JAM menunjukkan pukul 9 malam. Mereka kini tengah mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk tahun baruan.
Mak bersama ibu-ibu yang lainnya pada berbondong-bondong membawa bahan-bahan seperti ayam, daging, jagung, dan sebagainya menuju depan rumah. Sedangkan para laki-laki sibuk menghidupkan panggangan.
Anak-anak yang lain pada bermain lari-lari ke sana kemari. Suasana begitu ramai.
Kalo Mila, gadis itu kini sedang membawa sebaskom daging yang sudah dipotong kecil-kecil kemudian ditusuk sehingga menjadi sate. Mila meletakkannya di samping bahan-bahan yang lain.
Panggangan sudah menyala. Mereka mulai membakar ayam dan ikan terlebih dahulu.
Badai, Mila, Mak, dan Saka, mereka yang membakar ikan. Terlihat sekali sangat antusias. Di langit, mulai bermunculan kembang api meskipun belum banyak. Terompet juga saling bersahutan yang di hasilkan oleh anak-anak.
Mila mengipasi ikan di atas panggangan, ia sedikit berkeringat dengan mata yang memerah akibat asap dan api di dekatnya. Badai jadi tak tega, ia yang semula menyiapkan wadah kini menghampiri Mila, memgambil alih kipas tangan yang ada ditangan gadis itu.
"Udah, kamu duduk aja, ini biar saya aja yang ngerjain," ujar Badai seraya merapikan rambut Mila yang tidak terikat dengan rapi.
Mila menurut, kemudian ia mundur sedikit menjauh, membiarkan Badai mengambil alih mengipasi ikan yang sedang dibakar.
Hidung Saka kembang kempis melihat itu. Ia berteriak, "MINGGIR SEMUA BUMINYO MAU AKU GULUNG!!"
"Apo lah bang, bang. Alay," celetuk Silvy dari kejauhan dengan sinis.
Saka berdesis, tak menghiraukan ucapan Silvy.
"Ah, kau belum ngeliat kalo di rumah, Sak. Bucin nian mereka," sahut Mak. Lantas Mila melotot sedangkan Badai terkekeh kecil.
"Nggak, Mak, mana ada, aku biasa aja kok sama kak Badai." Mila mencari pembelaan.
"Biasa apa biasa. Aku lebih percayo bulek Rini sih," goda Saka sambil menaik turunkan alisnya. Mila jadi kesal, ia memandang Saka dengan aura permusuhan, dan laki-laki itu malah menjulurkan lidahnya mengejek.
"Hoi kawan-kawan, ini ayam bakar nyo udah jadi," kata om Feri begitu antusias membawa beberapa piring ayam bakar di bantu Via di belakangnya.
"Taruh sini be, mbak Via," ujarnya. Via menurut, meletakkan ayam itu bersama sate yang dan beberapa yang udah di bakar agar dikumpulkan.
Mila sedari tadi belum mengecek hpnya. Ia berdiri, kemudian duduk di gazebo samping rumah nenek yang hanya di duduki oleh beberapa bocah laki-laki yang asik nge-game.
"Hai," sapa Mila basa-basi, lalu duduk di sana.
Mila menyalakan HP-nya. Ternyata banyak sekali notifikasi yang masuk mulai dari Instagram, tiktok, WhatsApp, dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...