Halooo, rasanya sudah lama sekali aku enggak nyentuh lapak ini.. makasih ya temen-temen untuk 50k pembaca dan vote yang sangat berarti bagi aku..
Karena aku kngen berat, aku memutuskan untuk membuat satu part tentang Badai dan Milaaa 🤩🤩‼️🤩‼️🤩‼️🤩‼️🤩 awas yh luhk klok gk suka😠😠😤😤😤😤😤😤
Selamat membaca!
****
Mila berdiri di depan cermin. Tubuhnya terpampang jelas di sana. Gadis itu diam, memerhatikan objek di depan yang tak lain adalah dirinya sendiri.
Tubuh tidak terlalu tinggi dan berisi. Berisi, hanya itu yang menganggu Mila belakangan ini. Berbulan-bulan dilewatkan, namun tubuhnya tidak mengalami perubahan yang berarti.
Dia menghela napas pelan, memutar-mutar badannya untuk melihat lebih detail. Beberapa bulan lagi Mila akan lulus sekolah, dia takut tubuhnya akan tetap seperti ini.
Jujur saja, terkadang Mila sangat mencintai dirinya, namun tidak jarang pula dirinya ingin terlihat seperti orang lain. Cantik, punya badan bagus. Selain itu juga, Mila tidak ingin mempermalukan Badai meskipun cowok itu sama sekali tidak pernah menyinggung soal tubuhnya. Mila hanya sadar diri.
Kepala gadis itu menoleh kala mendengar ketukan dari arah pintu depan. Mila mengusap mukanya lalu membuka pintu kamar, berlari kecil menuju pintu utama berada.
"Iya, tunggu sebentar!" Suara Mila menggema di ruang tamu.
Pintu dibuka. Sosok Badai terlihat di sana sembari menampilkan cengiran lebar, merentangkan tangannya untuk meminta Mila mendekat.
Dengan wajah sumringah Mila menghampiri Badai, memeluk laki-laki itu dengan erat.
"Hei favorit saya!" Badai menyapa riang, tangan kekarnya menepuk-nepuk punggung Mila, setelah itu Badai juga mencium kening Mila sekilas.
Badai menangkup pipi Mila, dia tertawa. "Selalu cantik."
Pipi Mila bersemu merah, melakukan hal yang sama seperti yang Badai lakukan.
"Ganteng. Selalu ganteng." Mila juga menangkup pipi Badai.
Badai terkekeh, mencubit hidung mungil yang ada di wajah pacarnya itu. "Pacar kamu ini emang paling ganteng setata surya." Badai berucap pede.
Mila tertawa keras kemudian melengos duduk di bangku teras rumah. Mata Mila tidak sedikitpun berpaling dari seseorang yang kini ikut duduk disebelahnya.
Badai mendapati raut wajah Mila yang lesu. Cowok itu langsung mengusap pipi Mila dengan lembut.
"Hei? Kamu okey?" Pandangan Badai meneduh. Mila mengangguk, "Oke banget, Kak."
"Mila, kamu ini lagi enggak oke. Saya tau betul. Ada yang mengganggu pikiran kamu? Apa ada hubungannya sama saya?" Badai bertanya khawatir.
Cepat-cepat Mila menggeleng, "Apaan, Kak, enggak. Aku enggak kenapa-napa."
Badai tersenyum tipis, mengangguk pelan. "Jangan banyak-banyak pikiran ya. Kalo ada hal apapun yang mengganggu kamu, kamu bisa beritahu saya, beritahu Mak, atau siapapun yang kamu percaya. Jangan kamu pendem sendiri, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BADAI CAMILLA [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kisah realistis dan romantis yang membawa kamu masuk ke dunianya. Namanya itu Camilla Putri Afifah, cewek yang punya tubuh agak berisi, alay, pemalas, introvert, 24 jam hp, dan memiliki otak standar adalah pemburu cogan alia...