0.5

26 6 0
                                    

Hari demi hari terus berlalu. Tak terasa sebentar lagi MinKyu sudah akan meninggalkan bangku SMA dan berubah status menjadi mahasiswa. Kegiatan hariannya juga berubah total. Tidak banyak waktu istirahat baginya karena harus mengejar waktu yang tinggal sedikit itu untuk memaksimalkan hasil belajarnya.

Setiap harinya MinKyu akan bangun pagi-pagi sekali kemudian berangkat ke sekolah pukul 6 pagi karena harus mengikuti bimbel yang diadakan sekolah menjelang UN. Sore harinya setelah pulang sekolah akan dihabiskan untuk mereview kembali materi yang diberikan di sekolah kemudian mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Selepas Maghrib dia akan mengikuti bimbel untuk masuk perguruan tinggi, setelah pulang bimbel dia masih memiliki kegiatan belajar bahasa Inggris supaya nilai TOEFL dan IELTS nya bisa mencukupi. Tidak cukup sampai disitu, MinKyu masih belajar juga ketika yang lainnya sudah tidur.

Namun hari ini adalah hari Minggu. Hari santai bagi para pelajar dan mahasiswa. Tidak ada kelas, tidak ada jadwal belajar. Entah MinKyu nanti akan melakukan kegiatan gila belajarnya lagi atau tidak yang pasti untuk hari ini SeoHwa, Yohan dan WooSeok akan mengistirahatkan otak dan tubuh mereka.

"Sekolah sewajarnya aja. Nanti wafat yang repot kita juga. Sekolah mah tinggal nyari murid baru," ucap YoHan. Dia sudah tidka tahan melihat kelakuan gila belajar MinKyu.

"Mas nggak minta kamu harus masuk ke perguruan tinggi negeri, atau perguruan tinggi yang daya saingnya susah lho dek," tambah WooSeok.

"Tapi MinKyu kejar kuliah di Australia mas. Kalo MinKyu males-malesan yang ada MinKyu nggak akan pernah sampe ke Australia," jawab MinKyu.

"Iya mas tau kalo MinKyu itu punya mimpi disana. Tapi mas juga gak suka kalo kamu terus-terusan gila belajar kaya gini lho dek. Mas pusing juga liatnya," ucap WooSeok.

"Santai aja. Dinikmatin. Kalo Lo gila-gilaan gini yang ada Lo jadi stress." Yohan mengusap pundak MinKyu. "Lo gamau kan jadi pasien pertama mas JinHyuk?"

MinKyu menghela napas berat. Apa yang dikatakan kedua kakaknya itu ada benarnya juga. Selama ini memang MinKyu merasakan lelah yang luarbiasa. Kalau saja tidak didampingi vitamin dan makanan yang cukup pasti MinKyu sudah tergeletak di rumah sakit.

"MinKyu dapet jatah bangku SNMPTN mas," ucap MinKyu setelah lama tidka ada obrolan diantara ketiganya.

"Lho. Bagus dong berati," balas WooSeok santai.

"Enaknya diambil atau enggak mas?" Tanya MinKyu. Dia butuh pendapat dari kedua kakaknya supaya tidak menyesal di belakang nanti.

"Ambil lah. Gue juga dulu masuk lewat jalur itu," ucap Yohan.

"Mas Yohan kan masuk lewat jalur dukun," celetuk SeoHwa yang baru kembali dari halaman belakang. SeoHwa tertawa geli sementara Yohan menahan diri untuk tidak membanting adiknya itu.

"Ya kalau kamu mau coba ya boleh. Kalo gamau ya gausah. Kesempatan kaya gini cuma datang sekali seumur hidup. Kalo ga bener-bener dipikirin takutnya menyesal nanti," balas WooSeok.

"Ambil jurusan apa enaknya mas kalo MinKyu jadi ambil SNMPTN?"

"Kedokteran," jawab SeoHwa dan Yohan bersamaan.

"Mas WooSeok kan calon dokter. Ngapain juga MinKyu ambil kedokteran. Nanti dirumah ada 2 dokter," balas MinKyu.

"Yang sesuai sama minat bakat kamu aja kalo gitu. Katanya mau coba kriminologi. Boleh tu," balas WooSeok.

"Mas MinKyu mau jadi kriminal mas?" Tanya SeoHwa pada YoHan. Setengah berbisik.

"Dodol," ucap Yohan sambil mengacak rambut panjang SeoHwa.

"Dimana mas enaknya?" Tanya MinKyu lagi.

"Ya kamu pengennya dimana? Di UI ada kriminologi. Deket juga gak perlu cari kos," ucap WooSeok.

In Aeternum Te AmaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang