"Bagaimana perkembangan sebelah barat?" Tanya Ayres pada sekretaris nya.
"Sebastian sudah mengontrol pergerakan disana, karena sempat ada masalah kemarin. Kemungkinan besar dia belum bisa kembali ke rumah" jawab sang sekretaris.
Ayres hanya mengangguk, lalu setelah itu dia bangkit dari duduknya. Membuat sang sekretaris ikut berdiri dari duduknya.
"Kau akan kemana bos?"Ia terdiam, lalu menggeleng. "Tetap tahan Sebastian disana, ada yang harus ku urus tanpa dia tau" katanya sambil berlalu, setelah sang sekretaris mengangguk dengan ucapannya.
Pintu ruangan tertutup, sang sekretaris yang tadinya ingin keluar ruangan kembali terdiam saat pintu itu kembali terbuka dan menampakkan sang bos yang berdiri disana.
"Jaden, cari tau lebih dalam tentang gadis sekolah menengah atas; Auristela allisya lesham" ucapnya singkat, kalimat yang pendek namun penuh makna tersembunyi di dalamnya.>>><<<
"Eh Stel, duda yang kemaren gimana menurut kamu?" Tanya Aiyla antusias.
Yang ditanya hanya menggeleng. "Ga gimana-gimana kok, emang harusnya gimana?"
Tanyanya balik."Ck, masa ga tau sih? Dari tatapannya aja udah ketauan kalau dia suka sama kamu" kata Aiyla lagi dengan wajah sumringah.
July hanya diam mendengarkan, jika memang benar duda yang kemarin itu suka dengan Stela. Bagaimana dengan ke-tiga kakaknya? Mereka juga suka dengan Stela. Belum lagi murid private yang agak tengil itu, entah pelet apa yang digunakan Stela sampai semua pria tampan berlomba-lomba mendekatinya.
"Heh, Ly. Kok melamun? Dimakan tuh makan siangnya" kata Stela menyadarkan July yang memang sedari tadi melamun.
"Hah? Oh, iya" kata July, lalu ia memakan makan siangnya.
Stela mengerutkan keningnya, ada yang aneh. "Kamu lagi ada masalah? Kok melamun terus?" Tanya Stela bingung.
"Engga kok, ga ada apa-apa. Ayo makan lagi" kata July sambil tersenyum.
Stela dan Aiyla saling bertatapan, namun setelah itu mereka hanya mengangkat bahu acuh dan kembali memakan makan siangnya.
>>><<<
"Uncle ta temu aunty yuk" kata Xan yang sudah siap dengan bajunya yang rapi.
Bawahan Ayres yang ditugaskan untuk menjaga Xan bingung ingin menjawab apa, sedangkan sang tuan besar tak mengijinkan tuan mudanya untuk keluar rumah.
"Uncle ko ndak jawab ci?~"
Bawahan Ayres itu menggigit pipi dalamnya gemas, mau tak mau ia mengangguk. Lalu ia mengkode yang lain agar, membawa pengawasan ketat dari jauh maupun dekat.
Empat mobil sekaligus keluar dari pekarangan rumah besar itu, dengan mobil yang membawa Xan berada di tengah.
"Dimana kira-kira nona Stela berada?" Tanya pada temannya.Temannya yang sedari tadi sibuk dengan Ipad-nya menoleh, kemudian kembali menatap Ipad-nya.
"Jam segini dia sudah ada di flatnya, ada dua temannya juga disana" katanya tanpa mengalihkan tatapannya.Bawahan Ayres itu mengangguk, kemudian ia terdiam. Mereka kan belum izin dengan tuan besarnya, astaga ini bukan hal baik.
"Kau sudah izin dengan tuan besar?" Tanyanya dengan nada datar namun terkesan panik.Temannya yang ditanya pun ikut panik. "Belum" jawabnya lemas.
"Hais!!" Bawahan Ayres itu menggigit bibir bawahnya, jika ia meminta izin sekarang pasti tidak boleh. Dan sialnya mereka sudah berada dijalan dan hampir sampai, dan Xan pun sudah sangat berharap bertemu dengan nona cantik itu.
"Uncle tenapa?" Tanya Xan bingung saat dua orang dewasa itu terlihat gelisah. Tangannya yang kotor oleh es krim menjulur meminta untuk digendong.
Sang bawahan itu dengan senang hati mengangkatnya dalam pangkuannya, tak peduli dengan baju dan jas nya sekarang. Ia lebih peduli dengan nyawanya.
"Xan, jika nanti tuan besar angry bisa tolong uncle?"
Xan menatap nya bingung, kepalanya dimiringkan, bibirnya maju. Berusaha memahami apa yang dikatakan orang dewasa itu.
"Ddy angly? Tenapa angly?"Bawahan Ayres itu menghela nafas, memposisikan Xan dengan benar di atas pahanya.
"Begini, uncle lupa untuk memberitahu tuan besar kalau kita akan pergi keluar bertemu dengan nona aunty. Dan karena kita sudah dekat, dan juga Xan terlihat sangat ingin bertemu dengan nona aunty kita tak bisa pulang begitu saja. Nanti akan ada yang curiga dari pihak monster jika kita berlama-lama dijalan" katanya menjelaskan panjang lebar yang bahkan tidak dipahami oleh balita itu.Tapi saat mendengar kata monster, balita itu menjadi panik sendiri. Dan lebih memilih mengangguk daripada ditangkap monster.
"Nti San biyang ddy, Ndak boyeh angly"
🍼🍼🍼
Note:
Hmm, kalian ini.. katanya janji mau vote&komen dua-duanya, tapi kok jauh banget?
Update nya kemalaman ga si? Takutnya kalian uda suntuk+ngantuk buat baca wp:(
Ddy ndak angly ko, tenan aja.. San nti beli aegyo - Xan
By. Pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Widower
Teen Fiction⟨⟨END⟩⟩ "Hiks... Hiks..." Seorang anak kecil menangis dibawah pohon besar dekat taman, mengalihkan atensi seorang gadis yang tengah termenung tak jauh dari posisi anak itu. Dengan inisiatif gadis itu menghampiri sang anak, mendekat. "Hei manis~ kena...