02

275K 19.2K 300
                                    

"Bareng aku aja Stel" Aiyla.

"Ngga papa, aku jalan aja. Lagian Deket juga kan? Cuma beberapa blok dari sini" ucapnya sambil mengeratkan mantelnya, sore ini entah mengapa udaranya terasa dingin mungkin akan turun hujan.

"Iya Stel, bareng sama Aiyla aja... Lagian searah juga kan sama tempat kerja kamu?" July.

"Ish, beneran ngga papa... Aku jalan aja" masih bersikeras.

"Oh, hai ladies" panggilan itu membuat perdebatan tiga gadis itu terhenti, menoleh kearah sang empu yang memanggil.

"Hai, kak! Tumben jemput? Biasanya kan supir" July menghampiri lelaki yang dipanggil 'kak' tersebut.

Lelaki Yang dipanggil 'kak' tersebut tersebut tersenyum dan membalas pelukan sang adik, "Supir lagi sakit, dan berhubung kakak lagi kosong jadi jemput kamu"

Dia, William Evren. Anak kedua dari seorang pengusaha dan seorang dokter terkenal dan merupakan kakak kedua dari July, di umurnya yang terbilang masih muda itu ia sudah sanggup memegang setengah dari perusahaan sang ayah. Lelaki berumur 22 tahun itu memiliki tubuh yang memikat hati para wanita diluaran sana, kulit coklat yang terlihat eksotis, bola mata coklat tua yang mengintimidasi, dengan tinggi badan 185 membuat terlihat sangat tampan dengan balutan jas berwarna navy blue dan kemeja hitam yang melekat pada tubuhnya membuat nya terlihat-- errr.. Sexy?

"Hai Stela, Aiyla? How are you?" Tersenyum pada kedua sahabat adiknya itu.

"Baik kak" jawab mereka serempak.

"Kalau kakak gimana?" Tanya Stela.

"I'm fine thank you" jawabnya.

Stela melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, sedikit terkejut melihat bahwa ia hampir telat.

"Umm, maaf aku duluan ya..." Pamit Stela sedikit terburu-buru.

"Eh, bareng aja... Mau kerja kan?" Tanya William saat menyadari bahwa Stel tengah terburu-buru.

"N-ngga usah kak, jalan aja... Keburu kok" tolaknya halus.

"Ngga Nerima penolakan, masuk mobil" perintah nya telak tak bisa diganggu gugat.

Stela hanya pasrah saat tangannya ditarik lembut oleh William untuk masuk ke mobil, melambaikan tangannya kearah Aiyla yang menaiki mobil pribadinya yang diantar oleh supir.

Stela duduk di kursi belakang sedangkan July disamping sang kakak, William mulai menancapkan gas menuju tempat kerja Stela.

Hening didalam mobil, July yang tidak bisa dengan keadaan seperti ini pun membuka suara.

"Stel, besok kamu libur kan?" Tanya July.

Stela yang mendengar itu mengangguk.

"Ke toko buku yuk! Buku yang kemarin itu katanya udah terbit loh?"

Stela diam, seperti sedang berpikir.

"Ngga bisa Ly, aku lupa kalau besok aku harus jadi guru privat matematika... Sorry" Stela tidak enak.

July memasang raut wajah kecewanya, yah... Semenjak Stela masuk SMA pengeluaran jelas lebih banyak dan Stela harus bekerja lebih keras dari biasanya, dan juga sangat jarang untuk sekedar bermain dengan July ataupun Aiyla.

Tapi kemudian ia kembali tersenyum, "ngga papa ko aku ngerti, semangat kerja nya cantik~"

Ungkapan July justru malah membuat Stela dan William tertawa, lucu.

Mobil berhenti tepat di depan sebuah cafe kecil di pinggir jalan.

"Nah, kita sudah sampai" William menepikan mobilnya.

Stela keluar dari mobil, "Makasih ka udah mau nganterin, jadi ngerepotin" Stela tidak enak.

William tersenyum ramah, kemudian menggeleng.

"Ngga ngerepotin, kok. Lagian searah juga" ucapnya tanpa melunturkan senyuman.

"Umm yaudah kalau gitu aku masuk dulu ya? Duluan kak, Ly" dibalas anggukan keduanya.

Stela masuk kedalam cafe, meninggalkan William dan July yang belum beranjak dari sana.

"Kak" panggil July.

William menoleh, mengelus lembut rambut yang diikat satu itu.

"Kenapa?"

"Jujur kak, kakak suka kan sama Stela?" Pertanyaan itu sukses membuat William terdiam.

"Bahkan bukan cuma kakak yang suka sama Stela, tapi kak Maxiim dan kak Vernon juga kan kak?"

William menghela nafas, tetap mengelus lembut rambut July. Mendekat kan wajah pada sang adik.

"Ya, kakak suka sama Stela. Dan mereka berdua juga, maka dari itu kita bersaing untuk sekarang. Dan kita juga sepakat, kalau nanti salah satu dari kami berhasil dapetin Stela, kita ngga boleh merebut dari siapapun diantara kami. Dan juga, kalau memang suatu saat Stela ngga milih diantara kami bertiga, kami akan merelakan Stela entah untuk siapapun itu"

July terdiam, "Janji ngga akan ada pertengkaran Antara anggota keluarga?"

"Janji" jawab William mantap.

"Itu pun kalau mereka ataupun kakak sendiri ngga menorehkan luka dihati Stela" lanjut William, sontak membuat July terpaku.

"K-kak?"

"Kalau memang terjadi, peperangan antar keluarga pasti terjadi"

🍼🍼🍼

Note:

Ada yang nunggu book ini?
Rin pikir ga ada yang nunggu jadi ga update, xixixi..

Next ga?

Mafia Widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang