan beberapa bedak dan parfum ke kopernya setelah itu ia bawa ke luar rumah.
Ayah, mak, dan Shila sudah menunggu di luar dengan barangnya masing-masing, tak lupa pula ayah memanaskan mobil terlebih dahulu. Mereka memang memutuskan untuk berpergian menggunakan mobil pribadi.
"Semuanya ini udah pada dibawa?" tanya ayah memastikan.
Mila mengangguk tanda tak ada lagi yang perlu dibawa. Gadis itu menatap sekitar rumahnya, menunggu seorang laki-laki yang katanya ingin menemuinya sebelum ia pergi, tapi nyatanya, Badai tak kunjung menampakkan wujud.
"Ayah, boleh tunggu bentar gak? Kemaren katanya Badai mau ke sini nemuin aku," pinta Mila berharap ayah menuruti keinginannya.
Ayah tersenyum kemudian mengangguk, "Iya, kita tunggu Badai."
Selang waktu 5 menit menunggu, Badai datang bersama supir pribadinya. Di belakang punggung cowok itu juga sudah ada tas berukuran lumayan besar. Badai tersenyum hangat pada ayah dan Mak, terakhir matanya menyorot Mila lumayan lama.
"Maaf saya telat, om."
Ayah mengangguk. "Gak papa, Dai, kita juga enggak terlalu buru-buru."
Mila tiba-tiba saja bingung, ia menatap ayah dan Badai bergantian lalu bertanya pada cowok itu.
"Kamu ngapain bawa tas, Kak?" tanyanya.
"Saya ikut kamu."
"Hah?!" Mila melotot.
"Mila ..." panggil ayah. Mila langsung menoleh ke arah ayah. "Perjalanan dari Jakarta ke Jambi pasti jauh banget, kayaknya ayah bakal susah nyetir mobil sendiri. Terus semalam, karena ayah tau Badai bisa nyetir, ayah pergi ke rumah Badai, minta tolong dia untuk dampingi ayah bawa mobil, jadi bisa gantian. Alhamdulillah, Badai mau dimintai tolong, malahan dia seneng karena ada kamu." Ayah menjelaskan semua kronologi kenapa Badai bisa ikut bersama mereka.
Mila mengangguk beberapa kali dengan senyum tipis terukir di wajahnya.
Gue liburan bareng Badai?
Eh anjrit ini serius?
AAAAAA
Anjay, kayak liburan keluarga bareng suami.
"Yaudah, ini koper semua taruh di belakang. Badai sama ayah di depan, Mila, Mak, sama Shila di tengah, ya?" Ayah mengatur posisi yang langsung diangguki mereka semua.
Badai membantu membuka bagasi mobil lalu meletakkan koper mereka dan juga tas miliknya disana.
Satu persatu memasuki mobil, terakhir Badai yang masuk. Untuk sekarang, ayah yang nyetir, mungkin ketika malam hari nanti, Badai yang menyetir, maklum, ayah sudah lumayan tua, melihat kondisi jalan pada malam hari agak sulit karena penglihatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...